Menyusui Anak/ Foto: Shutterstock
Dream - Menyusui buah hati sangat dianjurkan mulai dari bayi usia 0 hingga 2 tahun. Seperti kita tahu, tak ada susu lain yang mampu menandingi nutrisiair susu ibu (ASI), yang paling mahal sekalipun.
Tak heran banyak ibu dengan sekuat tenaga berusaha memberikan ASI pada bayinya hingga usia 2 tahun. Menyusu bagi anak juga menimbulkan kenyamanan dan kehangatan yang membuat mereka tidur lebih nyenyak dan berkualitas. Hal ini berdampak besar bagi tumbuh kembangnya.
Beberapa ibu akhirnya tetap menyusui anak lebih dari dua tahun. Lalu apakah diperbolehkan? Ony, seorang bidan profesional yang kerap memberikan edukasi kesehatan ibu dan anak di Instagram @bidankriwil, memberi penjelasan.
" Boleh nggak sih menyusui anak sampai lebih dari dua tahun. Jawabannya adalah boleh, jadi menyusui anak itu boleh sampai di atas 2 tahun, atau mau 3 tahun, 4 tahun," kata bidan Ony.
Ia mengingatkan saat menyusu dan menyusui, ibu dan anak harus saling nyaman. Bila ibu atau anak sudah tak nyaman proses menyapih bisa dilakukan.
" Sebenarnya prinsip menyapih itu adalah ketika si ibu sudah tak nyaman lagi saat menyusui dan ketika si bayi sudah tak nyaman menyusu atau sudah menolak untuk menyusu. Dimulai saja kalau menyapihnya di atas dua tahun 2,5, 3 tahun itu gak papa, senyamannya ibu dan senyamannya bayi," pesan bidan Ony.
Berikut videonya.
Lihat postingan ini di Instagram
Dream - Fase menyusui merupakan momen berharga bagi ibu dan bayi. Bukan hanya memberikan nutrisi, tapi menciptakan ikatan emosional. Banyak ibu, terutama ibu baru menghadapi banyak keluhan di fase ini. Mulai dari puting yang kering dan pecah-pecah sampai adanya lecet di sekitar puting.
Hal ini biasa disebut juga cracked nipple. Kondisi ini kerap menganggu para ibu saat proses menyusui karena menyakitkan dan mengganggu ketika anak sedang menyusui.
" Cracked nipple perlu segera diatasi karena proses menyusui, seharusnya menjadi aktivitas yang menyenangkan untuk ibu dan bayi," kata dr. Ferry Darmawan, SpOG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dalam acara Momami Mom Virtual Launching, beberapa waktu lalu.
Hal paling umum yang menyebabkan lecet adalah posisi dan pelekatan saat proses menyusui tidak sempurna. Hal ini juga dijelaskan oleh Citra Ayu Mustika selaku content creator dan konselor laktasi.
" Biasanya penyebab puting lecet adalah karena posisi dan pelekatan menyusui kurang tepat." kata Citra.
Selain itu, terkadang anatomi mulut bayi, seperti tounge-tie, atau lip-tie juga mempengaruhi kemungkinan lecet pada puting. Perlu diperhatikan, kondisi puting lecet jangan sampai didiamkan, ya Sahabat Dream. Karena hal ini bisa juga memicu sariawan pada bayi.
Banyak upaya dikerahkan untuk mengurangi cracked nipple atau puting lecet. Seperti mengoleskan krim, lotion, atau balm khusus untuk mengatasi puting lecet.
Sahabat Dream bisa mengoleskan balm yang mengandung bahan-bahan khusus yang baik dan aman untuk menyusui. Seperti Lanolin, Olive Oil, Shea Butter dan Virgin Coconut Oil. Lanolin dapat membantu merawat puting kering, lecet, dan pecah-pecah. Sedangkan Olive Oil mengandung vitamin E untuk mencegah kulit kering.
Selain itu, Shea butter merupakan pelembap antioksidan yang menutrisi untuk mencegah kulit kering. Serta manfaat VCO atau Virgin Coconut Oil yang dikenal sebagai pelembap alami kulit juga sangat baik untuk kondisi puting yang kering dan pecah-pecah, seperti Nursing Butter Nipple Balm dari Momami.
Setelah diobati, jangan lupa posisi menyusui juga harus dibetulkan, agar pelekatan mulut bayi dengan puting ibu selama menyusui dapat sempurna, ya. (mut)
Dream – Saat menyusui, sebagian besar ibu merasa begitu gerah dan keringat pun bercucuran. Terutama ketika suhu juga sedang panas. Ibu menyusui bahkan kerap merasa kepanasan saat menyusui di ruangan ber-AC.
Menyusui memang membuat tubuh membakar cukup banyak kalori. Saat bayi masih berusia 0-6 bulan dan mendapat ASI eksklusif, kalori ibu saat menyusui cenderung banyak terbakar. Tentunya hal ini merupakan berita baik bagi ibu yang ingin menurunkan berat badan.
" Pembakaran kalori tersebut tergantung dengan frekuensi menyusui. Semakin sering, maka tenaga yang diperlukan akan lebih banyak, dan kalori yang dibakar akan bertambah pula. Secara eksklusif, menyusui dapat membakar 500-700 kalori perharinya, namun bisa lebih sedikit," ujar Kecia Gaither, seorang dokter obstetri ginekologi, dikutip dari Parents.
Ia juga mengatakan, bentuk tubuh wanita, dan berapa lemak yang sudah ada di tubuh juga akan mempengaruhi seberapa banyak lemak yang akan terbakar. Untuk jumlah kalori tidak bisa disamaratakan pada semua orang, karena bergantung pada aktivitas dan kondisi tubuh.
" Kalori yang dikeluarkan ibu menyusui sekitar, 1500-1800 per harinya, tergantung pergerakan dan keaktifan ibu," kata dr. Kecia.
Hal yang menurut Kecia harus selalu diingat ibu menyusui yang ingin cepat langsing adalah tetap lakukan olahraga. Untuk asupan makanan, tetap konsumsi makanan bergizi, tinggi vitamin dan protein karena masih menyusui.
" Pada tahap nifas tubuh ibu menyusui akan memerlukan banyak nutrisi. Semakin baik nutrisi yang kamu konsumsi, maka ASI-mu akan semakin sehat untuk pertumbuhan bayi," ujar Kecia.
Menyusui memang pada beberapa ibu seperti olahraga ringan bagi tubuh. Orang yang menyusui lebih sering, kalorinya akan lebih banyak terbakar daripada yang lebih sedikit menyusui.
Bentuk tubuh juga akan mempengaruhi itu semua, dan menyusui sangat memungkinkan untuk membuat berat badan turun dan tubuh pun jadi lebih langsing. Ingat, hindari berdiet ketat karena bisa memicu produksi ASI menurun.
" Tidak peduli berapa pun berat badanmu, yang terpenting adalah kesehatan tubuh dan bayi,” ujar dr. Kecia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN