Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Saat sibuk, kita sering makan sambil melakukan hal lain. Terutama saat situasi pandemi seperti sekarang ketika harus beraktivitas di rumah. Makan sambil berdiri mungkin juga kerap dilakukan.
Hal tersebut biasanya membuat anak meniru, untuk itu orangtua harus menghindari kebiasaan makan sambil berdiri atau berjalan. Jangan sampai anak juga melakukannya karena bisa berdampak buruk pada kesehatannya.
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, makan sambil berdiri justru membuat nutrisi makanan tidak terserap dengan baik. Hal ini disebabkan oleh pengosongan lambung yang terlalu cepat.
" Kalau secara medis, makan sambil berdiri bisa menyebabkan lambung untuk mengosongkan perut dalam waktu terlalu cepat," ungkap dr. Vita dikutip dari KlikDokter.
Kondisi itu membuat lambung tak punya banyak waktu dalam memecah zat-zat makanan. Akibatnya, nutrisi yang akan dicerna dan diserap usus jadi tidak maksimal. Bila tidak bisa diserap nutrisinya, akhirnya makanan yang disantap justru jadi percuma, kan?
Bayangkan bila hal ini terjadi pada anak-anak. Mereka membutuhkan nutrisi yang cukup. Jika nutrisinya kurang, pertumbuhan anak jadi kurang optimal.
Makan dalam posisi duduk merupakan cara yang paling dianjurkan.
Agar anak lebih mudah menerapkannya dan nutrisi makanan terserap maksimal, ada beberapa hal yang bisa diterapkan.
1. Minta anak makan perlahan
Anak dapat merasakan lapar dan kenyang dengan lebih baik saat makan dengan lambat. Sebelum menawarkan makanan lain, tunggu setidaknya 15 menit untuk melihat apakah ia benar-benar masih lapar. Hal ini akan memberi waktu bagi otak untuk mengirimkan sinyal kenyang.
2. Pastikan Waktunya Tepat
Penting untuk memastikan bahwa anak sudah benar-benar lapar. Kalau tidak, mengajak anak makan sambil duduk akan terasa lebih sulit. Anak pun jadi merasa dipaksa.
Selengkapnya baca di sini.
Dream - Saat eorang anak beranjak remaja, banyak perubahan yang akan terjadi, seperti tinggi badan, hingga perkembangan organ tubuh yang berkembang pesat. Bagi remaja perempuan, mereka akan mengalami menstruasi pada usia ini.
Sementara remaja laki-laki akan mengalami mimpi basah dan perubahan suara. Menurut Kementerian Kesehatan, usia remaja dapat dimasukkan dalam kelompok anak berusia 10-18 tahun.
Usia remaja adalah masa pertumbuhan, tentunya para orang tua perlu memperhatikan kebutuhan gizi remaja agar dapat terpenuhi secara lengkap.
Melansir dari Sehatq, berikut adalah 6 kebutuhan gizi yang sangat dibutuhkan remaja untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Selama masa pertumbuhan, remaja membutuhkan berbagai jenis nutrisi untuk tubuhnya. Selain untuk memberikan energi yang dibutuhkan, beberapa nutrisi ini juga dibutuhkan untuk pembentukan otot, tulang, hingga perkembangan otak agar ia bisa tumbuh maksimal dari segi fisik maupun kemampuan belajar. Berikut beberapa nutrisi yang perlu diperhatikan oleh para orang tua:
1. Protein
Protein berperan berperan dalam proses pertumbuhan tulang dan otot hingga maturasi seksual pada remaja. Sehingga, jika kebutuhannya tidak terpenuhi, akan terjadi gangguan pada kedua proses penting tersebut.
Kebutuhan protein untuk anak remaja akan berbeda, tergantung dari usia dan jenis kelaminnya. Berikut penjelasan mengenai kebutuhan protein remaja sesuai usianya:
2. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama untuk tubuh. Selain untuk fisik, karbohidrat juga dibutuhkan para remaja untuk berkonsenterasi di sekolah dan berpikir saat belajar.
Remaja dianjurkan untuk memenuhi hampir 50% atau lebih energinya dari karbohidrat. Namun yang perlu diperhatikan, 10-25% nya dari karbohidrat sederhana seperti nasi putih. Sisanya, sebaiknya dari karbohidrat kompleks seperti nasi merah, gandum, ataupun umbi-umbian.
3. Lemak
Lemak juga dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan remaja. Lemak sebaiknya dikonsumsi tidak melebihi dari 30% total energi dan tidak lebih dari 10% nya berasal dari lemak jenuh. Konsumsi lemak jenuh berlebih bisa menyebabkan kegemukan serta menyumbat pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko jantung.
Makanan yang mengandung lemak jenuh antara lain adalah ayam goreng cepat saji, mentega, daging berlemak, es krim, donat, dan lain sebagainya.
4. Vitamin
Pada remaja, ada beberapa jenis vitamin yang diperlukan:
5. Mineral
Saat remaja, kebutuhan mineral, terutama kalsium akan meningkat. Angka kecukupan kalsium untuk remaja adalah 1.300 mg per hari. Kalsium bisa diperoleh dari mengonsumsi susu, keju, maupun yogurt.
Selain kalsium, mineral lain seperti zat besi dan zinc juga sangat penting selama masa pertumbuhan. Remaja membutuhkan lebih banyak zat besi karena massa otot dan volume darah yang terus bertambah. Pada remaja laki-laki zat besi yang dibutuhkan adalah 10-12 mg/hari, sedangkan remaja perempuan memerlukan 15 mg/hari.
6. Serat
Nutrisi yang tidak kalah penting dibutuhkan oleh remaja adalah serat. Serat akan menjaga fungsi organ pencernaan dan menurunkan risiko terkena penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung koroner, dan diabetes melitus tipe 2.
Ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk memastikan kebutuhan gizi anak remaja terpenuhi, yaitu:
Selain itu, perhatikan pula cara penyajian dan pola makan remaja, seperti:
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati