Sugiyatmi Saat Meresmikan Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran Karanganyar (pppa.or.id)
Dream - Nama Sugiyatmi, 71 tahun, begitu terkenal di Surakarta. Dia merupakan seorang pengusaha warung makan yang sangat digemari di kota itu, Taman Sari.
Kini, Sugiyatmi memiliki sebuah pondok pesantren yang baru selesai dibangun dan mulai aktif beroperasi pada 2015 lalu. Pondok pesantren tersebut dikhususkan bagi para penghafal Alquran.
Semua berawal dua tahun lalu. Kala itu, dia bermimpi tengah duduk di teras Masjid Maryam yang terletak di samping rumahnya.
Dalam mimpi itu, dia melihat Ustaz Yusuf Mansur tengah menggandeng anak laki-lakinya. Keduanya berpakaian ihram.
Anak tersebut lantas menggandeng tangan ibunya dan mengajak mengunjungi makam sang suami di samping masjid. Makam itu ternyata sedang kebanjiran.
Mimpi tersebut lantas mengantarkan Sugiyanti berkenalan dengan Yusuf. Wanita tersebut mengaku terinspirasi dengan ceramah-ceramah yang disampaikan sang ustaz.
" Setelah mengenalnya, saya senang membaca buku-bukunya. Lalu saya ingin sekali bertemu untuk menyedekahkan apa yang saya punya," ujar Sugiyatmi.
Sugiyatmi lantas bertekad untuk membangun pondok pesantren di atas lahan seluas 3.000 meter persegi di sekitar masjid. Dia membeli lahan tersebut seharga Rp 1,6 miliar secara patungan dengan putrinya, Sindu.
Proses pembangunan dimulai pada September 2013 dengan diawali peletakan batu pertama oleh Yusuf Mansur. Pembangunan pondok pesantren tersebut menghabiskan waktu dua tahun dan pada 3 September 2015 lalu bangunan sudah selesai dikerjakan.
Terdapat satu bangunan utama di pondok pesantren tersebut, yang kemudian diberi nama Gedung Ismail, yang merupakan nama dari mendian suami Sugiyatmi. Penamaan tersebut diambil atas saran seorang kawan Sugiyatmi yang juga pengusaha di Surakarta, Adib Ajiputra.
" Kalau ditanya habisnya berapa buat membangun Gedung Ismail, saya nggak tahu. Pokoknya niat saya sedekah," kata Sugiyatmi.
Sebenarnya, Sugiyatmi masih punya keinginan membangun taman wisata di sekitar rumah makan miliknya. Ini dimaksudkan agar para pengunjung dapat sekalian berwisata selain makan di rumah makan miliknya.
" Sebenarnya saya itu pingin membangun areal wisata di samping Taman Sari. Jadi, orang yang sedang bepergian bisa mampir makan sekalian wisata, mandi berenang, bermain, gitu. Tapi saya dahulukan membangun pondok. Saya minta ridho Allah sajalah," kata dia.
Saat ini, pondok pesantren tersebut telah beroperasi dan terdapat beberapa santri yang belajar di sana. Meski begitu, Sugiyatmi tidak lantas lepas tangan, dia terjun sendiri membimbing para santri agar bisa mandiri.
" Saya ajarkan, sehabis makan pirinya dicuci langsung. Saya juga minta ara santri mencuci baju sendiri. Akhirnya mereka bisa juga," kata Sugiyatmi.
Sumber: pppa.or.id
Advertisement
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern