Anak Pra Remaja/ Foto: Shutterstock
Dream - Memasuki usia yang baru dengan pengalaman dan situasi yang baru, sebagai orang dewasa kita seringkali kebingungan. Kadang juga merasa sendirian dan tak tahu harus berbuat apa.
Bayangkan hal tersebut terjadi pada anak yang memasuki usia pra remaja (tween) pada umur 8 hingga 12 tahun. Mereka sudah berpikir lebih kritis, mulai merasakan banyak emosi dari berbagai situasi. Anas Satriyo, seorang psikolog anak dan remaja dalam akun Instagramnya @anassatriyo mengungkap kalau anak di usia tersebut bisa dibilang " ngeri-ngeri sedap" .
" Saya ingin lebih sering bahas area usia yang belum terlalu banyak dibahas di sosial media dalam Pengasuhan Anak, yaitu di Rentang usia #Tween antara 8-12 tahun yang BENERAN #NgeriNgeriSedap," tulisnya.
Ia menjelaskan, anak di usia 8 hingga 12 tahun sudah tidak memiliki proses emosi-psikologis seperti di usia anak, tapi juga belum masuk ke fase remaja yang seutuhnya. Di momen tersebut anak-anak mulai mengembangkan pemikiran yang lebih abstrak, terkait pertemanan, penampilan, dan isu moral.
" Di usia 11-12 tahun, semakin menunjukkan ciri khas menuju masa remaja yaitu semakin terfokus dengan minat dan dunia mereka serta semakin memperhatikan kehidupan di luar rumah," ungkap Anas.
Masa pra remaja (tween) adalah masa transisi atau boleh dibilang krisis karena " diri" / " self" yang anak kita pahami di usia anak-anak, tak lagi sama.
" Mereka juga mengalami duka karena diri mereka di masa anak-anak sudah berubah," tulisnya.
Anak di masa tween ini merasa bingung dengan perubahannya. Baik secara biologis, psikologis, maupun sosial. Kebingungan itu seringkali muncul pada perubahan sikapnya yang kerap mendebat, menarik diri dan membuat tak nyaman orang di sekelilingnya.
Hal tersebut, menurut Anas, membuat anak lebih sering merasa sendiri. Merasa orangtua dan sekeliling tak mengerti kondisinya.
" Buat orangtua yang sedang menghadapi anak-anak di masa tweens semoga kita mau bergandengan tangan memahami emosi kita maupun memahami dinamika emosi anak yang lagi kayak popcorn meleduk," ungkap Anas.
Menurutnya, justru di momen inilah anak-anak makin butuh merasa dicintai oleh orangtuanya. Penting bagi ayah bunda belajar cara-cara berkomunikasi sehat dengan anak di usia ini.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati