Kisah Artis Cantik Mualaf: 'Kalau Kamu Masuk Islam, Lebih Baik Mama Mati'

Reporter : Cynthia Amanda Male
Selasa, 20 April 2021 10:23
Kisah Artis Cantik Mualaf: 'Kalau Kamu Masuk Islam, Lebih Baik Mama Mati'
Walaupun menerima cacian dan pemberontakan dari keluarga besar, hati Isya tetap mantap mualaf.

Dream - Menjadi seorang mualaf menjadi kenyamanan tersendiri untuk si cantik pemilik nama Isya Jeeperson ini. Sejak September 2010, wanita kelahiran Medan, 25 Maret 1992 ini berkomitmen memeluk agama Islam karena ketertarikannya dengan dunia muslim.

" Ini bisa dibilang hidayah. Aku sangat tertarik dengan bahasa Arab dan semua yang diajarkan dalam agama Islam," kata anak ketiga dari tiga bersaudara ini saat berbincangan dengan Dream.co.id.

Dukungan lingkungan yang mayoritas muslim juga membuat Isya makin mantap menjadi mualaf. Juga semakin banyak tahu bagaimana Islam itu. " Sekitar bulan sembilan empat tahun lalu alhamdulillah aku resmi muslim," ujar dia. 

Wanita yang lahir dengan nama Marisa Cris Hari Sartika ini mengaku, butuh perjuangan ekstra menjelaskan ke keluarganya di Medan. Penjelasan tentang keputusannya pindah agama.

1 dari 5 halaman

Mulanya masih diam-diam. " Soalnya mama aku bilang kalau aku masuk Islam lebih baik mama mati. Aku takut nantinya mama marah, jadi stroke," kata Isya. 

Apalagi saat ini tinggal mama seorang. Kekhawatiran dan ketakutan Isya pun dikalahkan dengan rasa yakin dan hati yang mantap untuk mengatakan kejujuran di depan keluarga besarnya.

" Mama nangis, diam dan masuk kamar. Tidak sedikit juga keluarga yang berontak supaya aku pindah agama lagi. Tapi walaupun menerima caci-maki aku tetap kuat karena hatiku sudah yakin dan nyaman memeluk Islam," ujar wanita yang disibukan dengan aktivitas di dunia tarik suara ini.

2 dari 5 halaman

Mantan model majalah remaja ini mengaku, berkat bantuan Allah dan kegigihannya mendalami Islam, keluarga pun berbalik mendukung. Ibarat pepatah sekeras apapun batu karang akan tergerus sedikit demi sedikit dengan air.

" Aku percaya kalau Allah akan kasih jalan. Aku semakin yakin dan terus belajar banyak tanya dengan sesama muslim dan guru spiritualku. Nyari-nyari pengetahuan tentang Islam itu lebih detail lagi. Alhamdulillah sekarang mereka mendukung sekali karena lihat aku serius," ungkap pemain film Azrax ini.

Isya menambahkan dukungan yang diberikan dari keluarga membuatnya semakin mantap menjalani kehidupan sebagai mualaf.

3 dari 5 halaman

" Mama cuma pesan harus serius dan yakin dengan keputusan yang diambil jangan sampai agama jadi permainan. Aku makin yakin menjadi mualaf. Bismillah Allah selalu bersamaku," kata Isya.

Anak dari pasangan almarhum Irian Bakti dan Rosani Ginting ini berharap menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi kebanggaan orang-orang di sekitarnya.

" Bismillah semoga bisa selalu istiqomah. Semua kebaikan yang diberikan Allah aku berusaha selalu mensyukurinya dengan terus mengingatnya di setiap kondisiku. Karena Allah yang membuatku yakin menjalani hidup," harap Isya.

4 dari 5 halaman

Diantar Ibunya yang Nonmuslim, Bocah 8 Tahun Masuk Islam

Dream - Hidayah bisa datang pada siapapun dan di momen apapun, tanpa terkecuali. Jika Allah sudah berkehendak, maka hidayah Islam bisa menghampiri siapapun yang Dia tentukan.

Seperti kisah bocah satu ini yang akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam. Namanya Yogi Setiady. Meski usianya masih sangat muda, 8 tahun, dan juga tumbuh di tengah keluarga nonmuslim, bocah ini sudah berani menentukan pilihan hidupnya untuk menjadi mualaf.

Kamis, 5 Oktober kemarin, dia diantar ibu kandungnya yang nonmuslim ke kantor urusan agama (KUA) Delta Pawan, Ketapang Kalimantan Barat. Bocah itu masuk Islam.

Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Delta Pawan, M Syafi'ie Huddin membenarkan kejadian tersebut. Yogi adalah murid kelas 2 di sebuah sekolah dasar negeri di Ketapang. " Nama anak itu Yogi Setiady. Umurnya baru delapan tahun, kelas 2 SD. Yang mengantar ke sini (kantor KUA) ibunya, namanya Eriyanti," kata Syafi'ie.

Syafi'ie menceritakan, sebelumnya memang ada seseorang yang mengambil formulir untuk masuk Islam. Namun, dia mengaku hal itu sudah biasa sehingga dia pun tak terlalu terkejut. " Biasanya jika ada yang mengambil formulir untuk menjadi mualaf itu remaja yang ingin menikah namun terbentur karena beda agama. Jadi saya anggap biasa," ujarnya.

Pada Kamis, sekitar pukul 14.00 WIB, ada seorang ibu dan anak laki-lakinya beserta beberapa orang pria datang ke Kantor KUA Delta Pawan. Rupanya orang yang mengambil formulir sebelumnya itu yang datang. Dia pun bertanya siapa yang akan masuk Islam. " Sempat tidak percaya kalau yang mau masuk Islam itu anak itu, karena usianya masih delapan tahun," ucap Syafi'ie.

Dia pun menanyakan kepada ibunya terkait hal yang mengejutkan tersebut. " Mau diapakan lagi Pak Ustaz, dari dulu memang memaksa mau masuk Islam. Ini kemauannya sendiri sudah dari dulu," ujar Syafi'ie menirukan kalimat ibu Yogi.

5 dari 5 halaman

Sudah Fasih Menghafal Surah Pendek

Syafi'ie juga mengaku terkejut dengan kemampuan anak tersebut terkait pengetahuan tentang Islam. Yogi sudah menghafal sejumlah surah pendek dalam Alquran. Bahkan, dengan fasih bocah tersebut melafalkan dua kalimat syahadat beserta artinya. " Beberapa doa-doa juga sudah hafal. Bahkan doa untuk kedua orang tuanya," ujarnya.

Tak hanya di situ, bocah tersebut juga sering mengikuti kegiatan-kegiatan keislaman di surau dan masjid di tempatnya tinggal. Setiap sore juga sering ikut belajar ngaji, bahkan ikut salat. " Kata ibunya setiap Jumat selalu ke masjid ikut salat Jumat. Baju koko dan kopiah pinjam sama temannya," paparnya.

Melihat keinginan anak tersebut memeluk dan belajar ilmu tentang Islam, Syafi'ie mengaku sangat terharu. " Saya sudah 19 tahun bertugas di sini, baru kal ini ada anak yang belum baligh mau masuk Islam atas kehendaknya sendiri, dan kemauannya juga luar biasa. Bahkan saat saya tanya ketika besar nanti mau jadi apa, dengan yakin anak itu menjawab ingin menjadi ustaz," ujarnya.

Yogi pun kemudian dituntun untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dengan disaksikan ibu beserta dua saksi dari guru agama dan guru sekolahnya. " Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat ini kami harapkan anak ini benar-benar dibimbing tentang Islam oleh orang-orang di sekitarnya. Keinginannya untuk masuk pesantren juga diharapkan bisa tercapai," tandas Syafi'ie.

Beri Komentar