Etty BA
Dream – Memakai hijab memang bukan hal yang mudah. Begitu pula yang dialami oleh Etty BA. Peserta Dream Girls 2015 asal Jakarta ini semula sangat sulit untuk memakai hijab, hingga memaksakan diri dengan komitmen: " Jika tidak dipaksakan, maka tidak akan pernah siap" .
Setelah itu, dia sadar tentang doa untuk ayahnya, " Apakah doaku akan diterima oleh Allah sedangkan aku tidak berhijab?" . Pertanyaan itu terus bergulir sampai hatinya mantap dan merasa nyaman menggunakan hijab.
Berikut kisah inspiratif dari Etty BA. Jika suka dengan kisah ini, berikan vote kalian untuk Etty BA DI SINI.
Aku ingin sedikit bercerita bagaimana pengalamanku dan apa yang membuatku mengenakan hijab. Aku belum lama mengenakan hijab, tepatnya sekitar 3 bulan yang lalu, yaitu pada awal bulan Juli 2015. Keputusan yang ku ambil bukanlah keputusan yang mudah. Butuh pertimbangan yang matang dan cukup lama. namun jika tidak ku paksakan maka aku tidak akan pernah siap untuk mengenakannya.
Niatku mengenakan hijab sebenarnya sudah cukup lama, bahkan ketika aku lulus SMA pada tahun 2011 aku sudah memiliki niat untuk mengenakan hijab. Namun selalu kutanggalkan niat itu dan ku cari-cari alasan untuk mengulurnya lebih lama lagi.
Yang kupikirkan ketika mengenakan hijab rasanya mukaku tak pantas, aku terlihat lebih buruk, rambutku tidak akan terlihat lagi, aku tidak dapat lagi mengenakan pakaian lamaku atau aku harus selalu mengenakan baju yang tertutup, dan yang paling ku pikirkan adalah bagaimana nanti kalau diomongin orang.
Alasan-alasan itulah yang membuatku selalu belum siap. Seringkali kubilang, “ nanti aja ah pakai hijabnya pas udah kerja atau udah nikah.” Namun siapa yang dapat menjamin umurku sampai saat itu tiba?
Lambat laun ketika kuliah aku mulai mencoba mengenakan hijab di depan kaca di kamarku, lalu aku suka ber-selfie dan mempostingnya di jejaring sosial instagram. Wala! Komentar yang ku dapat jauh dari perkiraanku. Teman-temanku memujiku dalam mengenakan hijab dan men-supportku untuk segera mengenakannya. Tetapi tetap tidak membuatku merubah pikiran untuk segera menggunakannya.
Hingga Allah SWT membukakan pikiran dan hatiku secara perlahan-perlahan, Beliau tunjukkan kebesarannya melalui hal-hal yang tidak ku sangka-sangka. Allah bukakan jalanku mengenakan hijab melalui ayahku.
Ayahku sudah meninggal sejak aku kelas 1 SMP tepatnya pada tahun 2005. Saat ini sudah sekitar 10 tahun kepergiannya, setiap kali aku salat tidak pernah aku lupa untuk mengirimkan doa untuknya, semoga Allah jadikan ayahku sebagai salah satu calon penghuni surga-Nya.
Namun aku mulai berfikir apakah doa-doaku selama ini diterima? Karena yang aku tahu terdapat 3 amalan yang tidak akan pernah putus pahalanya meskipun orang tersebut sudah meninggal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh. Apakah aku termasuk anak yang sholeh sehingga doa-doaku dapat diterima oleh-Nya? Aku memutar otakku, mencari-cari 1000 alasan agar doa-doaku selama ini dapat diterima.
Suatu pagi, seusai salat subuh aku menonton siaran dakwah yang ada di televisi. Tidak sengaja, siaran tersebut membahas tentang kewajiban seorang muslimah mengenakan hijab. Dalam salah satu dakwahnya ada 1 kalimat yang membuatku berpikir begitu dalam yaitu “ Wanita yang mengenakan hijab belum tentu wanita sholehah, namun wanita sholehah sudah pasti mengenakan hijab.”
Saat itu juga aku berfikir bahkan aku jauh dari kata sholehah, ketika wanita yang berhijab saja belum pasti wanita sholehah apalagi aku yang tidak mengenakan hijab pada saat itu. Lalu bagaimana dengan doa-doaku selama hampir 10 tahun yang ku panjatkan untuk Ayahku? Apakah Allah menerimanya?
Yang aku pikirkan jika doa-doaku tidak diterima maka 10 tahun ini siapa yang mendoakan ayahku? Aku buang banyak waktu dan kesempatan yang Allah berikan untuk menolong ayahku di akhirat dengan egoku. Hal tersebut membuat niatku menggunakan hijab semakin besar, tetapi tidak juga ku siap menggunakan hijab.
Hingga suatu malam temanku mengajakku untuk kumpul dan makan di luar, saat keluar itulah aku paksakan untuk menggunakan hijab. Karena jika tidak aku paksakan untuk mengenakan hijab, maka aku tidak akan pernah siap untuk mengenakannya juga.
Pertama kalinya dalam hidupku, aku membuat keputusan yang begitu besar, karena aku tahu ketika saat aku mulai menggunakannya maka aku tidak akan pernah menanggalkannya. Awalnya memang agak risih, mungkin canggung karena tidak pernah mengenakan sebelumnya, serasa semua orang memperhatikanku padahal tidak ada juga yang memperhatikan, namun 3 bulan berjalan aku mengenakan hijab aku mulai merasakan bahwa inilah yang seharusnya ku lakukan dari dulu.
Aku mendapatkan kenyamanan atas hijabku, menggunakan baju-baju yang tertutup rasanya tidak ada lagi yang perlu aku khawatirkan karena Allah selalu menjagaku. Aku menjadi tidak perduli apa yang akan orang-orang katakan ketika aku menggunakan hijab dan nyatanya banyak yang mendukungku menggunakan hijab, komentar yang positif pun berdatangan.
Semoga Allah meridhoi jalanku, semoga doa-doaku untuk Ayah dapat di terima oleh Allah SWT. Bahkan ketika aku jauh dari-Nya, Allah tidak pernah meninggalkanku. Dan aku dibuat semakin dekat kepada-Nya.
Advertisement
Gunung Gede Ditutup untuk Pendakian, Kondisinya Penuh Sampah
Ayu Ting Ting Buat Kue Sendiri Khusus Untuk Picnic Story
13 Komunitas Kanker di Indonesia, Beri Dukungan Luar Biasa Bagi Para Penyintas
400 Kue Ramaikan Picnic Story, Buat Piknik Jadi Makin Seru
Orang Korea Dagang Cilok Keliling, Netizen: Kita `Jajah` Bangsa Lain Via Jajanan