Pria Wajib Tahu, Kapan Waktu Ideal untuk Berjimak

Reporter : Ratih Wulan
Rabu, 12 Juli 2017 17:02
Pria Wajib Tahu, Kapan Waktu Ideal untuk Berjimak
Seorang suami harus tahu kapan waktu yang tepat untuk mengajak istrinya berhubungan.

Dream - Pada awal-awal pernikahan, banyak pengantin baru yang memilih untuk menghabiskan waktunya bermesra-mesraan berdua. Indahnya pernikahan, membuat pengantin baru tak ingin berjauhan dengan pasangannya.

Sebelum hadir seorang anak biasanya seorang suami akan sering mengajak istrinya untuk beraktivitas di atas tempat tidur. Proses jima sering terjadi di antara pasangan suami dan istri. Sebenarnya, seberapa ideal jima boleh dilakukan?

Meskipun tak ada batasan baku yang mengatur hal ini, namun untuk melakukan hubungan suami istri harus berdasarkan kesepakatan keduanya. Salah satunya tergantung mood atau suasana hati mereka.

Jangan sampai ada pemaksaan, yang membuat istri melakukannya dalam kondisi yang tidka nyaman.

Dalam literasi modern, produksi sperma akan memenuhi kuota penampungan dalam kurun waktu tiga hari. Jadi dapat disebut ideal jika mereka melakukannya setiap tiga hari sekali.

Menurut keterangan medis, produksi sperma memang harus dikeluarkan secara teratur sesuasi dnegan jadwal ilmiah mereka. Tapi bagaimana jika jima dilakukan terlalu sering atau sebaliknya? Baca kelanjutannya di sini.

1 dari 3 halaman

Memaksa Suami Berjimak, Apa Hukumnya?

Memaksa Suami Berjimak, Apa Hukumnya? © Dream

Dream - Ada sebuah hadis yang menyebutkan jika seorang istri menolak tanpa alasan syari ketika diajak berhubungan oleh suaminya, makan ia akan dilaknat.

" Jika seorang laki-laki mengajak istrinya ke ranjang lantas istri tersebut enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh." (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Karena hadis tersebut, lantas timbullah pertanyaan, bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya. Jika suami yang menolak ajakan istrinya untuk berjimak, apakah juga akan dilaknat? Dan bolehkah seorang istri meminta suaminya untuk berjimak? Berikut ulasannya.

Hingga saat ini, belum dijumpai adanya riwayat bahwa seorang suami akan dilaknat malaikat karena tidak mau memenuhi ajakan istrinya untuk melakukan hubungan badan.

Hanya saja, jika penolakan suami ini sampai pada taraf menelantarkan hak istri yang menjadi kewajibannya, maka suami berdosa, karena dia menzalimi istrinya. Misalnya karena alasan bosan atau malas, dia tidak pernah berhubungan badan dengan istrinya.

Allah perintahkan kepada suami untuk menggauli istrinya dengan baik. Dengan memenuhi setiap kebutuhannya, baik nafkah lahir, dan tentu saja nafkah batin. Semua lelaki memahami, wanita juga ingin mendapatkan kenikmatan batin bersama suaminya.

Allah berfirman,

Wanita punya hak (yang harus ditunaikan suaminya sesuai ukuran kelayakan), sebagaimana dia juga punya kewajiban (yang harus dia tunaikan untuk suaminya). (QS. al-Baqarah: 228)

Ulasan selengkapnya baca di sini

2 dari 3 halaman

Sedang Proses Talak, Bolehkah Suami-Istri Berhubungan Intim?

Sedang Proses Talak, Bolehkah Suami-Istri Berhubungan Intim? © Dream

Dream - Perceraian merupakan perkara yang halal dalam ajaran Islam, namun paling dibenci Allah SWT. Sebab itu, jika ada perselisihan dalam rumah tangga sebaiknya diselesaikan sesegera dan sebaik mungkin agar tak berujung pada perceraian.

Terkait masalah perceraian, ada banyak hal yang kerap menjadi pertanyaan dari sebagian muslim. Salah satu pertanyaan yang sering mencuat adalah mengenai boleh tidaknya pasangan suami istri berhubungan intim padahal mereka tengah dalam proses talak.

Dikutip dari islamqa.ca, jika seorang suami belum mentalak istrinya dan belum ada lembaga yang memiliki wewenang menjatuhkan talak, maka wanita tersebut masih dianggap istrinya.

Walaupun sang suami sudah lama tidak.........selengkapnya baca di sini.   

3 dari 3 halaman

Bahaya Cukur Bulu Kemaluan Sebelum Berhubungan Intim

Bahaya Cukur Bulu Kemaluan Sebelum Berhubungan Intim © Dream

Dream - Kebiasaan mencukur bulu kemaluan sebelum melakukan hubungan suami istri, sering kali dilakukan oleh masyarakat kita.

Sebelumnya sejumlah penelitian menunjukkan mencukur bulu kemaluan sebelum melakukan hubungan suami istri meningkatkan risiko infeksi penularan penyakit kelamin.

Sebagaimana temuan dalam penelitian itu, mencukur bulu kemaluan sebelum melakukan hubungan seks berisiko terkena infeksi penyakit kelamin menular seperti Herpes dan PPV. Kedua jenis penyakit ini dapat menyebabkan kutil kelamin yang kemudian akan menjadi kanker, sifilis, gonore atau kencing nanah, hingga HIV.

Mencukur bulu kemaluan sampai habis sebenarnya justru memudahkan bakteri atau virus melewati kulit. Karena bulu yang dicukur itu sendiri berfungsi melindungi kulit dari virus ketika kulit bergesekan.

Pakar penelitian Ivanova mengatakan akan banyak luka yang terlihat di sekitar kulit kemaluan setelah mencukur bulu. Apalagi jika pisau cukur yang digunakan juga belum tentu bersih.

Belum lagi di sekitar organ intim kerap kali dibiarkan lembab, yang merupakan surga bagi perkembangan virus dan bakteri.

(Sumber: eberita.org)

Beri Komentar