Pengemis di Yasmin Bogor, Juragan Angkot, Rumah Mewah, Istri 3

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 20 Maret 2019 11:14
Pengemis di Yasmin Bogor, Juragan Angkot, Rumah Mewah, Istri 3
Sempat ditangkap, namun dilepaskan.

Dream - Pengemis yang kerap mangkal di simpang Yasmin, depan Lotte Mart, Kota Bogor, Jawa Barat, menjadi buah bibir warganet.

Dilaporkan Pojoksatu.id, pengemis berusia 60 tahun itu diduga bukan orang tak mampu. Dia diduga punya mobil, punya usaha rumah kontrakan, angkotan perkotaan (angkot), dan rumah mewah.

" Dia orang Jasinga, juragan angkot dan punya istri 3. Tapi, nggak tahu alamat lengkapnya," kata warganet.

Setelah ditelusuri, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Bogor, Azrin Syamsudin, membenarkan kabar tersebut.

Azrin menyebut pengemis kaya itu berasal dari Cibungbulang, Kabupaten Bogor dan sempat terjaring razia satpol PP, namun akhirnya dilepas.

" Dia juragan angkot, rumah mewah, punya istri 3. Harusnya dikenai kurungan 6 bulan dan denda Rp50 juta sesuai Perda 8 Tahun 2011. Besok saya tanya Satpol PP," ujar Azrin.

 

1 dari 5 halaman

Alasan Dilepas

Kasatpol PP Kota Bogor, Herry Karnadi mengatakan pengemis itu dilepaskan, karena razia yang digelar berfokus pada penertiban alat peraga kampanye di Jalan Raya KH Abdullah bin Nuh, Senin, 18 Maret 2019.

" Itu kemarin saat anggota melakukan penertiban APK bertemu dengan orang itu. Tapi, kemarin hanya diusir saja karena posisi anggota sedang penertiban bersama Bawaslu," ujar Herry.

(ism, Sumber: Pojoksatu.id)

2 dari 5 halaman

Fakta Mengejutkan Pengemis Kaya di Sarinah

Dream -  Fakta mengejutkan tentang Muhammad Irfan, pemuda yang terjaring razia saat mengemis di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), Jalan MH Thamrin, depan Sarinah, terkuak.

Setelah diketahui memiliki dua telepon pintar dan uang tunai Rp1.050.000 saat diamankan, pemuda 28 tahun ini masih punya kekayaan lain. Harta benda itu ditempatkan di kampung halamannya, di Sukabumi, Jawa Barat.

“ Punya ternak kambing lima ekor di Sukabumi. Hp ada dua, iPhone 5S sama Samsung Galaxy Note3,” ujar Irfan di Panti Sosial Kedoya, Jakarta, Rabu 23 November 2016.

Tidak hanya itu, dia ternyata juga memiliki sebuah jam tangan mewah seharga Rp1 jutaan. Irfan membeli jam tangan itu dengan cara mencicil.

" Jam tangan Alexander Christie seharga satu juta, saya cicil Rp50 ribu sehari," ucap dia.

Lebih mengejutkan, pria yang hanya lulusan Sekolah Dasar itu mengaku memiliki harta sebesar Rp10 juta dan rekening dengan saldo Rp2 jutaan. Harta itu dia miliki dari hasil mengemis sejak 2010.

" Punya ATM BCA, bisa dioperasikan e-banking saldonya Rp 2.931.000. Punya harta sepuluh juta, itu sama peternakan kambing," ucap Irfan.

3 dari 5 halaman

Mengemis di Banyak Tempat

Sebelumnya, saat tertangkap, petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial Suku Dinas Sosial Kota Administrasi Jakarta Pusat menemukan dua handphone pintar dan uang jutaan rupiah.

“ Kami mendapati Irfan membawa uang tunai yang berjumlah Rp1.050.000 serta Smartphone Samsung Note3 dan iPhone 5S,” kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Susana Budi Susilowati, sebagaimana dikutip Dream dari dinsos.jakarta.go.id, Selasa 22 November 2016.

Susana mengaku mendapat laporan warga melalui aplikasi Qlue. Dari laporan itulah petugas Dinsos DKI Jakarta Pusat melakukan razia dan menangkap Irfan.

“ Pengakuannya, dia sering berpindah lokasi untuk mengemis,” ujar Susan. Selain di Jalan MH Thamrin, Irfan juga mengaku mengemis di Citraland dan Pasar Kebayoran Lama.

4 dari 5 halaman

Kabur dan Curi Uang Nenek

Menurut Susan, Irfan pertama kali berkelana sebagai pengemis di JPO Trisakti. Pemuda ini tinggal di rumah kontrakan bertarif Rp200 ribu perbulan di Pesing, Cengkareng.

“ Setelah itu, dia berpindah-pindah tempat terus,” kata Susan.

Kepada petugas, Irfan mengaku berasal dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Dia tinggal di Jakarta sejak 2010.

“ Dia dulu kabur dari rumah dengan mengambil uang neneknya Rp500 ribu, lalu ke Jakarta dari Terminal Cibadak turun di Citraland Grogol,” ucap Susan.

5 dari 5 halaman

Pulang Kampung Bawa Rp3 Juta

Dalam sehari, kata Susan, Irfan kerap mengumpulkan uang mencapai Rp200 ribu. Saat pulang kampung, pengemis tersebut sanggup membawa uang Rp3 juta.

“ Akhir Desember 2013 sampai sekarang tinggal di Radio Dalam, Kebayoran Lama dengan pekerjaan sebagai pengemis, namun sekarang sudah kami jangkau dan akan kami bisa di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat,” tutur Susan.

Beri Komentar