4 Asupan yang Sebaiknya Dihindari untuk MPASI

Reporter : Mutia Nugraheni
Kamis, 27 April 2023 07:48
4 Asupan yang Sebaiknya Dihindari untuk MPASI
Perhatikan baik-baik ya, Moms.

Dream - Memasuki usia 6 bulan, bayi akan mulai belajar makan. Dimulai dengan makanan halus, bertekstur baru kemudian bertekstur padat.

Memberi makanan pendamping ASI (MPASI) memang jadi tantangan baru bagi ibu. Kita harus menyiapkan menu yang mudah dikonsumsi si kecil, tapi kaya gizi dan aman untuk pencernaannya.

Dalam memilih menu MPASI dr. Arief Hermanu, seorang spesialis anak, mengungkap ada  4 jenis makanan yang sebaiknya dihindari ketika memberikan MPASI. Lewat unggahan di akun Instagramnya @farlaclinic_dr.arief,  ia memberikan hal yang perlu dihindari saat membuat menu si kecil

Makanan dengan Kandungan Garam yang Tinggi

Resep MPASI untuk Bayi Usia 6 Bulan, Sehat dan Praktis

Buat Sahabat Dream yang akan memulai MPASI, hindari memberikan makanan dengan rasa yang terlalu asin pada bayi seperti makanan kalengan hingga kerupuk. Kandungan garam yang tinggi memiliki risiko  meningkatkan tekanan darah tinggi hingga gangguan penyakit jantung, ginjal, dan stroke di masa depan.

 

1 dari 4 halaman

Hindari Memberi Madu

Cara Simpan Madu Biar Tahan Lama dan Tak Rusak

Madu memang dipercaya memiliki banyak khasiat untuk tubuh. Meskipun begitu, madu tidak baik untuk pencernaan bayi sebab mengandung bakteri clostridium yang berbahaya. Jenis bakteri ini dikenal dapat melepaskan racun yang melukai saluran cerna hingga menyebabkan keracunan pada bayi.

 

2 dari 4 halaman

Makanan dengan Potensi Alergi Tinggi

Udang

Jenis makanan seperti telur, daging, ikan, hingga kacang-kacangan dapat menyebabkan reaksi alergi pada bayi. Alergi yang bisa muncul pada bayi misalnya gatal, bisul, diare, hingga kulit kemerahan. Untuk memastikan bayi alergi atau tidak terhadap makanan yang diberikan, penting untuk memberikan jenis makanan satu persatu dan memantau reaksinya.

Makanan dengan Tekstur yang Keras dan Sulit Dicerna

Jangan pernah sesekali memberi makanan dengan tekstur yang keras untuk bayi seperti daging yang tidak dihaluskan, kacang-kacangan utuh, dan juga buah dengan kulit tebal. Hal ini karena bisa membuat bayi tersedak dan menganggu sistem pencernaannya.

 

Laporan Hany Puspita Sari

3 dari 4 halaman

Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Makanan Organik untuk MPASI

Dream - Label organik pada bahan makanan dianggap sebagai jaminan lebih sehat. Biasanya, para orangtua saat akan membuat makanan pendamping ASI (MPASI), lebih memilih bahan organik meskipun harganya jauh lebih mahal.

Lalu apakah sayur dan sumber protein organik pasti lebih sehat untuk anak? Dokter Meta Hanindita, spesialis anak memberikan penjelasan dalam akun Instagramnya @metahanindita.

" Makanan organik dihasilkan pertanian organik, menggunakan bahan pupuk organik dan pembatasan bahan pupuk organik dan pembatasan bahan kimia seperti pestisida, penyubur dll. Penelitian menunjukkan produk makanan organik tidak lebih unggul secara signifikan dibanding konvensional dalam hal pemenuhan zat gizi makro dan mikro," ujarnya dalam video yang diunggahnya.

 

4 dari 4 halaman

Kandungan Gizinya Sama

Menurutnya pemberikan MPASi tidak harus berasal dari bahan organik. Kita bisa mendapatkannya dari penjual sayur yang lewat dan tak perlu repot mencari yang organik. Kunci MPASI bergizi dan sehat justru pada kebutuhan anak yang terpenuhi sesuai usia.

" Tidak harus organik. Konsumsi makanan bernutrisi seimbang sesuai kebutuhan usia yang bervariasi. Belum ada penelitian pada manusia yang menunjukkan bahwa makanan organik memiliki keuntungan terhadap kesehatan atau perlindungan terhadap penyakit tertentu dibanding dengan yang tidak organik," ungkap dr. Meta.

Ia juga menjelaskan dalam hal kandungan nutrisi, bahan makanan organik dan non organik tak memiliki perbedaan signifikan. Apapun bahan makanan yang diberikan pada anak, pastikan saja kandungan gizinya seimbang.

" Jika buibu pakbapak memiliki budget lebih untuk membeli makanan organik, silakan saja. Tapi jika tidak, tak perlu dipaksakan. Yang penting, terlepas dari organik tidaknya, pastikan menyajikan makanan bernutrisi seimbang sesuai kebutuhan usia dan bervariasi," pesan dr. Meta.

Beri Komentar