Hollywood (http://www.digitaltrends.com/)
Dream - Menjadi muslim di Amerika Serikat tidaklah mudah. Selain minoritas, pandangan miring masyarakat Barat menjadi tekanan bagi kaum muslim.
Menurut Pew Research Center, sebuah lembaga survei di AS, jumlah muslim di Negeri Paman Sam dua tahun silam berjumlah 2,6 juta jiwa. Atau tak lebih dari satu persen dari total penduduk.
Namun para muslim itu bukan berarti tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tetap bisa berkreasi. Menelurkan karya-karyanya tanpa mengorbankan keyakinan sebagai seorang muslim.
Pada bagian pertama telah ditulis lima muslim yang turut andil dalam sukses Hollywood. Berikut lima muslim lain yang juga turut berkecimpung di bisnis hiburan AS itu.
Baca juga: 10 Muslim di Balik Sukses Hollywood (I)
Sayed Badreya
Mungkin dia adalah artis muslim di Hollywood yang paling kondang. Pria berusia 57 tahun itu pernah tampil di sejumlah film terkenal.
Dia merupakan muslim pertama yang memerankan karakter muslim. Peran itu mulai dijalani pada tahun 1980-an. Sebelumnya karakter muslim banyak diambil oleh orang-orang Yunani.
Badreya yang tumbuh dalam kemiskinan di Mesir ini menjadi artis setelah pergi dari negaranya saat terjadi krisis politik antara 1960-an. Setelah pindah ke AS, dia belajar di sekolah film di Universitas New York dan akhirnya mengambil peran di Hollywood.
Pada tahun 1990-an, Badreya terlibat sebagai pemeran dalam film " The Insider," " Three Kings," " Independence Day," dan " Stargate" . Baru-baru ini dia juga tampil dlam film " Iron Man" dan " You Don't Mess with the Zohan."
Badreya punya mimpi menunjukkan kehidupan Arab yang sebenarnya. Dan untuk itu, dia telah menjadi figur utama peran-peran Arab. Dan itu telah dia lakoni selama tiga dekade di Hollywood.
Irfan Khan
Bersama muslim lainnya, Irfan Khan membuat gebrakan di Hollywood. Dia membawa film-film dari luar dan mendobrak mainstream Hollywood. Pria kelahiran India ini telah lama berakting pada film-film Bollywood di negaranya.
Khan kemudian membawa kekuatan film India ke Hollywood. Film-film terkenalnya antara lain " A Mighty Heart," " Slumdog Millionaire," dan " The Darjeeling Express." Namanya terkenal saat berperan sebagai polisi dalam film " Slumdog" .
The Comedians of Allah Made Me Funny
Grup komedian ini memiliki tiga anggota. Mereka adalah Moss, Azhar Usman, dan Mo Amer. Mereka sudah bertahun-tahun berkeliling AS.
Debut mereka di Hollywood pada 2008. Mereka berdakwah melalui lelucon-lelucon segar dalam setiap penampilan.
Tak hanya sebagai komedian, ketiganya juga berperan sebagai penulis skenario, dan produser.
Grup ini mungkin menjadi kelompok yang paling vokal dalam mempromosikan Islam dan melunturkan pandangan negatif dunia Barat pada kaum muslim melalui lawakan mereka.
Aasif Mandvi
Di atas panggung maupun layar kaca, Mandvi selalu menonjolkan asal dan identitasnya sebagai seorang muslim. Komedian kelahiran Mumbai, India, ini menggunakan keyakinannya sebagai bahan bakar humor-humornya.
Mandvi yang beremigrasi dari India ke Inggris ini pertama tampil di layar kaca pada 1998. Saat itu dia tampil sendirian dalam acara komedi berjudul " Sakina's Restaurant" , tayangan komedi yang dibuat dari pengalaman keluarganya.
Setelah peristiwa pengeboman WTC di Amerika Serikat, Mandvi mulai mencoba humor-humor politik. Meski demikian dia tetap bermain untuk beberapa film dan tampil di layar kaca. Pria ini ikut bermain di film " Spider Man 2" dan " Freedomland" .
Trio Axis of Evil
Grup lawak ini mulai dikenal pada 2007. Anggotanya adalah Maz Jobrani, Ahmed Ahmed, dan Aron Kader. Meski dikenal tahun 2007, grup ini telah memulai tur dua tahun sebelumnya.
Trio ini mengocok perut pemirsanya dengan gaya khas Timur Tengah. Identitas muslim terus mereka pertahankan dalam setiap lawakan.
Para komedian ini juga berperan dalam sejumlah film Hollywood. Ahmed yang merupakan artis kelahiran Mesir pernah bermain dalam film " Executive Decision," " JAG" , serta dalam komedi pada stasiun televisi PBS: " STAND UP: Muslim Comics Come of Age" .
Jobrani yang lahir di Iran bermain untuk film " The Interpreter" dan " Friday After Next" . Kader yang besar di Washington bermain dalam film " Dragonfly" .
Jobrani pernah menolak peran sebagai teroris dalam film " 24" . Dia menilai peran itu tidak bagus bagi dirinya dan Amerika Serikat. Menurut dia, sebagai minoritas muslim perlu rehabilitasi nama baik.
Dalam artikel yang dimuat laman Newsweek dan Washington Post, Jobrani menulis melalui komedi mereka memelihara keyakinan dengan menyebarkan tawa. Karakter mereka juga dipilih secara serius. Tidak serampangan.
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi