Tidur Di Pagi Hari/ Foto: Shutterstock
Dream - Para ibu hamil menjalani masa-masa kehamilan dengan banyak nasihat serta pantangan yang mungkin terdengar tak masuk akal. Salah satu yang pernah didengar adalah larangan ibu hamil muda tidur di pagi hari.
Anggapan yang berkembang adalah tidur di pagi hari disebut bisa memengaruhi tumbuh kembang bayi dalam kandungan. Apakah ini mitos atau fakta?
Faktanya kondisi mudah mengantuk tidur di pagi hari merupakan salah satu efek dari perubahan hormon yang dialami oleh ibu hamil. Dari penjelasan tersebut bisa dipastikan larangan tidur di pagi hari untuk ibu hamil muda hanyalah mitos belaka.
Kebiasaan tidur di pagi hari umumnya dilakukan bagi ibu yang sulit tidur di malam hari akibat perubahan fisik maupun hormon.
Ibu hamil diperbolehkan untuk tidur di pagi hari. Pasalnya, tidur adalah salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh ibu hamil.
Saat hamil, ibu umumnya membutuhkan lebih banyak waktu untuk tidur yaitu 7-9 jam per hari.
Meski diperbolehkan untuk tidur di pagi hari, Sahabat Dream tetap harus memerhatikan beberapa hal agar tidur tidak menghambat aktivitas. Pertama, pasang alarm sebelum tidur agar tetap bisa bangun dan beraktivitas seperti biasa.
Kemudian, tidur dengan posisi menyamping untuk mengurangi rasa sakit pada bagian perut. Jika diperlukan, Sahabat Dream juga bisa menggunakan bantal khusus ibu hamil.
Terakhir, adalah memastikan alas tidur nyaman sehingga tidak mengganggu kualitas tidur.
(Sumber: Diadona)
Dream - Memilah dan menjaga asupan makanan dikala hamil sangat penting bagi ibu hamil agar tetap menjaga si kecil. Mengkonsumi makanan atau minuman yang mengandung gula, pemanis buatan, dan tinggi kafein secara berlebih seperti minuman kemasan dapat berbahaya bagi ibu hamil.
Soda menjadi minuman favorit banyak orang, tapi meminum soda yang berlebih juga dapat meningkatkan risiko kehamilan. Oleh karenanya, ibu hamil harus hati-hati dalam mengkonsumsinya.
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), saat dalam keadaan normal atau tidak hamil, minuman bersoda boleh dikonsumsi kurang dari 200 miligram perhari. Sebuah studi pada 2021 yang dilakukan oleh National Institutes of Health menemukan bahwa, ibu hamil yang mengkonsumsi kafein sebanyak setengah cangkir kopi setiap hari, rata-rata memiliki bayi yang lebih kecil daripada ibu hamil yang tidak mengkonsumsi kafein atau jarang mengkonsumsi kafein.
Sebuah studi lain menunjukkan bahwa konsumsi kafein yang tinggi selama kehamilan dapat berisiko dengan lahir bayi cacat, persalinan prematur, penurunan kesuburan, bahkan hingga mengalami keguguran.
National Institute of Health memaparkan, mengkonsumsi kafein dapat membatasi pembuluh darah di rahim dan plasenta. Selain itu, kafein juga berpotensi mengganggu hormon stres yang berisiko membuat bayi mengalami kenaikan berat badan yang pesat setelah lahir hingga obesitas, penyakit jantung, dan diabetes dikemudian hari. Kandungan kafein memang terkenal di dalam kopi, tapi perlu Sahabat Dream tahu bahwa minuman bersoda juga memiliki kafein yang cukup besar.
Perlu juga diperhatikan kandungan gula dan pemanis buatan dalam soda. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa asupan gula sederhana yang tinggi selama kehamilan berkaitan erat dengan kasus diabetes gestasional, kenaikan berat badan gestasional yang berlebihan, preeklampsia, dan kelahiran prematur. American Heart Association merekomendasikan bahwa wanita sebaiknya mengkonsumsi gula tidak lebih dari 25 gram perharinya.
Sebuah studi lain menemukan bahwa, ibu hamil yang sering mengkonsumsi soda berlebih pada kehamilannya akan cenderung melahirkan bayi yang memiliki kelebihan berat badan. Mengkonsumsi makanan atau minuman diperbolehkan dalam kehamilan, asalkan dalam porsi cukup dan tidak berlebih karena semua hal tersebut dapat meningkatkan risiko kehamilan bagi ibu dan bayinya.
Sebagai alternatif, coba minuman lain yang lebih aman. Seperti teh dengan madu, smoothies, atau jus buah asli tanpa gula. Bila sangat ingin soda, cukup seteguk saja, tak perlu satu botol atau satu kemasan penuh.
Laporan Devi Tri Aprilianza / Sumber: Parents.com
Dream - Menjaga tubuh tetap sehat selama kehamilan memang cukup menantang. Terlebih lagi jika ibu hamil di usia 35 tahun ke atas. Kondisi kehamilan di usia tersebut dikenal dengan sebutan kehamilan geriatri.
“ Berdasarkan data, di Amerika Serikat terdapat peningkatan jumlah angka kehamilan dan angka kelahiran yang datang pada wanita lanjut usia selama beberapa dekade terakhir,” ujar Roxanne Pro, seorang dokter obstetri dan ginekologi.
Menurutnya, tidak ada masalah untuk hamil di usia berapa pun tapi penting dipertimbangkan beberapa risikonya. Baik bagi ibu hamil maupun bayi dalam kandungan.
Risiko Kehamilan di atas 35
Menurut Klinik Cleveland, ibu yang hamil di atas usia 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami preeklampsia, diabetes gestasional, melahirkan tidak tepat waktu, melahirkan bayi dengan berat badan kecil, kelainan genetik, hingga terjadi keguguran bahkan lahir mati.
" Hal yang perlu diingat bahwa semua kehamilan di usia berapapun pasti memiliki risiko masing-masing," kata Roxanne.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa memberi asupan dan nutrisi yang optimal, meminum vitamin dan suplemen, menghindari minum alkohol dan merokok terbukti dapat membantu mengurangi risiko komplikasi pada kehamilan di atas usia 35 tahun.
Laporan Hany Puspita Sari/ Sumber: Parents
Advertisement
Menkeu Lapor Kinerja APBN Triwulan III 2025, Pendapatan Negara Capai Rp1,8 Triliun
Sukses Turunkan 15 Kg, Ini Rahasia Diet Jihyo TWICE
Aksi Putri Yogyakarta Main Roller Skate Bareng Putranya, Seru Banget!
Berkemah Makin Seru Bareng Komunitas Camper Van Indonesia
Bunga Bangkai di Kebun Raya Ini Dicuri, Polisi Langsung Turun Tangan
Tolak Utang Kereta Cepat Whoosh Rp116 T Dibayar APBN, Menkeu Purbaya Sentil Pemasukan Danantara
Momen Pilu Kakek Pengumpul Rongsokan Pingsan Usai Uang Rp70 Juta Habis Dilalap Api
Saatnya Barudak Bandung Jadi Shine & Unstoppable di Yamaha Youth Community Got Talent 2025
Sabilulungan Mendunia, Diremix DJ Australia Bikin `Pecah` Klub di Perth
Menkeu Lapor Kinerja APBN Triwulan III 2025, Pendapatan Negara Capai Rp1,8 Triliun