Bayi Berjemur/ Foto: Shutterstock
Dream - Sinar matahari seperti kita tahu memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah mengandung vitamin D, menyegarkan tubuh, meningkatkan fungsi otak dan masih banyak lagi.
Bagi bayi, terutama yang baru lahir sangat dianjurkan untuk berjemur secara teratur. Dikutip dari KlikDokter.com, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan untuk menjemur bayi sebelum pukul sepuluh pagi dan di atas pukul empat sore dengan waktu singkat, sekitar 15-20 menit.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan saat menjemur bayi adalah orangtua tidak perlu melepas seluruh pakaian bayi. Hal itu karena sinar matahari dapat tetap menembus masuk ke dalam tubuh meskipun bayi memakai baju.
Hindari Waktu Ini untuk Jemur Bayi
Salah satu cara terbaik untuk mencegah munculnya risiko kanker kulit pada bayi adalah dengan menjemur pada waktu yang tepat. Ada waktu yang harus dihindari untuk menjemur bayi yaitu di atas pukul sepuluh pagi sampai pukul empat sore.
Alasannya, jumlah radiasi sinar UVB (ultraviolet B) paling tinggi pada periode waktu tersebut. Paparan sinar matahari UVB yang tinggi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kanker kulit pada usia lanjut.
Disebutkan bahwa semakin dini usia dimulainya paparan sinar matahari, semakin tinggi pula risiko terjadinya kanker kulit pada usia tua. Selain menentukan waktu yang tepat untuk menjemur bayi, pastikan juga si Kecil mendapat perlindungan yang cukup terhadap sinar matahari. Hal ini juga sangat signifikan dalam mencegah peningkatan risiko kanker kulit.
Berikut adalah rekomendasi metode yang digunakan ketika menjemur bayi:
- Bayi sebaiknya tetap menggunakan topi dan pakaian.
- Gunakan tabir surya (minimal SPF 15) pada 15-20 menit sebelum paparan terhadap sinar matahari. Ulangi pemakaian tabir surya setiap dua jam bila masih akan menjemur bayi atau setelah berkeringat.
- Lindungi mata bayi agar tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Bayi yang baru lahir biasanya mengenakan pakaian yang cukup tebal. Mulai dari kaus kutan, baju, popok, celana hingga sarung tangan dan kaki. Hal ini karena khawatir bayi kedinginan dan terkena angin.
Kondisi bayi yang masih berumur hitungan hari memang masih sangat rentan, sehingga orangtua cenderung khawatir dan selalu memakaikannya sarung tangan serta sarung kaki.
Ternyata, hal ini kurang tepat. Sarung tangan kaki dan kaki sebenarnya tak boleh selalu dipakaikan pada bayi. Hanya di waktu tertentu saja karena bisa berdampak negatif pada perkembangan indera perabanya. Mengapa?
Menghalangi Indera Peraba Bayi
Dokter Dyah Novita Anggraini, dari KlikDokter.com, sarung tangan menghalangi indera peraba bayi. Bayi yang baru lahir akan suka mengeksplorasi indra perabanya dengan hal-hal yang ada di sekitarnya. Misalnya, ia berusaha meraih tangan ayah dan ibu saat ada di dekatnya.
“ Sarung tangan sebaiknya tidak dipakaikan agar bayi bisa belajar menyentuh benda-benda di sekitarnya. Selain itu, bayi biasanya ada fase oral, menggunakan tangannya dimasukkan ke mulut. Itu fase alami yang harus dialami anak,” ujar dr. Dyah.
Faktanya, sarung tangan jarang dibutuhkan bayi yang baru lahir. Tangan dan kaki kebiruan dan dingin adalah normal pada bayi yang sehat. Bahkan, sensasi dingin mungkin tidak mengganggu bayi sama sekali.
Bila khawatir pada risiko kulit bayi tergores, potong kuku si kecil secara berkala. Hal ini sekaligus menghindari kebutuhan bayi terhadap sarung tangan.
Beberapa rumah sakit saat ini juga sudah melarang pemakaian sarung tangan. Jadi, ibu jangan heran jika melihat si kecil yang baru lahir tak dipakaikan sarung tangan oleh suster.
Membuat Sulit Mengetahui saat Bayi Lapar
Menurut dr. Devia Irine Putri, sebenarnya tidak ada bahaya bayi menggunakan sarung tangan. Hanya saja, jika menggunakan sarung tangan, ibu akan sulit untuk mengetahui tanda bahwa bayi lapar.
“ Sulit bagi bayi untuk eksplorasi atau belajar stimulasi karena bayi pada umumnya belajar dari sentuhan. Selain itu, ibu juga tidak bisa mengenali sinyal lapar bayi karena pada umumnya bayi akan mengenyot tangan ketika lapar,” ujar dr. Devia.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi