Foto: Thevocket
Dream - Sebuah pistol yang terlihat seperti besi tua laku terjual dengan harga fantastis. Bukan kondisi fisik yang membuat pistol ini rela dibeli mahal. Cerita kelam di balik pistol ini telah menjadi perbincangan masyarakat dunia selama ratusan tahun.
Pistol berjenis Revolver itu diketahui pernah digunakan Vincent van Gogh. Cerita kelam di dalamnya adalah maestro pelukis itu mengakhiri hidupnya menggunakan pistol tersebut.
Revolver yang diyakini digunakan sang maestro lukis untuk menembak dadanya di tahun 1890 laku seharga 162.500 euro atau Rp 2,6 miliar (1 euro = Rp 16.052).
Pihak rumah lelang AuctionArt di Paris, Perancis menyebut pistol berjenis 7mm Lefaucheux itu sebagai " senjata paling terkenal dalam sejarah seni," demikian laporan CNN.
Pistol itu sendiri ditemukan di dekat tubuh sang pelukis, kalibernya juga sama dengan peluru di jasad si pelukis.
" Ini ditemukan di mana Van Gogh menembaknya; kalibernya sama dengan peluru yang ditemukan di tubuh sang seniman sebagaimana yang digambarkan oleh dokter saat itu, studi-studi sains menunjukan bahwa pistol tersebut tetap berada di permukaan tanah sejak 1890-an," jelas AuctionArt.
Pistol itu sebetulnya diprediksi hanya laku 60 ribu euro (Rp 963 juta). Sebelumnya, pistol ini sempat dipamerkan di Van Gogh Museum di Amsterdam, Belanda, dengan tema " On the Verge of Insanity: Van Gogh and His Illness."
Vincent van Gogh adalah pelukis asal Belanda yang melukis The Starry Night yang legendaris. Kisah keberhasilan van Gogh tak terlepas dari penyakit mental yang ia derita.
Situs Van Gogh Museum menceritakan sang pelukis memotong salah satu telinganya pada Desember 1888. Kondisi mentalnya mulai bermasalah akibat perseteruan dengan Paul Gauguin, pelukis yang juga sahabat dekat van Gogh.
Sang maestro sempat dengan sukarela masuk ke rumah sakit jiwa selama setahun karena khawatir dengan kondisinya sendiri. Awalnya kesehatannya membaik dan berhasil keluar dari rumah sakit.
Kondisi kesehatan Vincent van Gogh cukup membingungkan. Van Gogh Gallery menyebut ratusan dokter dan psikiater mencoba mengetahui apa sebetulnya penyakit orang ini. Ada yang menyebutnya punya penyakit bipolar, keracunan, hingga epilepsi.
Melukis menjadi salah satu kegiatan yang menemani Vincent van Gogh sampai akhir hayat. ia terus sakit-sakitan hingga akhirnya bunuh diri pada 29 Juli 1890.
Dream – Penyanyi Thailand, Haruthai Muangbunsri, membuat pengakuan mengejutkan. Dia mengklaim membeli lukisan Vincent van Gogh dengan harga 1.000 baht, atau sekitar Rp433 tibu.
Dikutip dari Coconuts, Sabtu 2 Juni 2018, Haruthai telah meminta Museum Van Gogh untuk memverifikasi lukisan “ murah” yang telah enam tahun tergantung pada dinding rumahnya itu. Dia benar-benar yakin lukisan itu karta maestro lukis dunia tersebut.
“ Saya yakin satu juta persen ,” kata dia dalam wawancara televise. Lukisan ini dia beli bersama barang-barang antik lainnya. Kala itu, seluruh barang itu dia beli dengan harga 10.000 bath atau Rp4 juta. Harga itu termasuk lukisan ini.
Lulusan Seni Rupa tersebut hanya mengidentifikasi lukisan impresionisme ketika membeli sebuah lukisan dari toko kesenian lokal yang menjual barang antik diimpor asal Eropa.
“ Saya tahu itu adalah lukisan impresionsme, tapi tidak biasa. Sebab, pelukis kita saat ini terinspirasi oleh Van Gogh,” kata dia.
Haruthai baru yakin bahwa lukisan itu merupakan buah karya Van Gogh setelah mengundang Piyasang Chantarawongpaisan, asisten professor sejarah seni dari Chulalongkorn University, untuk memeriksa koleksinya. Termasuk, lukisan tanpa nama yang tergantung di rumah Haruthai.
Ketika melihat lukisan itu, Piyasang memberi tahu Haruthai bahwa tak ada orang yang bisa melukis dengan aliran impresionisme seperti Van Gogh. Tapi, penyanyi ini harus memastikan keasliannya.
Tiga tahun kemudian, wanita ini bekerja dengan periset dari Synchotrin Light Research Institute dan Thailand Institute of Nuclear Technology untuk meneliti lukisan ini. Ternyata, lukisan ini benar-benar dilukis pada 1888—setahun sebelum Van Gogh melukis karyanya yang terkenal, The Starry Night.
Cat merah yang digunakan untuk lukisan ini berasal dari daerah Arles, Prancis, lokasi tempat Van Gogh melukis. Peneliti dari Synchotron, Sasiphan Khaweerat, mengatakan cat merah bata berasal dari akar tanaman Rubia tinctorum yang hanya ditemukan di Arles, Prancis.
Lantas apa yang akan dilakukan Haruthai jika lukisannya asli dibuat oleh maestro pelukis dunia? Haruthai merasa tak sanggup untuk merawat lukisan ini. Dia akan memberikannya kepada kolektor yang lebih layak setelah lukisannya disertifikasi.
Advertisement
Berkemah Makin Seru Bareng Komunitas Camper Van Indonesia
Bunga Bangkai di Kebun Raya Ini Dicuri, Polisi Langsung Turun Tangan
Kisah Sukses Penyintas Kanker Bangun Kedai Burger, Cuma Jual 30 Porsi tapi Selalu Laris
Donald Trump Tebar Pujian Lagi ke Presiden Prabowo Subianto: 'Sosok Luar Biasa dari Indonesia'
Intip Gaji Pramugari di Indonesia, Penasaran?
Tolak Utang Kereta Cepat Whoosh Rp116 T Dibayar APBN, Menkeu Purbaya Sentil Pemasukan Danantara
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Momen Pilu Kakek Pengumpul Rongsokan Pingsan Usai Uang Rp70 Juta Habis Dilalap Api
Saatnya Barudak Bandung Jadi Shine & Unstoppable di Yamaha Youth Community Got Talent 2025
Bunga Bangkai di Kebun Raya Ini Dicuri, Polisi Langsung Turun Tangan
Punya Budget Cuma Sejuta? Ini 5 Hal yang Perlu Kamu Cek Sebelum Beli Ponsel