Dream - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk menghentikan peredaran materi video anak yang salah mengucap ikan tongkol.
Kejadian salah ucap anak itu terjadi saat ditanya Presiden Joko Widodo di acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2017 di Jakarta International Expo (JI-Expo), Kemayoran, Jakarta, Kamis, 26 Januari 2017.
Menurut Ketua KPAI Asrorun Ni'am peredaran video anak salah ucap di media sosial itu dapat dikategorikan perundungan (bullying) terhadap anak. Sehingga, sang anak dapat tertekan secara mentalnya.
" Belum lagi akan jadi bahan olok-olok temannya. Ini harus dicegah," kata Asrorun, dalam keterangan tertulisnya.
Untuk itu dia berharap kepedulian masyarakat untuk tidak ikut membagikan video tersebut. Dia berharap masyarakat cerdas dan memiliki sensitivitas terhadap perlindungan anak.
" Bayangkan kalau itu adalah anak kita," ucap dia.
Kesalahan yang diucapkan bocah itu, kata dia, merupakan bentuk spontanitas dan keluguan dari bocah itu.
Untuk itu, dia meminta kepolisian untuk mengusut orang pertama yang mengedarkan video itu.
" Saya secara khusus juga sudah berkomunikasi dengan Dirtipideksus Mabes Polri. Saya yakin polisi punya kemampuan dan komitmen untuk pemastian perlindungan anak," ujar dia.
(sah)
Advertisement
Kemenkeu Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan
5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!
Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025
Belajar Sejarah Nggak Lagi Boring Bareng Komunitas Jelajah
4 Cara Ampuh Hilangkan Lemak di Perut, Cobain Yuk!
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Kemenkeu Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan
5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!
Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025