Ilustrasi Anak Tenggelam. (Foto: Mysafecalifornia.org)
Dream - Terkadang, kelalaian dan kecerobohan bisa menjadi penyebab datangnya musibah yang tak diduga.
Seperti kasus tragis yang menimpa gadis Singapura berusia 6 tahun bernama Sherlyn Ler.
Dia meninggal dunia setelah koma selama 20 hari akibat tenggelam di kolam saat ikut kelas renang.
Kisah Sherlyn berawal ketika dia ikut kelas renang di kolam renang umum Kallang Basin pada jam 7 malam.
Instrukturnya, Yeo Chwee Chuan, membawa Sherlyn ke tengah kolam dan memerintahkannya untuk berenang ke tepi kolam.
Yakin tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Yeo beralih ke murid-muridnya yang lain, mulai dari usia enam hingga delapan tahun.
Rekaman CCTV memperlihatkan ada dua penjaga yang bertugas saat itu. Satu penjaga sedang menata kursi. Sementara yang lain bermain dengan ponselnya.
Ibu Sherlyn juga ada di dekat situ. Dia sedang duduk di atas sebuah platform. Tetapi dia juga sibuk mengobrol dengan orang lain melalui ponsel.
Sehingga, ketika gadis kecil yang tingginya hanya 1,1 meter itu tenggelam, tidak ada seorang pun yang memperhatikan.
Beberapa menit kemudian, Sherlyn ditemukan pingsan dan mengambang di atas air oleh dua murid lain, yang kemudian memberi tahu penjaga.
Sherlyn diberikan CPR dan dilarikan ke rumah sakit. Namun dia tetap tidak sadar selama 20 hari.
Sedihnya, dia meninggal pada 9 Januari 2018 karena kekurangan oksigen dan aliran darah ke otaknya setelah tenggelam di kolam renang.
Selama penyelidikan awal minggu ini, pakar otopsi Kamala Ponnampalam menyalahkan orang-orang dewasa yang lalai bertanggung jawab terhadap keselamatan Sherlyn.
" Penjaga tidak boleh terganggu oleh ponsel atau mengobrol tanpa jelas. Mereka seharusnya tidak boleh meninggalkan pos. Tenggelam bisa terjadi dengan sangat cepat dan senyap, antara 20 dan 60 detik," kata Ponnampalam.
Dia juga menyalahkan cara Yeo melatih renang murid-muridnya, dengan mengatakan kelas renangnya sangat buruk.
" Saya heran, kok bisa ada satu murid bisa lepas dari pengawasan. Seharusnya, murid yang tak bisa berenang harus selalu dalam pengawasan ketat," ujar Ponnampalam.
Padahal, Sherlyn hanya berjarak 10 meter dari pelatihnya saat insiden maut itu terjadi.
" Anak-anak perlu pengawasan secara konsisten saat berada di dekat air," tambah Ponnampalam.
Menurut laporan, Yeo telah diskors dan dua penjaga kolam sudah tidak lagi bekerja di sana.
Sumber: World of Buzz
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Fakta-Fakta di Balik Meninggalnya Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun
Kisah-Kisah Ajaib Pestapora 2025: Dari Hujan Dadakan hingga Vokalis yang Nyaris Hilang di Kerumunan!
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan