Ilustrasi Perjalanan Hidup Ibnu Sina (Wordpress.com)
Dream - Sejarah mencatat beberapa ahli pengobatan berasal dari Islam. Dengan pengakuan ini Islam menduduki posisi tinggi dan diakui dunia untuk hal kesehatan. Sehingga tak jarang, raja Eropa saat itu kerap mengutus putra-putri terbaik negeri mereka untuk menuntut ilmu di negara Islam.
Pemikir-pemikir Islam memberikan sumbangsih besar pada cabang ilmu pengetahuan ini. Bukan saja mendiagnosa dan mengobati penyakit dan kemudian selesai begitu saja, tetapi juga meliputi dasar-dasar metode eksperimen yang berpengaruh pada sisi-sisi praktis sebagai pencegahan dan pengobatan, serta membuat manusia agar menjauhi pola hidup buruk.
Hal ini dibuktikan dengan cara pengobatan Rasulullah SAW yang banyak ditiru negara barat. Pengobatan Rasulullah SAW dengan metode yang alami dikenal dengan Tibbun Nabawi (Pengobatan Nabi).
Rasulullah pernah bersabda, " Berobatlah! Karena Allah tidak menurunkan penyakit kecuali membuat obatnya. Kecuali satu penyakit, yaitu tua."
Islam tidak hanya berhenti pada metode Tibbun Nabawi, mereka terus melakukan eksperimen dan mengembangkan ilmu kedokteran. Sehingga ilmu kesehatan semakin berkembang dan melahirkan penemu-penemu medis yang hebat.
Salah satunya, pada abad pertengahan, ada seorang dokter muslim bernama Ali bin Isa al-Kahal, dia seorang dokter spesialis mata dan banyak merumuskan teori-teori tentang mata.
Kemudian Abu Ali Al-Husein Ibnu Sina atau dikenal dengan nama Avicenna, yang hidup antara tahun 986-1037 M. Seorang ilmuwan muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga ia diberikan julukan Syeh Al-Rais. Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal Alquran. Kemudian pada usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu.
Bidang keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi. Selain itu Ibnu Sina menguasai bidang Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy. Perannya dalam dunia kedokteran, Ibnu Sina mendapat julukan bapak kedokteran dunia.
Di abad ke-10, Al Zahrawi, orang pertama yang menemukan teori bedah dengan menggunakan suntik dan alat-alat bedah. Hingga saat ini, banyak instrumen bedah modern didesain sama persis seperti apa yang dia ciptakan. Misalnya, pisau bedah, gergaji tulang, tang, gunting halus untuk membedah mata dan masih banyak hal lainnya.
Ibnu Nafis pada abad ke-13 telah menggambarkan sirkulasi darah yang 300 tahun sebelumnya ditemui oleh William Harvey. Selain itu, dokter muslim pada kala itu juga menemukan obat bius dari campuran opium dan alkohol serta jarum berongga untuk menyedot katarak pada mata. Teknik ini masih digunakan hingga sekarang.
Tak hanya memberikan dampak baik pada ilmu medis, umat Islam juga merupakan generasi yang pertama membangun rumah sakit. Rumah sakit Islam pertama kali didirikan pada 705-715 M saat masa pemerintahan Khalifah al-Walid bin Abdul Malik.
Rumah sakit ini didirikan khusus untuk penderita lepra. Pada masa itu, rumah sakit disebut dengan al-Baimarastanat. Perkembangan medis oleh umat Islam ini memberikan dampak baik kepada bangsa Eropa, karena sembilan abad kemudian Eropa telah memiliki rumah sakit.
(Ism, Sumber: Merdeka.com)
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang