Bocah Menangis Saat Belajar Online (Foto: Facebook Jana Coombs)
Dream - Tak ada yang bisa mengalahkan interaksi langsung dan tatap muka. Hal ini kita rasakan betul selama Pandemi Covid-19, di mana pertemuan langsung sangat tidak dianjurkan karena bisa meningkatkan risiko penularan.
Anak-anak yang sekolah di rumah terutama mereka yang duduk di TK dan sekolah dasar (SD) boleh dibilang yang paling sedih. Aktivitas fisik dan tatap muka dengan guru pada usia tersebut sangat dibutuhkan bukan hanya untuk kebutuhan akademik, tapi juga perkembangan emosi, mental, psikologisnya.
Sebuah foto menunjukkan bagaimana sulitnya belajar online bagi anak usia di bawah 7 tahun. Foto tersebut diambil oleh seroang ibu asal Sharpsburg, Georgia, Amerika Serikat, Jana Coombs.
Jana melihat dari kejauhan putranya Ezra yang berusia 5 tahun sedang belajar huruf 'A' melalui laptop. Tak lama kemudian Ezra menangis tersedu, air matanya jatuh dengan deras dan bocah itu menggunakan kaus untuk mengeringkan air matanya.
© Dream
Melihat putranya menangis, Jana lalu mengambil foto dan mengirimkan foto itu pada neneknya. Setelah itu Jana memeluk Ezra dan mencoba menenangkanya putra kesayangan. Saat ditanya mengapa menangis, Ezra menjawab kalau ia tak mengerti salah satu materi yang disampaikan gurunya secara online.
" Ini menghancurkan hati saya. Setelah mengambil foto itu, saya memanggilnya, kami duduk di lantai, kami berpelukan dan menangis bersama. Saya mengatakan kepadanya, 'Tidak apa-apa. Kami akan melalui ini'," ungkap Jana, dikutip dari Good Morning America.
© Dream
Belajar jarak jauh selama pandemi mau tak mau harus dilakukan agar anak tetap mendapat pendidikan yang merupakan hak dasarnya. Namun tak dipungkiri, kondisi tersebut membuat level stres anak dan orangtua meningkat.
Seperti yang terjadi Ezra, hal ini juga terjadi pada anak-anak lainnya di banyak negara. Mungkin juga buah hati di rumah. Untuk itu ayah bunda, jangan lupa untuk meminta anak menceritakan perasaannya dan saling menguatkan.

© Dream
Dream - Anak-anak murid kelas 6 di Singapura sudah diberikan pendidikan seksual dengan baik. Mereka mempelajari sistem reproduksi, baik pria dan wanita. Soal ujian juga dibuat untuk mengetahui sejauh apa pemahaman anak soal kesehatan reproduksi.
Seperti sebuah soal pekerjaan rumah (PR) yang diberikan untuk anak kelas 6 SD. Soal tersebut menanyakan seputar proses kehamilan, mulai dari perjalanan sel sampai tahap terjadinya bayi.
Terdapat juga soal analisis yang menanyakan " Karena alasan kesehatan, ovarium seorang wanita suatu penyakit harus diangkat, apakah ia bisa memiliki anak? Jelaskan alasannya" . Seorang anak ternyata menjawab soal dengan pengetahuan reproduksi yang sangat baik.
Jawaban PR anak itu diunggah gurunya di akun Facebook Study Room. Jawaban yang benar dari soal itu, menurut gurunya adalah " wanita itu tak bisa hamil karena tak ada ovarium, sehingga tak ada sel telur yang diproduksi dan fertilisasi tak terjadi," tulisnya di Facebook.
© Dream
Rupanya anak tersebut juga memiliki jawaban yang benar. Ia menggambarkan konsep bayi tabung, dan kehamilan tetap bisa terjadi.
" Iya, wanita itu bisa hamil meskipun tak memiliki ovarium, karena masih memiliki rahim. Ia bisa mendapatkan donor sel telur yang telah dibuahi dan menjadi bayi," tulis anak tersebut pada lembar jawabannya.
© Dream
Jawaban murid tersebut membuat gurunya terperangah. Sang guru tak bisa menyalahkan jawaban itu karena alasannya bisa dibenarkan. Guru tersebut tak menyangka pemahaman murid soal reproduksi sudah sangat kompleks.
" Jawabannya benar-benar tepat dan mengesankan karena ia menunjukkan pemahaman yang lebih dalam tentang fungsi berbagai bagian sistem reproduksi. Pertanyaannya seharusnya lebih jelas untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan. Sebagai seorang pendidik, saya akan memuji dan mendorong jawaban seperti itu. Namun, untuk mempersiapkan ujian, saya juga harus menunjukkan bahwa terkadang jawaban yang benar bukanlah jawaban model. Saya juga berharap sekolah dan penanda ujian akan menerima jawabannya. #science #psle #openendedquestions #criticalthinking," ungkap guru tersebut.
Salut!
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap