Operasi Caesar (Foto: Shutterstock)
Dream - Keputusan untuk melahirkan secara caesar bukanlah hal mudah. Ada yang karena darurat demi menyelamatkan ibu dan bayi, tapi ada juga memang karena pilihan ibu.
Rupanya dari tahun ke tahun, jumlah persalinan caesar di seluruh dunia meningkat pesat. Hal ini terungkap dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet.
Diketahui jumlah wanita yang melahirkan lewat operasi caesar di 2015 meningkat dua kali lipat dibandingkan pada 2000.
Pada 2000 sekitar 16 juta bayi lahir lewat operasi caesar, selang 15 tahun kemudian ada 30 juta bayi (21 persen dari total persalinan) yang lahir dengan cara tersebut di seluruh dunia. Hal ini jadi pertanda bahwa kini semakin banyak ibu yang melahirkan di bawah pengawasan medis tenaga kesehatan.
Bisa juga meningkatnya jumlah tindakan tersebut jadi bukti bahwa operasi caesar sudah hadir di banyak tempat. Misalnya, di Afrika Barat dan Tengah, terjadi peningkatakan dari 3 persen menjadi 4,1 persen wanita yang melahirkan lewat operasi caesar seperti disampaikan peneliti seperti dilansir laman Time, Kamis 18 Oktober 2018.
Persalinan lewat operasi caesar dilakukan untuk menyelamatkan jiwa ibu yang mengalami komplikasi seperti perdarahan, tekanan pada janin dan tekanan darah tidak normal. Operasi caesar juga dilakukan untuk menyelamatkan janin yang akan lahir.
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa operasi caesar yang benar-benar diperlukan hanya sekitar 10-15 persen dari angka kelahiran di seluruh dunia. Ini berarti ada penggunaan yang berlebihan.
Meningkatnya persalinan lewat operasi caesar biasanya dilakukan oleh wanita dengan penghasilan tinggi dan tinggal di perkotaan. Para wanita ini memilih operasi caesar karena takut melahirkan secara normal.
Penulis studi ini juga mengatakan bahwa banyak wanita yang merasa melahirkan lewat operasi caesar cenderung lebih aman daripada normal. Padahal, operasi caesar sebenarnya memiliki kemungkinan komplikasi lebih tinggi seperti lama pemulihan yang lebih lama dan risiko di kehamilan berikutnya.
Lalu, ada juga penelitian yang mengatakan bayi yang lahir lewat operasi caesar tidak terpapar hormon dan bakteri dari ibu, sehingga hal ini bisa memengaruhi kesehatannya nanti.
" Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih dalam frekuensi tinggi tindakan melahirkan lewat operasi caesar yang tinggi di suatu negara tapi ada juga yang rendah di negara lain. Sehingga operasi caesar benar-benar dilakukan secara optimal," kata peneliti.
Sumber: Benedikta Desideria/ Liputan6.com
Advertisement
Asam Urat di Usia Muda? Ini 7 Penyebab dan Cara Mencegahnya
Komunitas Muda Mudi Surabaya, Peduli Lingkungan Lewat Langkah Kecil Berdampak Nyata
BPKH Setor Rp2,7 Triliun ke Arab Saudi untuk DP Haji 2026
10 Usulan Dewan Pers Soal Perubahan UU tentang Hak Cipta
Arab Saudi Buat Proyek `Sulap` Sampah Jadi Energi Listrik
5 Sumber Penghasilan Amanda Manopo yang Menikah di Hotel Mewah
Inovasi Koper Akses Ganda untuk Pengalaman Traveling Lebih Praktis dan Stylish
Ruang Aman Baru untuk Perempuan: Salon Premium yang Hadirkan Privasi dan Pemberdayaan
4 Rekomendasi Susu Penambah Nafsu Makan Anak yang Bikin Lahap Lagi di 2025
18 Selebritas Terkaya di Dunia Tahun 2025, Jumlah Uangnya Bikin Deg-degan