Anak 4 Tahun Meninggal Karena Cacingan Di Sukabumi/ Sumber: Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin
Dream - Kematian tragis Raya yang masih berusia 4 tahun, bocah asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, membuat banyak orang terkaget-kaget. Pasalnya bocah ini meninggal karena cacing yang memenuhi seluruh organ tubuhnya hingga ke otak.
Dari unggahan Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin, relawan yang membantu Raya, diketahui kalau dokter mengeluarkan cacing sampai satu kilogram dari tubuh mungil Raya. Saat dievakuasi ke rumah sakit Raya sudah dalam kondisi tak sadarkan diri.
Rupanya selama ini Raya tinggal bersama seorang ibu yang ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) sehingga tidak terurus dengan baik. Sehari-sehari sejak bisa merangkak, Raya bermain di bawah rumah panggung yang berupa tanah, sehingga kotoran dan tanah termakan olehnya. Hal ini yang memicu Raya mengalami cacingan parah.
Menurut dr Irfan, Humas sekaligus dokter IGD RSUD Syamsudin, Raya mengalami infeksi Askariasis, yaitu penyakit karena cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang banyak hidup di tanah.
Dikutip dari Alodokter.com, Ascariasis terjadi ketika telur cacing gelang masuk ke dalam tubuh manusia. Cacing penyebab penyakit ini dapat menginfeksi paru-paru atau usus. Jika tidak dibasmi dengan pengobatan, cacing ini akan terus berkembang biak dan menginfeksi organ lain, seperti hati dan pankreas.
Askariasis dapat ditemukan di mana saja, tetapi lebih sering terjadi di wilayah yang beriklim hangat dan di area yang memanfaatkan tinja sebagai pupuk. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kasus ascariasis.
Telur cacing gelang bisa ditemukan di tanah yang tercemar tinja manusia. Oleh sebab itu, seseorang dapat terkena ascariasis bila bersentuhan dengan tanah tersebut atau tidak mencuci tangan setelah menyentuh tanah. Selain itu, konsumsi sayuran atau buah yang tidak dicuci hingga bersih juga bisa menjadi penyebab ascariasis.
Telur yang masuk ke dalam tubuh akan menetas di usus dan menjadi larva. Selanjutnya, larva akan masuk ke paru-paru melalui aliran darah atau aliran getah bening. Setelah berada di paru-paru selama 10–14 hari, larva akan menuju ke tenggorokan. Pada tahap ini, penderita dapat batuk sehingga larva tersebut keluar atau bisa juga tertelan lagi dan kembali ke usus.
Jika tidak dibasmi, cacing dewasa dapat bertahan hidup dan berkembang biak di dalam tubuh manusia selama 1–2 tahun. Artinya, selama itu akan ada telur baru dan cacing dewasa yang baru pula sehingga ascariasis bisa berlangsung dalam jangka panjang.
Askariasis umumnya hanya menimbulkan gejala ringan dan tidak berbahaya. Hal yang perlu diwaspadai, cacing di dalam tubuh bisa terus berkembang biak dan menyebar ke organ tubuh lain. Akibatnya, dapat terjadi komplikasi serius, seperti:
1. Kekurangan nutrisi dan penurunan berat badan akibat hilangnya nafsu makan dan terganggunya penyerapan makanan di usus
2. Gangguan tumbuh kembang pada anak karena kekurangan nutrisi
3. Penyumbatan usus oleh kumpulan cacing yang dapat menyebabkan robekan usus dan perdarahan
4. Penyumbatan usus buntu yang menyebabkan peradangan usus buntu
5. Penyumbatan saluran cairan empedu dan enzim pankreas yang dapat menyebabkan nyeri perut hebat
Advertisement
Begini Beratnya Latihan untuk Jadi Pemadam Kebakaran
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren