Ilustrasi Bendera Palestina (Foto: Shutterstock)
Dream - Palestina mengukir sejarah baru saat berhasil mempertemukan belasan faksi yang selama sembilan tahun terlihat dalam perselisihan dan perpecahan. Pertemuan yang dihadiri para sekertaris jenderal faksi-faksi Palestina diharapkan akan menjadi rekonsiliasi paling bersejarah.
Pertemuan tersebut berlangsung di Beirut, setelah 12 faksi di Palestina terakhir kali bertemu di Kairo, Mesir sembilan tahun yang lalu.
Pertemuan yang diadakan pekan lalu itu dipimpin secara virtual oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas dari Ramalah dan melibatkan 12 faksi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), selain Hamas dan Jihad Islam.
Pertemuan tersebut terlihat dipenuhi senyuman, persahabatan dan persaudaraan. Terlihat optimisme rekonsiliasi dari pertemuan tersebut, bahkan dari rival politik yang berlawanan, Fatah dan Hamas.
" Pertemuan tersebut merupakan peristiwa bersejarah, dan langkah penting untuk mencapai persatuan politik dan perjuangan Palestina, perwujudan kemitraan politik dan kesepakatan tentang mekanisme kerja yang jelas dan jadwal untuk mengakhiri perpecahan, yang telah melemahkan posisi Palestina dalam menghadapi tantangan," jelas Sekertaris Jendral Komiter Eksekutif PLO Saeb Erekat, dikutip dari Arab News, Jumat 11 September 2020.
Sementara itu, Kepala Hubungan Nasional Hamas dan anggota Biro Politik Organisasi Husam Badran mengatakan, pertemuan itu merupakan langkah penting untuk menyatukan pihak yang berseteru.
" Ini menjadi peristiwa penting dan lama telah ditunggu oleh Hamas dan Fatah tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang serta bahaya apa yang akan dihadapi sebagai tujuan nasional kita," ujarnya.
" Kami percaya persatuan sebagai rakyat Palestina dengan semua komponennya memberi kami lebih banyak kekuatan, dan kami berbicara tentang Organisasi Pembebasan Palestina dalam konteks ini, yang kami yakini sebagai rumah inklusif bagi semua rakyat Palestina."
Husam mengatakan, untuk mencapai tujuan nasional tersebut diperlukan bantuan dari komponen faksional, lembaga masyrakat sipil dan tokoh nasional yang seimbang.
Keikutsertaan Abbas dalam pertemuan tersebut, atas rekomendasi komite untuk memenuhi mandat utama dan sebagai bentuk konfirmasi yang jelas dari kepentingan kepemimpinan Palestina dalam mencapai keberhasilan misi persatuan.
Delegasi menetapkan jadwal lima pekan bagi panitia untuk menyelesaikan rekomendasi dan mempresentasikannya pada pertemuan berikutnya. Pertemuan selanjutnya akan dihadiri oleh sekretaris fraksi, anggota pengurus dan pengurus pusat PLO, serta tokoh politik dan agama.
Komite tersebut membahas tiga masalah utama perlawanan rakyat yang damai, proyek nasional dan politik, serta kemitraan politik dan pembangunan kembali PLO.
(Sah, Sumber: Arabnews)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib