Tumpukan Batu Di Sungai Cibojong (Foto: Sukabumi Update)
Dream - Puluhan tumpukan batu tersusun rapi di aliran Sungai Cibojong, Kampung Cibojong RT 1 RW 1, Desa Jayabaktu, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Warga sekitar percaya kemunculan tumpukan batu itu ulah mahluk mistis.
Tetapi, kabar itu dibantah Sekretaris Desa Jayabakti, Agus Muzamil. Saat dikonfirmasi Sukabumi Update, kemunculan batu itu karena ada warga yang sengaja membuatnya.
" Memang ada warga yang sengaja bikin, ngga ujug-ujug muncul," kata Agus, Kamis, 1 Februari 2018.
Agus sudah memeriksa ke lokasi titik tumpukan batu. Bersama perwakilan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) terdapat 90 tumpukan batu.
Agus memastikan, susunan batu itu untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan sungai.
" Supaya sungai terbebas dari sampah," kata Agus.
Tetapi, Jumat, 2 Februari 2018, Camat Cidahu Ading Ismail, resah melihat keberadaan susunan batu itu karena alasan mendorong kemusyrikan dan mencegah korban terseret arus sungai yang deras.
" Terpaksa saya bongkar karena jangan sampai jadi fitnah, hal itu sudah viral di medsos dan termasuk pimpinan sudah mengetahui bahwa perbuatan seperti ini akan berdampak," ucap Ading.
Sejak kemunculan susunan batu itu , masyarakat mulai mengedarkan kabar peristiwa munculnya susunan batu itu terkait fenomena langka semisal, gerhana bulan total, akhir Januari 2018.
...
Dream - Teknik susun batu itu dikenal dengan nama rock balancing. Di Indonesia, terdapat komunitas Rock Balancing Indonesia yang kerap membagi kegiatan para seniman penyusun batu.
Di akun Facebook mereka, Rock Balancing Indonesia, peristiwa di Sungai Cibojong menarik reaksi mereka.
Di dinding grup, komunitas ini menulis, " Setelah tahu itu sebuah karya seni apakah mereka akan merasa bersalah menghancurkannya? Saya rasa tidak akan. Gengsi, arogansi, ambisi mereka tidak akan mampu mereka kalahkan."
Seni menyeimbangkan batu, kata mereka, mengajarkan kesadaran bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan dan hidup diantara berbagai elemen alam.
" Para Balancer yang ada di Indonesia selama ini mengajak semua orang dekat dan kembali menjaga alamnya. Para Balancer pun mempunyai etika ketika berkarya seni di setiap wilayah. Selain tidak merusak alam, tidak membahayakan dan tidak merusak estetika yang sudah ada," tulis mereka. (ism)
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov