Berry Manoch Kini Tidak Pernah Meninggalkan Salat (Dream.co.id/Ratih Wulan Pinandu)
Dream - Kehidupan Berry Manoch sebagai musisi rock pada musik kenamaan ‘Saint Loco’ begitu glamor. Karakter musik yang keras mempengaruhi kejiwaan Berry sendiri. Kerap, sifat egois dan temperamental muncul dari dalam dirinya.
Tidak hanya itu, minuman beralkohol dan segala jenis obat terlarang menjadi penghias hidup Berry. Dia bahkan sudah 11 tahun mengonsumsi narkoba. Berusaha untuk lepas dari jerat kehidupan liar pun diakuinya begitu sulit.
Sampai pada satu titik, Berry merasakan kedamaian yang begitu luar biasa. Perasaan itu dia dapat ketika melihat beberapa muslim mendirikan salat berjamaah.
Timbul niatan kuat dalam dirinya untuk tidak lagi melepas kedamaian itu. Berry memutuskan menjadi mualaf dan tidak lagi mau bersentuhan dengan kehidupan yang bebas. Dia pun mengubah nama menjadi Muhammad Berry Al Fatah.
Dalam satu kesempatan, Berry berkenan bercerita tentang perjalanannya menjadi seorang mualaf. Dia mengaku bergembira dengan gaya hidup baru setelah memeluk Islam. Tidak ada lagi kekhawatiran, dan kedamaian selalu terasa dalam setiap nafasnya.
Kepada jurnalis Dream, Ratih Wulan Pinandu, Berry membagi kisahnya lepas dari jeratan kehidupan gelap. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana proses bisa mengenal Islam dan memutuskan mualaf?
Selama ini saya hidup dalam budaya musik rock, yang memang menyimpan sisi kehidupan negatif, bebas dan tinggi egoisme. Saya sudah mengenal narkoba selama 15 tahun dan 11 sebagai pengguna aktif narkoba.
Selama ini saya menjalankan rehabilitasi dan tidak bisa sembuh. Hanya sekadar keluar masuk rumah sakit. Hanya proses detoksifikasi, lalu kambuhan lagi. Fisik yang sehat tapi jiwa saya sakit. Hidup gelisah dan nggak tenang. Cenderung paranoid.
Akibat kebiasaan itu saya kehilangan keluarga, terjauhkan dari dua putri saya. Kemudian jadi merasa frustasi, terbuang dan nggak layak.
Stres meningkat dan penggunaan sabu-sabu bisa membuat saya susah tidur hingga berhari-hari. Sampai dua-tiga hari. Pola seperti itu berulang-ulang terus.
Selain itu saya juga suka berganti-ganti pasangan untuk menemani aktivitas tersebut. Memang terlihat cool, tapi saya tidak bisa lagi membedakan antara cinta dan nafsu. Tapi kemudian fisik saya menurun hingga sering mimisan.
Saya takut dan ngerasa nggak punya pegangan. Saat itu saya beragama Kristen, tapi perilaku saya seperti ateis. Saya berpikir bahwa semua kehidupan yang saya lewati karena kemampuan saya menyelesaikan segalanya. Tapi hasilnya, mental saya down.
Saat berada di titik nadir, adakah teman atau keluarga yang mengingatkan?
Nasib baik saya dipertemukan dengan teman kuliah, yang sering ngeband bareng dan ingin bermusik kembali. Dia berniat mau menelurkan karya baru. Akhirnya minta bantuan untuk membuat sebuah projek membikin single poprock.
Selama proses pembuatan single itu, pas proses workshop sebelum rekaman, kami sering main bareng di studio atau saya main ke rumahnya saat itu.
Saat workshop kedua atau ketiga, saya berkunjung ke rumahnya. Kebetulan itu pada kondisi backdown dan pelarian. Saya jadi fokus pada kerjaan.
Sekitar jam dua siang sampai maghrib, akhirnya teman saya minta break. Dia izin mau salat maghrib. Ya udah enggak apa-apa ibadah saja dan saya istirahat di ruang tamu. Saat itu anak kompleks salat jamaah bareng. Karena rumahnya teman saya itu jadi padepokan ngaji kecil-kecilan.
Bertepatan dengan adiknya bikin kajian dan anak-anak itu kumpul di masjid yang di samping rumahnya. Saya di ruang tamu berdempetan. Entah kenapa mata saya tertuju pada orang-orang yang melakukan salat sambil dengerin azan. Entah kenapa kaya dapat firasat orang-orang itu tenang banget beribadah berkomunikasi sama Tuhannya. Jadi saya pikir itu bisa jadi tempat sandaran.
Padahal kan pemandangan kaya gitu sering saya lihat di Indonesia. Dan bukan hal yang spesial. Justru lucunya kondisinya dalam keadaan drop ada perasaan terharu tapi tenang. Berbeda dengan perasaan sedih seperti yang biasa saya alami. Seperti ada energi damai yang saya rasakan.
Setelah proses rekaman selesai ada terlintas di pikiran saya. Ingin belajar salat tapi belum ada kepikiran. Ini jalan saya dengan saya menemukan salat. Tapi mungkin ini bisa jadi sebuah alternatif agar saya bisa lepas dari kebiasaan saya. Agar tenang dan sembuh jadi semacam pengobatan alternatif.
Saya memberanikan diri dan ngomong sama Essa. " Sa mau nggak ngajarin saya sembahyang.” Dan temen saya nggak percaya dikira saya bercanda karena saya juga suka bercanda.
Dan akhirnya besok suruh main ke rumahnya. Diajarin gerakan salat awalnya, bagaimana patern-patern salat. Kemudian setelah sampai di rumah saya belajar tuh gerakan salat. Sampai kemudian saya paham polanya.
Kemudian saya minta surat-surat pendek yang harus dihafalin agar bisa diaplikasikan. Pertama kali dikirimin Al Fatihah lalu qunut dan Al Ikhlas. Saya coba belajar pakai bahasa Arab dan bahasa latin. Kurang lebih 10 harian saya sudah hafal di luar kepala. Habis itu baru bisa praktek salat seutuhnya.
Lalu, saya diajarkan kalau orang salat itu lima waktu setiap hari. Kemudian saya kagetlah, bangun pagi saja nggak bisa, apalagi mau salat subuh. Awalnya berat tapi saya tekad agar bisa mengalihkan perilaku saya.
Kurang lebih sebulan saya salat lima kali sehari agar konsentrasi saya terpusat ke situ. Nggak kerasa ternyata sudah sebulan. Dalam sebulan saya nggak nyentuh apa-apa, hidup sehat normal.
Padahal, biasanya bangun tidur saya sarapannya bir. Bahkan kalau teman-teman dekat saya tahu itu mungkin dikira ngibul, nggak mungkin, tapi ternyata kan nggak ada yang nggak mungkin.
Butuh berapa lama mengambil keputusan menjadi mualaf?
Suatu saat, saya mengalami, pas salat subuh dari awal sampai akhir saya nangis tersedu-sedu. Tapi badan saya bergetar, yang justru anehnya malah merasakan kelegaan yang luar biasa yang membuat terharu.
Kemudian hal itu saya ceritakan pada sahabat saya, " Sa kenapa ya tadi pagi pas gue salat subuh jadi nangis sesenggukan gitu atau gue lagi sakau ya kambuh gitu?” Mana saya tahu kalau itu hidayah yang indah. Essa menyuruh saya untuk tetap tenang dan dijelaskan suruh biasa saja karena itu bagian dari proses.
Saya jadi berpikir apa malaikat ada di dekat saya ya dan saya merenung dan flashback saat saya melakukan hal baik dan hal yang kurang terpuji. Setelah berpikir panjang timbul tekad dan sebuah kesadaran dari nurani mengenai suatu yang sangat sulit.
Saya jadi sadar bahwa pencipta saya masih memperhatikan saya. Saya nggak dibuang dan pada hari itu saya ditunjukkan pilihan bahwa ada jalan yang harus saya ambil. Free will agar saya berkembang jadi jauh lebih baik lagi.
Pada hari itu, sorenya saya minta tolong baca syahadat dan memutuskan jadi muslim. Karena saya mau menjalankan ibadah saya dengan benar. Tepatnya pada 22 Febuari 2015 saya melaksanakan prosesi baca syahadat dilakukan secara simbolik di rumah teman saya dan saya jadikan kehidupan saya sebagai seorang mualaf hingga saat kini.
Setelah menjadi mualaf, tantangan apa yang paling berat?
Cara yang paling baik dan paling manjur obatnya itu keluar dari dalam diri sendiri. Jadi, saya berhentinya karena sadar secara nurani dan memang yang paling sulit itu ya, sadar secara nurani. Kesadaran yang saya dapatkan dari dalam hati, membuat saya berpikir bahwa mungkin cara Allah berkomunikasi dengan saya. Saya diberi pilihan untuk memilih dari dalam batin saya.
Selama 11 tahun terakhir sering rehab tapi karena tidak ada kesadaran dari nurani yang mantap membuat saya jadi plin plan, kambuhan dan kembali pada kesalahan yang sama.
Tapi kuncinya sangat sederhana, dengan kesadaran dari dalam hati kita untuk fokus ke ibadah bisa menghilangkan kebiasaan yang sudah bertahun-tahun.
Saya tidak hanya melawan jasmani atau merasakan sakit luar biasa melawan kebutuhan mengonsumsi narkoba. Tapi saya berusaha fokus ke agama, jalankan salat lima waktu dan baca Alquran adalah obat yang mujarab.
