Muhammad Ketut Purnomo (Facebook)
Dream - Hari masih terang-terang tanah. Seorang remaja turun dari masjid. Baru saja melaksanakan salat Subuh berjamaah. Kakinya melangkah. Gegas. Menuju kamar.
Bukan kembali ke peraduan. Dia mengganti sarung dan baju koko dengan kaos ketat. Lengkap dengan helem. Kostum khas atlet sepeda. Dalam sekejap, pemuda berpostur tinggi kekar itu sudah nangkring di atas sepeda balap.
Remaja itu adalah Muhammad Ketut Purnomo. Atlet balap sepeda Jawa Timur. Kebanggaan Indonesia. Seperti hari-hari sebelumnya, pagi itu Ketut berlatih. Mengayuh sepeda dari Surabaya menuju ke Malang.
Saban hari dia melahap jarak 95 kilometer itu. Dia berangkat setelah salat Subuh. Baru kembali sore hari. Semua itu dia lakukan untuk persiapan balap sepeda tingkat internasional. Tahun ini, agenda balap tingkat dunia sudah menunggu.
Akhir bulan depan, Ketut dijadwalkan ikut Tour du Leman, Swiss-France. Pada April terjun di ajang Giro Citta di Loano, Italy; Cottubus Etappenfahrt, German; Tour of Slovenia, Slovenia; dan Grudziakz, Polandia.
Istirahat dua bulan, Ketut sudah ditunggu Sint-Martin Kontich di Belgia dan Tour de I'Abitibi di Kanada. Pada September, Giro della Luniggiana, Italia; Giro di Vasillicata, Italia; dan Keizer del Juniores, Belgia.
Pada Oktober, Ketut akan mengikuti World Championships di Qatar. “ Target saya bisa mengikuti final balap sepeda dunia di Qatar pada Oktober 2016 serta bisa membawa nama Surabaya dan Indonesia,” tutur Ketut.
***
Ketut memang sudah lama hidup di jalan. Namun bukan sebagai pembalap. Melainkan pengamen. Hidup remaja asal Trenggilis, Surabaya, ini berubah setelah kenal Lingkungan Pondok Sosial, Kampung Anak Negeri.
Panti sosial itu dikenal melalui seorang teman yang terjaring razia Satpol PP Pemkot Surabaya. Sang kawan memberi tahu bahwa di panti sosial itu terdapat fasilitas lengkap. “ Itu yang mendorong saya masuk ke sana tahun 2011,” kata Ketut.
Apalagi saat itu hatinya tengah galau. Dia merasa hidup di jalanan dan pelabuhan yang selama ini dia jalani tak punya masa depan. Dibulatkanlah tekad dalam hati. Berhenti sebagai pengamen. Dan dia langkahkan kaki ke Kampung Anak Negeri.
Di panti itu, Ketut mengikuti seleksi atlet balap sepeda. Tapi sayang, tidak lolos seleksi itu. Jamhari yang menjadi pelatih di Kampung Anak Negeri. Meski begitu, dia tak putus asa. Dia tetap berlatih, meski tanpa guru.
Melihat tekad Ketut, Jamhari akhirnya trenyuh. Hatinya luluh. Jamhari lalu mengangkatnya sebagai anak binaan dan memasukkan Ketut ke dalam klub sepeda balap.
Ketut ditgembleng. Fisik Ketut digenjot. Baru setahun, Ketut ikut seleksi atlet balap sepeda untuk Pekan Olahraga Provinsi 2012. Tapi gagal.
Gagal ikut PON, tak membuat semangat Ketut surut. Akhirnya kerja keras itu berbuah manis. Dia menyabet peringkat ke tiga pada ajang balap sepeda Piala Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) di Surabaya.
Setelah itu, gerbang juara terbuka lebar. Pada tahun-tahun berikutnya, Ketut meraih podium 2 di Trawas, juara 4 di Magelang. Dia baru saja menyabet gelar juara 4 di Temanggung.
***
Dan untuk ajang dunia mulai bulan depan, Ketut terus berlatih. Dia menggenjot ketahanan fisik dengan melahap trek Surabaya-Malang. Rute itu sengaja dipilih karena punya tantangan khusus.
Trek Surabaya-Malang tidak selalu datar dan mulus. Ada beberapa ruas jalan yang berkontur menanjak. Tepatnya di kawasan Purwosari, Pasuruan-Lawang, dan Malang. Jika dihitung, jarak jalur tanjakan bisa mencapai 1 kilometer. Tentu saja, melintasi jalan ini dengan sepeda tidak akan sanggup dilakukan oleh orang biasa. Jalur tersebut sangat cocok sebagai medan latihan.
Selamat berjuang Ketut!
Advertisement
Detail Spesifikasi iPhone 17 Air, Seri Paling Tipis yang Pernah Ada
4 Komunitas Seru di Bogor, Capoera hingga Anak Jalanan Berprestasi
Resmi Meluncur, Tengok Spesifikasi dan Daftar Harga iPhone 17
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation
Video Sri Mulyani Menangis di Pundak Suami Saat Pegawai Kemenkeu Nyanyikan `Bahasa Kalbu`
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation
Siap-Siap Adu Cepat! Begini Cara Menangin Promo Flash Sale Rp99
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Kisah Influencer dan Mantan CMO Felicia Kawilarang Hadapi Anxiety Disorder
Detail Spesifikasi iPhone 17 Air, Seri Paling Tipis yang Pernah Ada