Kisah Model AS Temukan Kedamaian Saat Berhijab

Reporter : Sandy Mahaputra
Sabtu, 24 Mei 2014 08:08
Kisah Model AS Temukan Kedamaian Saat Berhijab
Bagi Sara, tidak ada yang lebih menyenangkan hatinya selain dari meninggalkan bikini dan kehidupan glamor ala Barat di Pantai Miami. Ia sekarang merasa senang menjadi pribadi yang bernilai.

Dream - Sara Bokker lahir dan besar di wilayah Amerika bagian tengah, lokasi yang jauh dari bibir pantai dan laut. Akhirnya, ia pindah ke Pantai Miami, Florida yang menjadi 'hotspot' bagi mereka yang mencari kehidupan glamor.

Sama seperti wanita Amerika lainnya, Sara pun tenggelam dalam kehidupan glamor Pantai Miami yang tentunya sudah terkenal. Di lingkungan barunya ini, Sara lebih sibuk dengan penampilannya dan berusaha mendapat banyak perhatian dari orang lain.

Sesuai impiannya, Sara akhirnya bekerja sebagai pelatih fitness profesional dan tinggal di apartemen mewah yang menghadap ke pantai. Membuat ia bisa berjemur semaunya, kapan saja. 

Seiring berjalannya waktu, Sara merasakan kehampaan dalam dirinya. Kepuasan dan kebahagian yang diperoleh berangkat dari makin tingginya 'menjual' daya tarik sebagai wanita. Dia pun merasa menjadi 'budak' fashion, menjadi sandera bagi penampilannya sendiri.

Sedikit demi sedikit, Sara mulai meninggalkan dunia glamor. Dia mengalihkan kehidupannya pada hal-hal yang positif. Sara mulai rutin melakukan meditasi dan terlibat dalam aktivitas sosial. Namun itu semua hanya menjadi penghilang rasa sakit, bukan obat yang sesungguhnya.

Suatu hari, secara tak sengaja Sara menemukan Alquran, kitab suci umat Islam. Saat itu, pikiran ia masih terbelenggu stigma buruk tentang Islam, sebuah agama yang mewajibkan para wanita memakai semacam 'tenda' di kepalanya.

Kisah Model AS Temukan Kedamaian Saat Berhijab

Namun saat membaca Alquran, Sara terhenyak. Dia langsung jatuh hati. Tuntunan Alquran, menurut dia sangat menghujam dalam hati dan jiwanya.

Dia mengaku tertarik dengan gaya dan pendekatan Alquran dalam menjelaskan kehidupan, penciptaan, dan hubungan antara Pencipta dan ciptaan-Nya.

Akhirnya Sara mendapatkan jawaban atas pencariannya. Dia baru menyadari kehampaan jiwanya selama ini hanya bisa diobati dengan memeluk Islam. Sara kemudian membeli gaun panjang yang cantik dan penutup kepala menyerupai busana wanita Muslim.

" Aku kemudian berjalan menyusuri jalan dan lingkungan yang sama di mana beberapa hari sebelumnya aku berjalan dengan memakai celana pendek, bikini atau pakaian ala Barat lainnya," ujarnya mengenang.

Ada sesuatu yang indah bagi Sara saat mengenakan pakaian muslim tersebut. Dia merasa damai dan bebas untuk pertama kalinya sebagai seorang wanita. Bila sebelumnya orang-orang menatapnya dengan penuh nafsu, kini hal itu tidak dirasakannya lagi.  

Tiba-tiba Sara merasa beban berat telah terangkat dari pundaknya. " Waktuku tidak terbuang sia-sia dengan shopping, make up, dan ke salon. Akhirnya aku bebas," katanya.

Sebagai mualaf, Sara langsung mengenakan hijab. " Dulu, bikini menjadi simbol kebebasanku. Namun sebenarnya itu justru menjauhkan diriku dari agama dan kedudukanku sebagai manusia terhormat," ujarnya.

Sara sangat berharap para wanita bisa mengerti tentang hijab. Dia ingin para wanita itu bisa menemukan keutamaan, kedamaian serta kebahagiaan yang dikandung hijab, sama seperti yang dialaminya kini.

Bagi Sara, tidak ada yang lebih menyenangkan hatinya selain dari meninggalkan bikini dan kehidupan glamor ala Barat di Pantai Miami.  (Ism, Sumber: Saudigazette)

Beri Komentar