Agama jalan terbaik untuk membebaskan diri dari narkoba?
Kalau saya tahu ini dari dulu, kenapa nggak saya lakukan. Biar nggak perlu buang-buang uang yang nggak sedikit jumlahnya. Kan nggak murah ya buat berobat ke dokter dan segala macam. Intinya pada awalnya saya melawan diri sendiri dan melawan sugesti.
Sempat diasingkan teman-teman?
Menurut saya Islam mengajak kita untuk jadi cerdas, nurani lebih bersih dan nurani jadi lebih peka dan secara langsung membantu saya melewati semuanya. Hal terbaik yang bisa saya lakukan adalah lepas dari lingkungan pergaulan yang itu. Lingkungan yang bisa mengakibatkan saya refleks kembali mencicipi hingga mental saya kuat dan berhasil melawan.
Hampir empat bulan saya mengisolasi diri dan hanya orang tertentu yang tahu saya tinggal di mana. Saat mental sudah kuat dan diimbangi dengan ibadah, saya baru keluar lagi. Tapi kalau sekarang dalam kondisi apapun sudah tidak terpengaruh karena memang sudah kuat niat saya.
Sudah tidak ada hasrat, meskipun ada orang yang minum bir di hadapan saya malah enggak banget. Malah saya lebih tahu rasanya karena saya lebih lama menjalani kehidupan seperti itu.
Kalau manggung dapat venue atau di club saya langsung pulang nggak pakai after party. Jadi saya fokus di kesenian saja ya. Saya berhasil melewati pola hidup yang normal.
Pernah merasa malu dengan perubahan yang dialami? Mungkin ada yang bilang `tidak keren lagi`?
Kalau perasaan malu dianggap uncool atau nggak keren, saya malah udah nggak peduli dibilang begitu. Saya merasa memang apa yang saya lakukan tidak keren dan itu suatu kemerosotan dalam hidup karena terlalu lama terjerat.
Mulai kapan terjebak dalam kehidupan bebas?
Saya mulai coba-coba itu dari SMA. Tetapi yang benar-benar terjebak itu di awal karir bermusik. Mungkin saat itu band saya sedang menanjak, berpenghasilan lebih dari cukup dan memudahkan akses saya untuk melajukan hal-hal yang saya mau. Itu awal frekuensi makin parah pakai narkoba.
Anda sempat mengalami disiram air keras. Apakah kejadian itu sempat mempengaruhi keputusan untuk berubah?
Proses penyiraman itu mungkin bisa dibilang sebagai salah satu awalnya ya. Setelah kejadian itu hidup saya jadi makin nggak tenang, paranoid dan susah buat percaya sama orang lain. Berada di keramaian membuat saya jadi deg-degan terus bawaannya.
Saya merasa gelisah dan karena hal itu saya jadi gunakan narkoba sebagai pelarian. Malah bisa dibilang pemakaiannya naik dua kali lipat untuk menutup kegelisahan dan berusaha mengalihkan biar nggak dianggap salah.
Apakah pelaku sudah ditangkap atau malah Anda ikhlaskan?
Saya sudah anggap hal itu selesai, saya sudah ikhlaskan hal itu. Biarlah hal itu menjadi sebuah kisah dalam kehidupan yang saya lalui.
Pelaku belum terdengar kabarnya apakah sudah terungkap atau belum. Motifnya tidak terlalu jelas untuk apa tujuannya. Cuma yang saya tahu mungkin karena salah satu perilaku atau sifat saya yang tidak menyenangkan di masa lalu hingga membuat seseorang berinisiatif melakukan hal itu.
Setelah kita bisa mengikhlaskan jadi lebih lega karena jujur saat saya terima kejadian itu hati jadi nggak gelisah.
Saat ini, apakah ada teman yang mencoba mengajak Anda kembali ke kebiasaan lama?
Saya sekarang sudah berani bersikap untuk menolak ajakan mereka. Saya sudah menunjukkan prinsip dan lambat laun malah jadi pada segan. Kemudian saya jadi tidak ada sangkut pautnya dengan lingkungan seperti itu lagi.
Saya juga tidak diasingkan, malah Alhamdulillah, ada beberapa teman yang berlatar belakang jadi terinspirasi. Saya juga jadi heran dan itu justru menguatkan atau jadi vitamin untuk keimanan yang telah saya temukan.
Berarti benar-benar mantap dengan jalan yang Anda pilih?
Selama saya menjalani hari-hari saya menjadi mualaf, saya menjadi orang yang lebih bersyukur. Saya menjadi lebih tenang dan senang tanpa perlu sesuatu apapun pendukung. Sekarang saya hampir tiap hari bisa bangun pagi untuk salat. Sekarang saya juga sudah tahajud. Dan bangun pagi sudah dalam keadaan tersenyum.
Hidup saya sekarang sudah tidak terlalu mementingkan lifestyle, sex, drugs atau rock n roll. Saya hanya bersyukur bisa hidup sehat dan normal. Untuk ke depannya saya tidak terlalu muluk. Sekarang saya sudah dibukakan satu pintu yang terbaik. Saya ingin dibukaan pintu-pintu lain yang baik. Saya hanya minta satu sama Allah jangan sampai salat saya runtuh karena saya dibukakan pintu dari situ.
Bagaimana tanggapan dari orang-orang terdekat Anda?
Yang pasti semuanya terkejut. Bahkan dikira saya mau buat aneh-aneh. Tapi ibu saya merasakan perubahan dan merestui langkah saya. Saya jadi lebih dekat dan sering komunikasi dengan ibu tapi kalau sama keluarga lain itu mungkin memang ada harga yang harus saya bayar. Tapi lambat lain pasti akan bisa menerima keputusan saya.
Reaksi teman band Anda bagaimana?
Teman band kaget tapi open minded dan mereka mendukung saya secara brother dan materil. Hubungan kekeluargaan makin erat dan ikatan batin makin kuat padahal kita sekarang berbeda. Kalau tur sering sekamar dengan gitaris saya, kalau saya lagi salat malah gitaris saya minta briefing jangan sampai ganggu saya. Mereka jadi makin tulus.
Secara general ada yang kaget, nggak terima, tapi banyak juga yang mendukung. Ada suara-suara yang nggak enak tapi ini kan hidup saya dan saya yang paling tahu yang terbaik untuk saya serta apa yang harus dilakukan.
Anda punya dua putri, bagaimana hubungan dengan mereka?
Saya memang dengan mantan istri sudah tidak berkomunikasi. Jadi saya tidak tahu bagaimana sikapnya melihat hal ini. Dua tahun belakangan saya juga tidak pernah ketemu anak-anak saya yang kebetulan tinggalnya di luar kota sama neneknya.
Memang agak dijauhkan tapi saya serahkan sama Allah, suatu saat pasti akan ada jalan yang diberikan untuk saya dan anak-anak saya bertemu.
Kalau sekarang saya percaya tidak ada yang tidak mungkin. Beberapa kali saya berusaha bertemu, tapi situasi agak sulit bertemu. Keluarga mantan istri tidak merestui itu terjadi.
Jadi, ya sudah kuncinya sekarang saya memang lagi disuruh belajar ikhlas sama Allah. Lebih menelaah dan memahami agama.
Sudah ada rencana untuk membina rumah tangga kembali?
Kalau saya sudah bisa mencintai kehidupan saya, diri saya dan sekitar saya dan saya sudah benar-benar menyeluruh dan paham akan hal itu. Suatu saat saya percaya akan bisa mengaplikasikan niat saya untuk seseorang yang akan berarti sekali dalam hidup saya. Tunggu jalur dan jalan dari yang di atas dan kita tinggal tunggu dan ikutin yang terbaik saja.
Apakah sudah hafal seluruh bacaan salat?
Alhamdulillah, sudah. Sekarang lagi mulai belajar mengaji sama orang yang lebih muda. Jatuhnya itu adik sih jadi lebih santai dan tidak formal. Belajar dari basic dan sekarang baru Iqra satu.
Saat ini solusi saya sih baca pakai huruf latin. Tapi dari dalam diri saya tetap berkeinginan bisa baca dengan bahasa Arabnya biar lebih afdhol. Biasanya guru ngaji saya seminggu sekali datang ke rumah tapi kalau lagi ada acara tur ke luar kota, ya absen.
Jika tengah dalam kerisauan, ada doa yang biasa dibaca?
Kalau lagi di jalan atau bepergian, saya biasanya baca zikir karena mudah dilakukan dan ngefek sekali buat saya. Saya istighfar, kaya ‘astaghfirullahaladzim’. Sebelum manggung saya baca ‘La ilaha ilallah’ berkali-kali agar merasa aman dan ada pelindung yang jaga saya. Dalam segala aktivitas saya selalu baca bismillah dulu.
Apa rencana ke depan?
Kalau untuk karir saya masih akan fokus di musik. Saya mencintai kesenian yang menjadi pekerjaan utama saya. Jadi, saya juga harus tetap profesional. Saya main musik tidak sendiri dan ada tim. Ada banyak sekali orang yang bergantung sama saya juga.
Tetapi, sekali lagi saya bilang, hidup itu proses. Bagaimana lebih baik ke depannya dan saya tidak mau muluk-muluk dan tidak mau berpikir, biar terjadi alami saja. Kalau untuk bikin single religi ada keinginan tapi tunggu wawasan tentang agama saya lengkap dan sudah jauh lebih siap. Saya tidak mau sekedar karena saya mualaf kemudian jadi mengeluarkan single religi. (Ism)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR