Siap-siap Ayah Bunda, Anak Usia 8-12 Emosinya Seperti Popcorn Meledak

Reporter : Mutia Nugraheni
Jumat, 29 Juli 2022 09:12
Siap-siap Ayah Bunda, Anak Usia 8-12 Emosinya Seperti Popcorn Meledak
Anak di usia 8 hingga 12 tahun sudah tidak memiliki proses emosi-psikologis seperti di usia anak, tapi juga belum masuk ke fase remaja yang seutuhnya.

Dream - Memasuki usia yang baru dengan pengalaman dan situasi yang baru, sebagai orang dewasa kita seringkali kebingungan. Kadang juga merasa sendirian dan tak tahu harus berbuat apa.

Bayangkan hal tersebut terjadi pada anak yang memasuki usia pra remaja (tween) pada umur 8 hingga 12 tahun. Mereka sudah berpikir lebih kritis, mulai merasakan banyak emosi dari berbagai situasi. Anas Satriyo, seorang psikolog anak dan remaja dalam akun Instagramnya @anassatriyo mengungkap kalau anak di usia tersebut bisa dibilang " ngeri-ngeri sedap" .

" Saya ingin lebih sering bahas area usia yang belum terlalu banyak dibahas di sosial media dalam Pengasuhan Anak, yaitu di Rentang usia #Tween antara 8-12 tahun yang BENERAN #NgeriNgeriSedap," tulisnya.

Ia menjelaskan, anak di usia 8 hingga 12 tahun sudah tidak memiliki proses emosi-psikologis seperti di usia anak, tapi juga belum masuk ke fase remaja yang seutuhnya. Di momen tersebut anak-anak mulai mengembangkan pemikiran yang lebih abstrak, terkait pertemanan, penampilan, dan isu moral.

1 dari 2 halaman

Transisi

" Di usia 11-12 tahun, semakin menunjukkan ciri khas menuju masa remaja yaitu semakin terfokus dengan minat dan dunia mereka serta semakin memperhatikan kehidupan di luar rumah," ungkap Anas.

Anak

Masa pra remaja (tween) adalah masa transisi atau boleh dibilang krisis karena " diri" / " self" yang anak kita pahami di usia anak-anak, tak lagi sama.

" Mereka juga mengalami duka karena diri mereka di masa anak-anak sudah berubah," tulisnya.

 

2 dari 2 halaman

Emosinya Meledak-ledak

Anak di masa tween ini merasa bingung dengan perubahannya. Baik secara biologis, psikologis, maupun sosial. Kebingungan itu seringkali muncul pada perubahan sikapnya yang kerap mendebat, menarik diri dan membuat tak nyaman orang di sekelilingnya.

Hal tersebut, menurut Anas, membuat anak lebih sering merasa sendiri. Merasa orangtua dan sekeliling tak mengerti kondisinya.

" Buat orangtua yang sedang menghadapi anak-anak di masa tweens semoga kita mau bergandengan tangan memahami emosi kita maupun memahami dinamika emosi anak yang lagi kayak popcorn meleduk," ungkap Anas.

Menurutnya, justru di momen inilah anak-anak makin butuh merasa dicintai oleh orangtuanya. Penting bagi ayah bunda belajar cara-cara berkomunikasi sehat dengan anak di usia ini.

Beri Komentar