Keluarga Muslim/ Foto: Shutterstock
Dream - Seiiring bertambahnya usia, pikiran anak-anak akan berkembang semakin kritis. Mereka akan banyak mengajukan pertanyaan yang seringkali kita bingung untuk menjawabnya.
Salah satunya pertanyaan soal Allah SWT. Mungkin anak di usia 5 tahun ke atas yang mulai dikenalkan konsep Tuhan, akan bertanya Allah ada di mana. Maulana Syekh Yusri Rusydi Al-Hasani Hafizhahullah, yang merupakan ulama Al Azhar memberikan jawabannya.
" Katakan padanya, 'Dialah yang menciptakanmu, menciptakan ayahmu dan yang melahirkan dirimu. Dialah yang menciptakan kita semua kenikmatan ini," ujar Syekh Yusri, dikutip dari Sanadmedia.com.
Beliau juga mengingatkan firman-firman Allah SWT dalam Alquran. Bisa sambil membuka Alquran, dan perlihatkan beberapa ayat.
Antara lain An-Nahl ayat 53:
Artinya: " Apapun nikmat yang ada pada kalian adalah dari Allah SWT" .
Tunjukkan juga pada anak surah Al-An’am ayat 102
Artinya : " Dia adalah Pencipta segalanya, maka beribadahlah pada-Nya.” (QS. Al-An’am: 102)
Lalu bagaimana kalau anak bertanya, " Allah di mana?”. Menurut Syekh Yusri, katakan pada anak bahwa karena begitu dekatnya maka kita tidak bisa melihat-Nya. Karena sangat dekat menyebabkan kita tidak bisa melihat Allah SWT, sebagaimana sangat jelasnya sesuatu membuatnya tersembunyi.
Allah SWT tidak bisa digambarkan dengan sesuatu yang terbatas, sebab di luar batasan. Sementara gambaran sesuatu adalah sesuatu yang bisa dikhayalkan, padahal Dia di luar batas khayalan.
Syekh Yusri juga mengutip surah Al Hadid ayat 4, yang bisa dijelaskan pada anak.
Artinya: Dia bersama kalian di manapun kalian berada.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Menjaga kesehatan mental anak sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sayangnya, banyak orangtua tak terlalu memperhatikan aspek tumbuh kembang psikologis anak.
Fokus perhatianya lebih pada memenuhi kebutuhan gizi, materi, dan akademik. Terkait hal ini sebenarnya Islam memberikan tuntunan bagi para orangtua untuk menjaga kesehatan buah hatinya.
Apa saja? Dikutip dari SanadMedia, berikut ulasannya.
Pilih Pasangan Hidup yang Baik
Kepedulian dan perhatian Islam terhadap kesehatan psikologis anak dimulai jauh sebelum ia dilahirkan. Islam mendorong laki-laki memilih calon ibu yang saleha bagi anaknya (calon istrinya). Begitu pula wanita didorong agar memilih calon ayah yang saleh bagi anaknya (calon suaminya). Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “ Wanita dinikahi karena empat hal: hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari)
Beliau juga bersabda:
“ Jika ada yang datang kepada kalian hendak meminang, seseorang yang kalian ridhai agamanya dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Karena jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan juga kerusakan yang meluas.” (HR. At-Tirmidzi)
Alquran mengkritik orang-orang jahiliyah ketika bayi yang terlahir perempuan, mereka menyambutnya dengan penuh kesedihan dan rasa pesimistis. Sikap tersebut terhadap lahirnya anak perempuan termasuk perkara yang diharamkan. Allah SWT berfirman:
Artinya: “ Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) wajahnya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah ia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl: 58-59)
Beberapa orangtua memperlakukan anak-anak mereka secara berbeda (pilih kasih). Hal ini tentunya akan sangat berdampak negatif pada kondisi psikologis anak bahkan hingga dewasa.
Oleh karena itu Islam memerintahkan agar orang tua bersikap adil kepada anak-anaknya dalam hal pemberian maupun interaksi dan perlakuan yang mencerminkan rasa kasih sayang.Diriwayatkan dari Al-Hasan, ia berkata:
Artinya: Suatu ketika Rasulullah saw. sedang berbincang-bincang dengan para sahabat. Tiba-tiba ada seorang anak kecil laki-laki datang menghampiri ayahnya yang berada di tengah-tengah kaum, lalu sang ayah mengusap-usap kepalanya dan mendudukkannya di atas paha kanannya.
Tidak lama kemudian, datanglah putrinya dan menghampirinya, lalu ia mengusap-usap kepalanya dan mendudukkannya di tanah.
Maka Rasulullah saw. bersabda, “ Bisakah kamu mendudukkannya di atas pahamu yang lain (kiri)?”
Lalu lelaki tersebut mendudukkannya (memangkunya) di atas pahanya yang lain. Kemudian Nabi bersabda: “ Sekarang kamu telah berbuat adil.” (HR. Ibnu Abi Ad-Dunya dalam An-Nafaqah ‘ala Al-‘Iyal).
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun
Shandy Aulia Sampai Sewa Makeup Artist untuk Foto Paspor dan Visa, Hasilnya Wow Banget!
Patrick Kluivert Tutup Kolom Komentar Akun Instagramnya Setelah `Dicerai` PSSI
Bahas Arah Kebijakan Ekonomi, Prabowo Adaptasi Ajaran Ayahnya
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Patrick Kluivert Tutup Kolom Komentar Akun Instagramnya Setelah `Dicerai` PSSI
Menkeu Bagikan Nomor WhatsApp `Lapor Pak Purbaya`, Warga Bisa Curhat Soal Pajak
6 Zodiak yang Lebih Rentan Gaslighting dan Digaslight: Hati-Hati Kalau Kamu Salah Satunya
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
8 Destinasi Wisata Alam Terbaik di Asia Versi Agoda, Ada Megamendung
Studi: Industri Kripto Berpotensi Ciptakan 1,22 Juta Lapangan Kerja di Indonesia