Wahida Mohamed Al-Jumaily Bersama Milisi Irak (Foto: Dailymail.co.uk)
Dream - Namanya Wahida Mohamed Al-Jumaily. Dia adalah pemimpin milisi dan salah satu orang yang paling ditakuti oleh ISIS di Irak.
Seorang ibu sekaligus nenek berusia 39 tahun ini telah kehilangan orang yang dicintai dalam pertempuran dengan kelompok teroris pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu.
Dia kehilangan suami ke dua, yang tewas awal tahun ini. Tidak hanya itu, ISIS juga telah membunuh ayah dan tiga saudaranya.
Sebagai balasannya, Wahida yang menjadi pemimpin milisi di Irak ini mengaku telah memenggal musuh-musuhnya, memasak kepala dan membakar tubuh mereka. Mengerikan, memang.
Foto-foto di halaman Facebook-nya menampilkan Wahida berpose sedang menenteng kepala manusia. Ada juga foto dia sedang memasak dua kepala di dalam kuali, serta foto tubuh tanpa kepala, yang tampaknya baru dibakar.
Foto lain memperlihatkan dia membungkuk sambil menangis di atas sosok jenazah yang diduga suami ke duanya yang terbunuh awal tahun ini.
Minggu lalu ia mengaku kepada surat kabar Al Sabah bahwa dia telah membunuh 18 teroris seorang diri. " Kami berjuang seperti keluarga," tambah dia.
Wahida, yang lebih dikenal sebagai Umi Hanadi, mengepalai kelompok milisi beranggotakan 70 personel di Shirqat, sekitar 50 mil selatan Mosul.
Dia telah membantu pasukan pemerintah mengusir ISIS pergi, dan mengatakan dia sekarang berada dalam daftar buruan kelompok teroris itu.
Umi Hanadi mengaku selamat dari enam upaya pembunuhan dan bahkan mendapat ancaman dari pemimpin puncak ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi
Al Sabah melaorkan pekan lalu Umi Hanadi memimpin 50 milisi ke pusat kota Shirqat dan merebut kota itu dari ISIS.
Dalam sebuah video dia terlihat memerintahkan unit pasukannya untuk menyerang ke jantung ISIS tersebut.
Umi Hanadi mengatakan melakukan itu semua sebagai balas dendam atas kematian anggota keluarganya.
" Aku memerangi mereka, memenggal mereka. Aku juga memasak kepala dan membakar tubuh mereka," katanya dalam sebuah wawancara dengan CNN.
Kepada Al Sabah dia mengatakan, anak-menantunya disiksa, dengan tangan dan kaki diamputasi, sebelum dieksekusi, setelah ISIS menguasai Shirqat pada tahun 2014.
Umi Hanadi sangat membenci kelompok teroris itu, yang mengaku bagian dari Al-Qaeda sebelum menyebut diri mereka Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Sejak itu dia mulai bekerja untuk pasukan keamanan Irak dan koalisi pada tahun 2004.
" Aku menerima ancaman dari pimpinan puncak ISIS, termasuk dari Abu Bakar sendiri. Tapi aku tidak gentar. Aku di bagian atas daftar paling dicari mereka, bahkan lebih dari Perdana Menteri (Irak)," katanya.
Dia mengatakan, dua putrinya, yang berusia 22 dan 20, telah berlatih militer dan siap untuk melawan. Tetapi saat ini mereka fokus menjaga anak-anak mereka.
Pemimpin milisi ini mengatakan pendukung ISIS telah menanam bom mobil di luar rumahnya pada tahun 2006, 2009, 2010. Tidak itu saja, mereka melakukan upaya pembunuhan pada 2013 dan 2014.
Umi Hanadi mengaku terluka parah, dan punya bekas luka akibat pecahan peluru yang tersisa di kepala dan kakinya.
" Tapi semua itu tidak menghentikanku dari pertempuran ini," katanya.
Jenderal Jamaa Anad, komandan pasukan darat di Provinsi Salahuddin, mengatakan kepada CNN bahwa militer Irak telah menyuplai Umi Hanadi dengan kendaraan dan senjata.
(Sumber: dailymail.co.uk)
Advertisement
5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!
Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025
Belajar Sejarah Nggak Lagi Boring Bareng Komunitas Jelajah
4 Cara Ampuh Hilangkan Lemak di Perut, Cobain Yuk!
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!
Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025