Punya Banyak Mainan Malah Bikin Anak Kurang Eksplorasi

Reporter : Mutia Nugraheni
Jumat, 18 November 2022 13:46
Punya Banyak Mainan Malah Bikin Anak Kurang Eksplorasi
Cari mainan yang juga melibatkan orangtua bermain.

Dream - Anak-anak sangat suka dengan berbagai macam permainan. Terutama pada mainan yang sedang tren dan dimainkan oleh teman sebayanya.

Ayah bunda pun cenderung ingin selalu membahagiakan anak dengan membelikan banyak mainan. Saat anak merasa bosan, andalan para orangtua juga langsung memberikan mainan baru.

Mulai sekarang, sebaiknya lebih selektif dalam membelikan mainan untuk anak. Pasalnya, beberapa penelitian menunjukan bahwa memberikan terlalu banyak mainan malah menghambat kreativitas anak. Sebaliknya, justru dapat mengalihkan perhatian dan mengurangi fokus mereka.

Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., seorang psikolog, memang memberikan banyak mainan harus dilihat lagi dampaknya bagi anak. Cari mainan yang juga melibatkan orangtua bermain.

" Kalau membelikan banyak mainan namun tanpa tujuan yang jelas dari pihak orangtua, serta tidak mendampingi anak dengan tepat untuk memainkan mainan-mainan tersebut maupun dalam mengorganisirnya, dampaknya bisa saja buruk,” kata Gracia.

1 dari 5 halaman

Fokus Main Lebih Panjang

Dalam melihat apakah banyak mainan berdampak buruk pada anak, dilakukan penelitian yang melibatkan 36 balita dan mengajak mereka bermain di sebuah ruangan selama setengah jam, dengan 4 mainan atau 16 mainan.

Hasil penelitian yang dijalani para peneliti di University of Toledo di Ohio, AS, tersebut menunjukkan bahwa kreativitas anak meningkat pada anak dengan lebih sedikit mainan.

Anak bermain

Anak-anak yang diberikan lebih sedikit mainan juga bermain dengan mainan mereka dua kali lebih lama, dibandingkan dengan anak yang diberikan banyak mainan. Ini artinya memberikan sedikit mainan dapat membentuk fokus yang baik pada anak sejak dini.

Menurut dr. Carly Dauch dalam journal Infant Behavior and Development, anak-anak belum memiliki tingkat kontrol yang baik, sehingga terlalu banyak mainan dapat mengganggu perhatian mereka.

“ Ketika diberi lebih sedikit mainan di lingkungan, balita terlibat dalam periode bermain yang lebih lama dengan satu mainan. Memungkinkan fokus yang lebih baik untuk mengeksplorasi dan bermain lebih kreatif,” ucap dr. Carly.

 

2 dari 5 halaman

Anak Menjadi Tidak Menghargai Mainan

Jika terlalu sering memberikan anak mainan, ia akan merasa bahwa mainan baru adalah hal yang bisa selalu didapatkan.

Maka, anak akan terus meminta mainan baru pada orangtuanya, sehingga tidak menghargai mainan-mainan yang sudah ia miliki sebelumnya.

Mainan anak

“ Anak terlalu sering dibelikan mainan dengan minimnya kontrol dari orangtua, lalu anak tidak diajarkan bertanggung jawab atas barang miliknya, dapat membuat anak menjadi kurang menghargai mainan-mainan miliknya,” kata Gracia.

Anak-anak dengan mainan yang lebih sedikit akan membuat mereka merawat barang-barang dengan lebih baik. Ini karena mereka menyadari hanya memiliki sedikit mainan, sehingga berusaha menjaganya dengan baik.

 

3 dari 5 halaman

Anak Mudah Bosan dan Tidak Kreatif

Bermain dengan terlalu banyak mainan juga dapat menyebabkan anak sering bosan. Hal ini bisa disebabkan karena mereka tidak fokus pada mainan-mainan yang diberikan.

Bisa pula karena Ayah Bunda selalu dengan mudah memberikan yang baru ketika saat anak mulai menolak atau menangis saat diberikan mainan yang lama.

Karena selalu diberikan mainan, kreativitas anak-anak menjadi terbatas dengan mainan-mainan yang diberikan. Akhirnya mereka tidak akan bereksperimen dengan barang-barang rumah tangga untuk membuat mainan mereka sendiri.

Penjelasan selengkapnya baca di KlikDokter

4 dari 5 halaman

Anak Rutin Main Bareng Ayah, Bikin Mentalnya Lebih Kuat Hadapi Stres

Dream - Sebagai tulang punggung, waktu ayah memang lebih banyak untuk bekerja. Meski demikian, kewajiban untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga jangan sampai membuat ayah tak punya waktu untuk anak-anaknya.

Peran pengasuhan memang cenderung lebih banyak dipegang ibu, padahal anak juga sangat membutuhkan ayah. Bukan hanya dalam hal pemenuhan materi, tapi juga tumbuh kembang psikologis, emosi dan kognitifnya.

Sebisa mungkin, luangkan waktu 15 hingga 30 menit untuk bermain bersama anak. Lakukan hal ini dengan rutin, efeknya jangka panjang. Bermain dengan ayah memiliki dampak yang luar biasa bagi tumbuh kembang anak. Apa saja?

1. Membantu Perkembangan Bahasa
Ayah dikenal sebagai sosok yang suka membuat perbincangan mendalam dan memancing anak memiliki banyak kosakata baru. Cobalah ajukan lebih banyak pertanyaan pada anak. Ajak si kecil berdiskusi banyak hal. Kebiasaan ini akan menantang keterampilan bahasa anak dan mengasah kemampuan komunikasinya.

2. Asah Kemampuan Pemecahan Masalah dan Perkembangan Motorik
Ayah memiliki gaya bermain yang unik. Anak-anak yang suka bermain dengan ayahnya, cenderung memiliki kemampuan adaptif dan pemecahan masalah yang baik dibandingkan dengan anak-anak yang tidak banyak bermain dengan ayahnya. Mereka juga lebih terampil, banyak akal, dan memperhatikan setiap masalah yang ada di depan mereka. Selain itu, karena ayah bermain lebih kasar dan bermain satu lawan satu, ini membantu meningkatkan kemampuan mengambil risiko dan perkembangan motorik pada anak-anak.

 

5 dari 5 halaman

3. Eksplorasi

Gaya bermain ayah juga melibatkan banyak petualangan dan tantangan. Hal ini memungkinkan anak-anak untuk lebih ingin tahu dan bersemangat mengeksplorasi lingkungan mereka dan bereaksi positif terhadap hal-hal baru. Ini juga membantu anak-anak mengatasi situasi yang tidak dikenal dan menangani situasi stres dengan lebih baik.

4. Bonding yang lebih kuat
Bermain dengan ayah akan membuat hubungan anak dan ayah makin dekat dan solid. Ini membantu anak-anak untuk terhubung ke tingkat yang lebih dalam dengan ayah mereka. Hal ini ternyata menurut penelitian memainkan peran penting dalam menciptakan ikatan positif dengan ayah dan juga membantu dalam menyelesaikan konflik.

Sumber: MomJunction

Beri Komentar