Ilustrasi
Dream - Islam mengajarkan kalau hadirnya anak dalam keluarga merupakan amanah yang harus dijaga. Bisa membawa ketenangan dan menyejukkan hati jika kita sebagai orangtua bisa mendidiknya dengan baik berdasarkan ajaran Islam.
Tentunya kita ingin anak dan keturunan menjadi generasi-generasi yang hebat dalam hal agama dan kehidupan di dunia. Dikutip dari Iqra.id, KH M Zaki Hadziq membeberkan resep mendapatkan keturunan hebat yang dari kakeknya, Hadratus Syekh KH M Hasyim Asy’ari.
Menurut Gus Zaki, begitu beliau disapa, langkah pertama adalah memiliki istri yang saleha. Dirinya berpesan untuk meniru Mbah Hasyim Asy’ari, jika mencari istri jangan dilihat dari kecantikannya saja.
“ Kalau kalian ingin meniru Kiai Hasyim, maka mencari istri jangan cari cantiknya saja. Lihat seberapa salehanya dia. Bu Nyai Halimah, ibunda Hadratus Syekh, itu berpuasa selama empat tahun. Ada yang kuat seperti itu?,” ungkapnya.
Pengasuh Pesantren Al-Masruriyah ini melanjutkan, langkah kedua setelah memiliki istri yang saleha, harapannya akan mendapatkan keturunan yang baik pula. “ Dari wanita saleha pilihan Hadratus Syekh telah terbukti menurunkan anak-anak yang hebat,” katanya.
Langkah ketiga adalah memberikan uswatun hasanah atau teladan kepada anak-anak yang dimiliki. Dikatakan, ketika Hadratus Syekh sudah menikah dengan istri yang saleha dan punya anak yang baik, putra-putri beliau ditempatkan tidak jauh dari Pesantren Tebuireng.
“ Ibu saya (Bu Nyai Khodijah, red) ditempatkan di Al-Masruriyah. Yai Karim dibuatkan rumah di utara pondok. Pak Wahid ditempatkan di barat pondok. Bu Nyai Azzah ditempatkan di depan pondok. Bu Nyai Khoiriyah ditempatkan di Seblak. Semuanya tidak jauh dari Tebuireng,” katanya.
Menurut Gus Zaki, hal itu dikarenakan adanya suatu keyakinan bahwa di mana pondok itu berada, di situlah tempat orang-orang saleh. “ Sekarang tidak. Kiai punya anak, bikin rumah di tengah kota. Dari mana anak cucunya dapat uswatun hasanah? Kapan dia berkumpul dengan orang-orang saleh?,” tanyanya kepada para hadirin.
Langkah terakhir sebutnya, Kiai Hasyim tidak pernah pergi jauh untuk urusan mencari uang. “ Tidak pernah ada satupun riwayat yang saya dengar bahwa Hadratus Syekh pergi dari Jombang, pergi dari Tebuireng hanya untuk urusan dagang,” kata Gus Zaki.
“ Kiai Hasyim pergi keluar dari Tebuireng itu cuma karena dua alasan. Kalau tidak karena urusan silaturahim ya urusan mengaji, ilmu,” ujarnya.
Selengkapnya baca di sini.
Dream - Bukan hanya sekadar panggilan, dalam Islam nama adalah doa. Tak heran banyak orangtua meminta nama dari para Ulama dan Kyai yang dihormati untuk anak-anak mereka.
Harapannya, nama tersebut membawa keberkahan di dunia, terutama di akhirat. Selain nama asli anak yang penuh doa kebaikan, orangtua juga harus memperhatikan nama panggilan anak sehari-hari.
Jangan sampai memberi nama atau julukan buruk pada anak. Dikutip dari DalamIslam.com, Islam menjelaskan bagaimana baiknya adab memanggil panggilan yang baik. Perhatika hal-hal berikut ini.
Sunnah memberi nama yang bagus untuk anak
Nama merupakan sebutan atau panggilan yang diberikan seseorang untuk memanggil. Kalau nama anak baik, tentu panggilannya akan baik. Jadi, orangtua wajib memberikan nama yang baik pada anak. Saking pentingnya memberi panggilan yang baik, hal ini pun menjadi disunnahkan. Rasulullah SAW bersabda:
“ Sesungguhnya kalian di panggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak kalian. Maka perindahlah nama-nama kalian.” (Riwayat Abu Dawud)
Banyak orang yang dengan entengnya memberikan julukan buruk kepada seseorang. Misal, karena anak ada anak yang memiliki tompel, ia pun dipanggil dengan sebutan ‘si tompel’ atau 'si gendut' dan berbagai julukan buruk lainnya.
Imam An-Nabawi menyebutkan bahwa para ulama sepakat bahwa dilarang untuk memberikan julukan yang buruk kepada seseorang.
“ Dan janganlah kalian panggil memanggil dengan gelar-gelar buruk.” (QS. Al-Hujurat[49]: 11)
Panggilan baik yang diberikan orangtua pada anak membuktikan betapa besar kasih sayang orangtua. Hal itu juga memberikan dampak positif lainnya yakni membentuk rasa percaya diri anak sekaligus menambah semangat hidupnya.
Jangan sesekali memanggil anak dengan panggilan jelek, meskipun ketika tengah berada dalam kondisi emosi yang tidak baik. Menurut psikolog, ketika anak mendapat panggilan buruk, hal itu akan terekam jelas pada memorinya. Islam pun mengajarkan untuk selalu memberi panggilan yang baik pada buah hati kesayangan.
Selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik