Menteri Pratikno, Anak `Ndeso` yang Bikin Jokowi Kepincut

Reporter : Sandy Mahaputra
Senin, 27 Oktober 2014 12:43
Menteri Pratikno, Anak `Ndeso` yang Bikin Jokowi Kepincut
Pratikno kecil tinggal di Dolokgede, tepatnya 40 kilometer dari kota Bojonegoro, desa yang dikelilingi hutan jati dan pertanian tembakau ini baru dialiri listrik pada 1994.

Dream - Sosok sederhana dan segudang prestasi anak desa asal Bojonegoro, Jawa Timur ini membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepincut dan menunjuknya sebagai menteri di kabinet Kerja.

Adalah Pratikno, pria kelahiran 13 Februari 1962 di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang sebelumnya menjabat rektor Universitas Gadjah Mada ke-14, masa jabatannya mulai 2012 hingga berakhir 2017.

" Beliau adalah Rektor UGM, Guru Besar Pemerintahan. Sama seperti saya, anak desa masuk kota," kata Jokowi saat mengumumkan nama kabinet di Istana Merdeka, kemarin sore.

Berasal dari keluarga sederhana, kedua orangtuanya berprofesi sebagai guru SD. Hal itu rupanya menurun ke sang anak. Pratikno dikenal selalu mementingkan pendidikan serta pemberdayaan sosial.

Pratikno kecil tinggal di Dolokgede, tepatnya 40 kilometer dari kota Bojonegoro, desa yang dikelilingi hutan jati dan pertanian tembakau ini baru dialiri listrik pada 1994.

Karena tidak ada satu pun gedung sekolah, bersama dengan 13 temannya, Pratikno harus bersekolah dengan menumpang di rumah seorang kepala desa.

" Masih ingat, saya sekolah SD itu tidak pakai sepatu. Dari 13 orang teman ini, hanya saya satu-satunya yang melanjutkan SMP," kenang dia dikutip Dream.co.id dari laman UGM.ac.id.

Lokasi SMP yang berjarak 20 kilometer dari kampungnya, tidak lantas meluluhkan keinginan Pratikno untuk melanjutkan sekolah.

Ia pun rela harus kos. Di usia SMP, Pratikno terbiasa mandiri, masak sendiri. Tiap pagi bangun menghidupkan api di anglo untuk masak nasi, tapi untuk sayur dan lauknya beli di warung.

Setelah lulus SMP, Pratikno pindah ke SMA Kota Bojonegoro dan lulus pada 1980. Kemudian, suami dari Siti Faridah ini melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM, karena bercita-cita ingin menjadi sekda.

Meski hidup serba pas-pasan sebagai anak kos, tak menghalangi Pratikno mencetak prestasi. Ia pernah menjadi mahasiswa terbaik di jurusan saat memasuki semester III.

Kemudian aktif dengan kelompok diskusi dan sering memenangi lomba riset mahasiswa. Sejak di bangku kuliah, ia rajin mengirimkan tulisan ke beberapa media terkemuka. Honor yang didapat digunakan untuk biaya hidup di Yogyakarta.

Setelah lulus S1 dan menjadi pengajar di UGM pada 1986, Pratiko meneruskan pendidikan S2 Department of Developmen Administration University of Brimingham, Inggris pada 1989-1991. Selanjutnya, S3 Department of Asian Studien, Flinders University of South Australia pada 1992-1996.

Karir di dunia akademik UGM cukup cemerlang. Pada 2003, Pratikno menjabat sebagai Direktur Program Pascasarjaana Prodi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah. Ia juga menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fisipol UGM dari 2001 hingga 2004.

Pratikno belum pernah terjun ke dunia politik, namun ia merupakan anggota tim sinkronisasi pada Tim Transisi Jokowi-JK beberapa waktu lalu.

Pada 2009 silam, Pratikno dipercaya KPU untuk menjadi salah satu pemandu acara debat Calon Presiden. Selain itu, dia juga menjadi tim seleksi anggota KPU dan Bawaslu kala itu.

Kini dia meninggalkan dunia akademik menjadi Menteri Sekretaris Negara, pengganti Sudi Silalahi. Kita tunggu saja kinerja si anak desa berprestasi ini!

(Ism, Berbagai sumber)

Beri Komentar