Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 Dengan Warna Baru (Twitter/@alvinlie21)
Dream - Istana Negara sedang menjalankan perawatan rutin terhadap Pesawat Kepresidenan Indonesia-1. Dalam tahap peremajaan kali ini, pesawat yang bisa mengantar presiden dan rombongan dalam lawatan kerja itu akan memiliki tampilan baru.
Sebelumnya, Pesawat Indonesia-1 dicat dengan warna biru muda menyerupai langit. Kini, pesawat itu berganti warna menjadi Merah Putih.
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, mengatakan pesawat tersebut memang telah diusulkan untuk pengecatan ulang dan masuk dalam agenda perawatan pesawat.
" Benar, Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau Pesawat BBJ 2 telah dilakukan pengecatan ulang," ujar Heru.
Menurut Heru, pengecatan tersebut sudah direncanakan sejak 2019 sekaligus menyambut perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-75 pada 2020 lalu. Pengecatan dilakukan satu paket bersama dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ.
" Namun, pada tahun 2019, pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin sehingga yang dilaksankanan pengecatan terlebih dahulu untuk Heli Super Puma dan pesawat RJ," kata dia.
Heru menerangkan jadwal perawatan rutin pesawat memiliki interval yang sudah ditetapkan oleh produsen. Jadwal harus dipatuhi dan perawatan dilaksanakan secara tepat waktu.
" Perawatan rutin Pesawat BBJ 2 jatuh pada tahun 2021 merupakan perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik, maka tahun ini dilaksanakan perawatan sekaligus pengecatan yang bernuansa Merah Putih sebagaimana telah direncanakan sebelumnya," kata dia.
Selanjutnya, Heru membantah jika perawatan tersebut disebut sebagai pemborosan anggaran negara. Dia menekankan perawatan sudah direncanakan sejak 2019.
" Perlu kami jelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN," kata dia.
Dia juga menyatakan untuk penanganan Covid-19, Kementerian Sekretariat Negara telah menjalankan refocusing pada APBN 2020 dan 2021. Sehingga, anggaran pengecatan sudah sesuai dengan penetapan oleh Menteri Keuangan.
" Proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri, sehingga secara tidak langsung mendukung industri penerbangan dalam negeri yang terdampak pandemi," kata dia, dikutip dari Merdeka.com.