Kondisi Danau Maninjau (Merdeka.com)
Dream - Ikan-ikan yang hidup di Danau Maninjau di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dilaporkan mati secara misterius. Ikan-ikan tersebut ditemukan mengapung di permukaan air.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Rosva Deswira, membenarkan peristiwa tersebut. Menurut dia, sebagian besar ikan dipelihara di keramba milik petani.
" Untuk pemilik KJA (Keramba Jaring Apung yang ikan mati di Danau Maninjau itu ada 48 orang," ujar Rosva.
Rosva mengatakan belum diketahui secara pasti penyebab kematian ikan-ikan tersebut. Dugaan sementara akibat penurunan suhu air danau secara ekstrem dipicu upwelling.
" Pemicu kematian ikan-ikan itu diperkirakan karena cuaca ekstrem yang melanda daerah tersebut selama satu pekan belakang," ucap dia.
Dalam beberapa hari terakhir, Kabupaten Agam dilanda hujan deras disertai angin kencang. Kondisi itu mengakibatkan air dari bagian bawah danau naik membawa zat yang membahayakan ikan.
" Dari kondisi itu berakibat ikan yang ada di dalam KJA itu pusing, dan beberapa jam setelah itu mati," kata dia.
Lebih lanjut, Rosva mengungkapkan kondisi ini sudah beberapa kali terjadi di Danau Maninjau. Dugaan penyebab kematian masih sama, yaitu zat beracun di dasar danau yang naik ke permukaan, dikutip dari Merdeka.com.
Dream - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar, Bali, menyatakan, uji laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Kelas I Denpasar mengenai penyebab kematian kawanan burung pipit yang beberapa waktu lalu berjatuhan tidak menemukan potensi penyakit infeksius.
" Artinya, kematian itu tidak disebabkan mikroorganisme seperti virus, bakteri, dan jamur," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar, Made Santiarka.
Santiarka menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab kematian kawanan burung pipit tersebut. Seperti fenomena alam mengingat hujan turun lebat atau burung kekurangan oksigen.
" Bisa karena habis memakan makanan yang beracun, itu perkiraannya," kata dia.
Dia kemudian menerangkan faktor hujan yang lebat bisa mengurangi pasokan oksigen. Santiarka mengistilahkan dengan orang tenggelam yang kesulitan bernapas akibat terlalu banyak air.
" Karena hujan lebat, dia kan terguyur air banyak sekali. Hasilnya ya mengarah ke tidak infeksiun, itu saja hasilnya," terang Santiarka.
Uji laboratorium juga memeriksa potensi burung mengidap penyakit semacam flu burung (Avian influenza). Tetapi hasil yang didapat adalah negatif.
Meski demikian, kesimpulan ini masih bersifat sementara. Tim masih memperdalam pengujian untuk memastikan penyebab kematian burung-burung itu.
" Kalau diteliti lebih lanjut, kalau disebabkan karena makanan beracun, terus di mana dia waktu hidup mencari makan, kita kan tidak tahu. Sulit, buntu jadinya," kata dia.
Namun begitu, Santiarka menekankan untuk saat ini fenomena alam menjadi sebab yang paling kuat. " Kematiannya ini pas berbarengan dengan hujan lebat," kata dia, dikutip dari Merdeka.com.
Dream - Fenomena kawanan burung pipit berjatuhan dan mati kembali terjadi. Kali ini berlangsung di Balai Kota Cirebon, Jawa Barat.
Burung-burung tersebut sebagian besar ditemukan dalam keadaan mati di dekat pohon. Hanya sedikit burung yang mampu bertahan namun dalam kondisi basah.
Petugas Balai Kota Cirebon, Prasijo Raharjo Utomo, menyatakan kejadian ini berlangsung tadi pagi. Tepatnya setelah hujan deras.
" Pohon ini memang tempat titik kumpulnya burung, biasanya banyak di sini," ujar Prasijo.
Dia mengaku tidak mengetahui penyebab kejadian tersebut. Diduga burung jatuh akibat hujan deras.
" Mungkin tiba-tiba hujan, jadi burungnya kebasahan dan pada jatuh," kata Prasijo.
Menurut dia, peristiwa ini baru pertama kali terjadi di Balai Kota Cirebon. Memang, kata dia, pepohonan di Balai Kota menjadi tempat berkumpul burung-burung.
Pagi ini, hujan mengguyur Cirebon. Hujan deras turun di pagi hari, kemudian gerimis hingga menjelang siang.
Peristiwa semacam ini sebelumnya terjadi di Kabupaten Gianyar, Bali. Kawanan burung berjatuhan akibat hujan deras disertai angin, dikutip dari radarcirebon.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR