Momen Manis, Ayana Moon Ajak Ibu yang Beda Keyakinan ke Masjid

Reporter : Mutia Nugraheni
Minggu, 23 Agustus 2020 11:22
Momen Manis, Ayana Moon Ajak Ibu yang Beda Keyakinan ke Masjid
Ia mengajukan pertanyaa yang diajukan banyak netizen, apakah ibunya bakal jadi muallaf?

Dream - Kehidupan Ayana Moon, hijaber asal Korea Selatan yang kerap bekerja di Indonesia menarik perhatian banyak orang. Menjadi muallaf di Korea tentu bukan halmuda, tapi Ayana istiqomah dengan keyakinannya sebagai muslimah.

Setalah Ayana masuk Islam, adiknya yang bernama Aydin juga sangat tertarik mempelajari agama kakaknya. Aydin pun akhirnya menjadi seorang muallaf. Baru-baru ini, Ayana menggunggah video di YouTube channel, mengajak sang ibu yang berbeda keyakinan untuk ke masjid Korea Selatan.

Sang ibu yang baru pertama kali ke masjid, merasa bahwa tempat ibadah anak-anaknya itu begitu menenangkan. Mengenakan kerudung dan lengan panjang, ibunda Ayana pun mengungkapkan kesannya setelah dari masjid.

" Aku rasa ini sepertinya memang merupakan eran masjid, di mana orang mecari ketenangan," ungkap ibu Ayana dalam YouTube Channel Ayana Moon.

 

 

1 dari 6 halaman

Momen tersebut juga membuat banyak penasaran, apakah mungkin ibunda Ayana akan menjadi muallaf. Pertanyaan itu diajukan Ayana pada ibundanya.

Cerita Selebgram Korea Ayana Moon, Adik Bungsunya Mualaf

" Ini adalah salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan. Apakah Eomma (ibu) ada keinginan untuk ikut Muallaf sperti Ayana dan Aydin?," tanya Ayana.

" Muallaf? Sepertinya belum ada," ungkap sang ibunda dengan wajah kaget.

 

2 dari 6 halaman

Lihat video lengkapnya

3 dari 6 halaman

Perubahan Hidup Ayana Moon Usai Menjadi Mualaf

Dream - Kisah selebgram Korea Selatan, Ayana Jihye Moon, menginspirasi para Muslimah. Ia menjadi mualaf dan mantap berhijab.

Ayana kini sibuk mendalami agama Islam di Negeri Ginseng. Ia juga kerap berpindah-pindah, ke Malaysia dan Indonesia, untuk bersilaturahmi dengan sesama Muslimah.

Sukses dikenal sebagai hijab influencer, Ayana meluncurkan buku yang mengisahkan perjalanan hidup sebagai mualaf. Buku bertajuk 'Ayana Journey To Islam' itu diluncurkan belum lama ini.

Ayana yang baru saja membuka channel YouTube juga mengunggah video untuk membahas bukunya. Ia menceritakan perbedaan hidup sebelum dan setelah memeluk Islam.

" Aku adalah murid yang baik dan punya banyak teman. Terkadang aku jadi sombong dan kurang bersyukur. Aku pikir aku mendapatkannya secara alami, yang mana aku layak mendapatkannya," ungkap Ayana dalam tayangan vlognya.

4 dari 6 halaman

Alami Perubahan

Ia juga merasa bangga telah dibesarkan oleh keluarga yang baik. Kedua orang tua serta adik laki-lakinya selalu mendukung keputusan Ayana. Keluarga Ayana bahkan mendukungnya untuk memeluk Islam dan berhijab.

Ayana Moon

" Setelah masuk Islam aku mulai lebih bersyukur, menerima banyak hal dan membuka hatiku pada hal-hal lain. Karena sebelum jadi mualaf aku berada di golongan mayoritas. Namun sekarang aku ada di kaum minoritas karena agamaku," ujarnya.

Setelah menjadi mualaf, Ayana bertemu dengan berbagai macam orang. Ia juga kerap menghadapi stigma negatif mengenai Islam. Terutama sebagai muslimah yang tinggal di Korea Selatan.

5 dari 6 halaman

Merantau

Ayana Moon

Ayana bahkan juga mendapat tantangan ketika merantau ke Malaysia. " Kala itu aku berdoa dengan giat, aku juga bekerja keras. Aku sendirian di sana dan sadar tidak ada yang bisa membantuku seperti keluarga," katanya.

Ayana memiliki sahabat bernama Farah yang menemaninya di Negeri Jiran. Namun ia tak ingin membebani sahabatnya yang sudah berkeluarga. Ia bertekad untuk bekerja keras seorang diri.

" Meskipun aku sendiri, aku selalu berpikir bahwa aku tak sendiri karena aku bersama Allah," ucapnya.

6 dari 6 halaman

Menginspirasi

Ayana meluncurkan buku dengan harapan bisa menginspirasi banyak orang. Kecintaannya terhadap membaca juga mendorong Ayana untuk merilis kisahnya dalam bentuk tulisan.

Ayana Moon

" Aku sadar kalau aku juga bisa menginspirasi oranglain, termasuk mereka yang terlahir sebagai muslim. Terkadang yang terlahir Islam sering melupakan apa saja yang mereka dapat dari Allah SWT. Begitulah alasanku ingin menulis buku sendiri," ujar Ayana.

Seluruh penjualan bukunya juga disumbangkan untuk pengobatan pasien kanker. Ayana bahkan telah mendonasikan Rp50 juta kepada pasien kanker di Jawa Barat.

 

Beri Komentar