Penampakan Polusi Udara Di Langit Jakarta Utara, Senin (29/7/2019). Buruknya Kualitas Udara Ibu Kota Disebabkan Jumlah Kendaraan, Industri, Debu Jalanan, Rumah Tangga, Pembakaran Sampah, Pembangunan Konstruksi Bangunan, Dan Pelabuhan Tanjung Priok. (Liput
Dream - Kualitas udara yang buruk di Jakarta dan sekitarnya menjadi perhatian masyarakat selama beberapa pekan terakhir.
Menurut data Air Visual, kualitas udara Jakarta bisa mencapai 200 meskipun di akhir pekan.
Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Agus Dwi Susanto mengatakan, angka tersebut tidak bisa menjadi acuan karena indeks kualitas udara karena terus berubah.
" Kualitas udara terus berubah setiap hari dan hampir seluruh kota besar di Indonesia juga akan mengalami kondisi seperti ini. Bahkan di seluruh dunia," kata Agus, di Aston at Kuningan Suites, Jakarta Selatan, Senin, 5 Agustus 2019.
Sebuah penelitian juga menyatakan 92 persen orang di dunia menghirup udara buruk setiap harinya.
(Foto: Dream.co.id)
Meski terbilang wajar, memburuknya kualitas udara di Jakarta dapat menjadi perhatian karena polusi menjadi penyebab utama kelima dari penyakit mematikan.
" Dari data WHO tahun 2015, lima hal yang menjadi penyebab utama penyakit mematikan adalah kolesterol, gula darah, hipertensi, rokok dan polusi udara, khususnya adalah Particle Meter (PM)," ujar dia.
Meski begitu, polusi juga berdampak pada kesehatan. Polusi di dalam ruangan, kata dia, bisa menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), faringitis, batuk, sesak nafas, bersin dan lain-lain.
" Sedangkak efek jangka panjangnya adalah penyakit paru-paru, asma, jantunh, steoke dan kanker, terutama kanker paru-paru," ucap dia.
Gas dari polusi, kata dia, bukan penyebab penyakit kronis tersebut, melainkan PM2,5 yang mengandung bahan karsinogen dan bersifat oksidatif. Bahan ini menimbulkan peradangan sistemik pada pembuluh darah.
" Untuk polusi di dalam ruangan, sebaiknya jangan melakukan hal yang menambah polusi seperti merokok, jangan membuka ventilasi terlalu lebar, menjaga kebersihan, memakai air purifier dan pakai masker," ujar dia.
Agus mengatakan, membuka ventilasi terlalu lebar dapat menyebabkan udara di dalam ruangan tercemar dengan udara luar. Dia menyarankan, setiap ruangan gunakan air purifier atau aloe vera sebagai pembersih udara alami.
Sedangkan untuk menghindari pengaruh buruk polusi di luar ruangan, Agus menyarankan, masyarakat agar memantau kualitas udara di sekitar, meminimalisir kegiatan di luar ruangan ketika udara kurang sehat, jangan menambah polusi dengan menggunakan kendaraan pribadi, atau membakar sampah, memakai masker, dan menjaga kesehatan tubuh.
" Kalau di dalam ruangan, pakai simple mask yang biasa digunakan sehari-hari. Kalau di luar ruangan pakai masker yang mampu memfiltrasi polutan minimal 95 persen. Dan jangan lupa makan makanan yang bersifat antioksidan," ujar dia.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`