Alex Komang, Seniman Santri yang Selektif Pilih Peran

Reporter : Sandy Mahaputra
Sabtu, 14 Februari 2015 11:42
Alex Komang, Seniman Santri yang Selektif Pilih Peran
Ia berhasil meneruskan kiprah para pedahulu Lesbumi seperti Asrul Sani, Usmar Ismail dan Jamaludin Malik.

Dream - Jagat hiburan Tanah Air tengah berduka setelah kehilangan salah satu aktor hebat, Alex Komang. Dia meninggal dunia setelah mengalami masa kritis melawan penyakit kanker yang dideritanya di RS Karyadi, Semarang, tadi malam.

Tak hanya dunia entertainment Indonesia yang kehilangan Alex, keluarga besar Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Nadlatul Ulama juga merasakan hal serupa.

Ketua Pengurus Pusat Lesbumi Ngatawi Al-Zastrouw mengatakan, Alex Komang adalah seniman NU yang telah berhasil membawa nila-nilai kesantrian dalam karya-karyanya terutama di bidang perfilman.

Ia berhasil meneruskan kiprah para pedahulu Lesbumi seperti Asrul Sani, Usmar Ismail dan Jamaludin Malik.

" Alex adalah sosok seniman santri yang berhasil membawa nilai-nilai kesantrian dalam seni modern khususnya film dan teater," ujarnya dikutip Dream.co.id dari laman NU Online, Sabtu 14 Februari 2015.

Pemilik nama asli Saifin Nuha bin KH Shohibul Munir Al Hamil ini adalah Wakil Ketua Pengurus Pusat Lesbumi.

Keberhasilan aktor kelahiran 17 September 1961 itu dibuktikan dengan kemampuannya menjaga nilai-nilai kesederhanaan dan kearifan dalam profesionalitas dunia artis.

" Sebagai artis senior yang sudah terkenal, dia mampu menjaga diri untuk tidak tergerus dalam gemerlap dunia artis yang glamor dan tidak terjebak dalam nama besar yang bisa membuat orang berjarak dengan komunitas asalnya," tambahnya.

Alex dirawat di rumah sakit selama dua pekan terakhir. Saat kondisi almarhum mulai memburuk, keluarga melantukan ayat-ayat Alquran. Saat di tengah bacaan itu, Alex menghembuskan nafas terakhir.

Alex Komang dimakamkan setelah salat dzuhur di tanah kelahirannya, Desa Pecangaan, Kulon Jepara, Jawa Tengah, Sabtu 14 Februari.

Beberapa film baru yang dibintanginya antara lain Ca Bau Kan (2002), Laskar Pelangi (2008), Darah Garuda (2010), Surat Kecil untuk Tuhan (2011), 9 Summers 10 Autumns (2013), Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014), dan Gunung Emas Almayer (2014).

Jauh sebelum itu, ia telah meraih penghargaan sebagai aktor terbaik dalam Festival Film Indonesia pada 1987.

Beri Komentar