Kembung di Trimester Pertama Kehamilan, Normalkah? Yuk Cari Tahu

Reporter : Mutia Nugraheni
Kamis, 20 Juli 2023 09:48
Kembung di Trimester Pertama Kehamilan, Normalkah? Yuk Cari Tahu
Kehamilan bagi sebagian ibu memunculkan keluhan kembung menyiksa.

Dream - Banyak sekali perubahan drastis pada tubuh ibu di trimester pertama kehamilan (3 bulan awal). Keluhan pun bermunculan, bukan hanya mual, sakit kepala, tapi juga kembung yang begitu menyiksa. Perut terasa penuh dan begah.

Salah satu studi pada 2014 di Amerika Serikat menunjukkan 75% ibu hamil mengalami satu atau lebih gangguan usus fungsional selama trimester pertama mereka. Laporan tersebut menyebutkan 66% orang hamil secara khusus mengalami kembung selama trimester pertama.

" Umumnya, ibu hamil tidak perlu khawatir akan keluhan kembung saat hamil. Ini sangat umum," kata Brandon Rieders, M.D., seorang ahli gastroenterologi.

Kembung bisa menjadi serius jika disertai dengan gejala tambahan. Kembung bisa jadi pertanda masalah serius jika dikaitkan dengan nyeri perut yang signifikan atau tanda bahaya apa pun.

" Seperti anemia, penurunan berat badan, rasa cepat kenyang," kata dr. Rieders.

 

1 dari 5 halaman

Apa Penyebab Kembung Saat Hamil?

Hal tersebut karena hormon progesteron untuk sebagian besar kasus kembung di awal kehamilan. Progesteron menyebabkan perubahan motilitas usus termasuk penurunan waktu pengosongan lambung sehingga makanan berada di perut lebih lama, penurunan tonus esofagus menyebabkan refluks, dan lebih banyak sembelit.

" Ketika motilitas usus melambat, ibu mendapatkan lebih banyak tinja dan gas. Kemungkinan orang mengalami ini pada tingkat yang berbeda, karena respons hormonal terhadap semua hal bervariasi dari orang ke orang," ujar Rienders.

Asupan tertentu juga bisa memicu kembung seperti kacang polong, bawang merah, bawang putih, susu, dan buah buahan tertentu. Makan terlalu banyak sekaligus, atau minum banyak minuman berkarbonasi, dan mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat olahan juga bisa menyebabkan kembung.

 

2 dari 5 halaman

Berapa Lama Kembung Muncul?

Untuk sebagian besar ibu hamil, kembung terjadi dalam trimester pertama, yang mereda saat kadar progesteron menetap. Jangan heran jika kembung muncul kembali di akhir kehamilan. Pada trimester ketiga, janin mengambil lebih banyak ruang dan mungkin menekan organ di sekitarnya yang dapat menyebabkan kembung.

Bila memang mengalami kembung dan sangat menyiksa, konsultasikan dengan dokter kandungan. Bisa jadi diberikan obat tertentu untuk meredakannya. Jangan ragu untuk konsultasi.

Sumber: Parents

3 dari 5 halaman

Deretan Penyebab Berat Badan Malah Turun Saat Hamil

Dream - Kehamilan identik dengan kenaikan berat badan. Tubuh ibu memang jadi tempat perkembangan bayi di mana ada janin di dalamnya, plasenta, ketuban, dan darah. Hal tersebut membuat berat badan ibu bertambah cukup banyak.

Pada beberapa kondisi, ada ibu yang justru mengalami sebaliknya, mengalami penurunan berat badan. Dikutip dari KlikDokter.com, penyebab berat badan turun saat hamil cukup beragam.

Mulai dari kondisi yang tidak berbahaya hingga penyakit yang membutuhkan penanganan khusus. Berikut beberapa pemicunya.

1. Morning Sickness
Menurut dr. Atika dari KlikDokter, salah satu kondisi yang bisa menyebabkan berat badan ibu hamil turun adalah morning sickness. Merupakan kondisi ketika ibu hamil merasakan mual dan muntah selama masa kehamilan.

Memang sering disebut sebagai morning sickness, mual dan muntah bisa dialami bumil sepanjang waktu, baik pagi, siang, sore, atau malam hari.

“ Keluhan morning sickness yang begitu berat dapat mengganggu asupan makanan ibu hamil sehingga berat badan turun,” ujar dr. Atika.

Morning sickness umumnya terjadi pada trimester pertama atau tiga bulan awal masa kehamilan. Biasanya ditandai dengan gejala berupa kelelahan, berkurangnya nafsu makan, sensitif pada bau dan muntah

Kondisi tersebut memang berpotensi membuat berat badan ibu hamil turun. Penurunan berat badan akibat morning sickness lumrah terjadi. Selain itu, berat badan yang berkurang tidak terlalu banyak.

 

4 dari 5 halaman

2. Hyperemesis Gravidarum

Berikutnya, kondisi kesehatan yang bisa menurunkan berat badan ibu hamil adalah hiperemesis gravidarum. Berdasarkan Stanford Children’s Health, hiperemesis gravidarum sebenarnya tidak jauh berbeda dengan morning sickness yang menyebabkan ibu hamil mual dan muntah.

Hanya saja, ibu hamil dengan kondisi hiperemesis gravidarum mengalami mual dan muntah yang parah dan berlangsung sepanjang hari. Hal ini tidak hanya menyebabkan ibu hamil kehilangan sejumlah besar berat badan, tetapi juga mengalami dehidrasi.

Menurut Cleveland Clinic, hiperemesis gravidarum diduga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon HCG atau human chorionic gonadotropin dan estrogen. Biasanya, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum sedang mengandung anak kembar.

 

5 dari 5 halaman

3. Perubahan Pola Makan

Berat badan ibu hamil juga bisa mengalami penurunan akibat perubahan pola makan. Biasanya perubahan pola makan dilakukan bumil yang ingin menjalani kehamilan sehat, khususnya wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas.

Menurut Royal College of Obstetricians & Gynecologists, kelebihan berat badan atau obesitas saat hamil meningkatkan risiko ibu hamil dan bayi dalam kandungan mengalami komplikasi kesehatan.

Ibu hamil dengan berat badan berlebih atau obesitas yang menerapkan pola makan sehat berpotensi mengalami penurunan berat badan. Penyebab berat badan turun pada ibu hamil yang satu ini tidak berbahaya.

 4. Kondisi Kesehatan Lainnya

Ada kalanya penurunan berat badan ibu hamil disebabkan oleh kondisi kesehatan lain. Seperti, gangguan autoimun, kanker, gangguan makan, ketidakseimbangan endokrin, infeksi, masalah psikiatri, kelainan sarah atau keluhan medis lainnya. Dalam kondisi ini penting untuk berkonsultasi dengan dokter, terutama jika berat badan terus menurun.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar