Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj
Dream - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj, mendorong para tokoh dan warga Nahdliyin untuk mengambil peran dalam urusan agama di negara. Sebab, kata dia, jika peran itu diambil bukan dari NU, maka akan salah.
" Masalah agama, persoalan agama di negara yang pegang harus NU. Tokoh umat, majelis ulama harus NU, kalau enggak NU salah semua nanti," ujar Kiai Said saat pelantikan Pengurus Cabang NU Tegal, dikutip dari Liputan6.com.
Kiai Said kembali menegaskan NU harus berperan di semua jabatan agama. Ini untuk mencegah adanya pemahaman yang salah mengenai ajaran agama.
Dia meyakinkan jabatan agama dipegang NU akan lurus. Ini karena NU mengikuti pandangan Imam Syafi'i, salah satu ulama klasik yang menjadi rujukan ajaran Islam di sebagian besar dunia.
" Kenapa kalau NU itu pasti selamat, benar agamanya? Karena kita taklid (mengikuti) kepada Imam Syafi'i. Ora taklid ning (tidak taklid kepada) Imam Samudra (pelaku terorisme Bom Bali)," kata Kiai Said.
Menurut Kiai Said, Imam Syafi'i merupakan ulama yang begitu penting dalam penyebaran Islam. Pendapat Imam Syafi'i yang terkenal moderat dipegang sebagian besar umat Islam Indonesia.
Selain itu, Said juga menekankan umat Islam harus berkualitas. Hal ini harus menjadi nomor satu.
" Supaya apa? Agar kaliam semua berperan di tengah-tengah masyarakat," kata dia.
Dream - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Saiq Aqil Siraj, menyatakan bahaya laten terorisme masih mengancam Indonesia.
Ini dapat dilihat dari masih adanya kasus teror bom, yang terkini terjadi di Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021.
Kiai Said menegaskan jika semua pihak sepakat untuk menghabiskan terorisme di Indonesia, maka harus menghadapi pintu masuknya. Menurut Kiai Said, pintu masuk yang dimaksud adalah paham Wahabi dan Salafi.
" Ajaran Wahabi itu adalah pintu masuk terorisme," ujar Kiai Said dalam webinar disiarkan TVNU.
Kiai Said menjelaskan Wahabi dan Salafi memang bukan ajaran terorisme namun menjadi pintu masuk untuk paham teror.
Ajaran ini dengan mudah menganggap amalan yang tidak sesuai dengan pahamnya sebagai musyrik, bidah, maupun kafir.
" Itu langsung satu langkah lagi, satu step lagi sudah halal darahnya, boleh dibunuh," kata dia.
Selanjutnya, Kiai Said mengatakan Wahabi dan Salafi merupakan ajaran ekstrem yang bertujuan untuk memurnikan Islam.
Penganut ajaran ini menganggap semua hal yang tidak ada di zaman Rasulullah Muhammad SAW adalah bidah.
" Maunya, ngakunya dalam rangka memurnikan Islam seperti zaman Rasulullah. Semua dianggap bidah, dianggap sesat kalau tidak persis seperti di zaman Rasulullah, walaupun mereka naik mobil sih, bukan naik onta," kata dia.
Sehingga semua amalan yang tidak seperti dilakukan Rasulullah, ucap Kiai Said, dianggap bidah. Sedangkan setiap bidah sesat dan masuk neraka.
" Jadi ajaran seperti ini pintu masuk untuk menjadi terorisme," kata dia.
Langkah lain yang juga perlu dilakukan untuk melawan terorisme, kata Kiai Said, yaitu memperbaiki mata pelajaran agama Islam di institusi pendidikan umum.
Dia menyarankan, materi mengenai akidah syariah yang selama ini mendominasi pembelajaran dikurangi dan ditambah dengan materi akhlak, yang merupakan ajaran dari Allah dari disebarkan Rasulullah.
" Jadi kalau pelajaran agama yang disampaikan di fakultas bukan agama terulang-ulang soal surga neraka, kafir-dlalal, wah, radikal semua nanti itu," kata dia.