Dream - Sidang perdana perceraian Tsania Marwa dan Atalarik Syach menjadi ajang klarifikasi kedua kubu. Berbagai tudingan dan bantahan meluncur dari kuasa hukum pasangan yang sama-sama pernah berkarier di dunia model.

Kuasa hukum Tsania Marwa, Hamdan membantah tuduhan pihak Atalarik Syah yang menyebut kilennya kabur dari rumah. Hamdan justru balik menuding jika Atalarik selalu menitipkan Marwa dan kedua anaknya kepada ibunya. 

"Waktu itu Atalarik shooting dan pulangnya subuh-subuh, sehingga tidak ada klien kami kabur dari rumah," ujar Hamdan.

Hamdan juga membantah kabar mengenai Marwa yang mempersoalkan barang-barang milik kliennya yang masih disimpan di rumah Atalarik. Menurut dia, masalah penyelesaian kepemilikan barang-barang itu telah disepakati bersama namun tidak juga diserahkan kepada pemiliknya. 

Bagi Hamdan, satu hal yang menjadi perhatian kliennya adalah hak asuh anak. Marwa menyoroti sikap Atalarik yang didorong ingin menjauhkan buah hatinya dari dirinya. Kecurigaan menguat setelah Marwa mengaku mendapat perlakuan tak menyenangkan dari pria yang akrab disapa Arik.

"Saat anak-anak dibawa oleh Atalarik ternyata telah direncanakan terlebih dahulu. Suster sudah menyiapkan barang-barang anak-anak. Padahal saat hari H, Atalarik menelepon orangtua Tsania untuk mengajak anak-anak makan pizza. Bukan untuk dibawa," ucap Hamdan.

Diturunkan di Tengah Jalan?

Tetapi, di perjalanan pulang, sempat terjadi pertengkaran antara Atalarik dan Marwa. Di depan kedua anak mereka, ucap Hamdan, Marwa diturunkan di jalan. Sejak saat itu, Marwa tak lagi bisa bertemu dengan dua buah hatinya. "Itu tragis," ujar dia.

Kejadian yang lebih tragis dialami Marwa saat hendak menemui kedua anaknya. Saat sampai di rumah Atalarik, Marwa justru dilarang bertemu anak-anaknya. 

Alhasil, kata Hamdan, Marwa meminta bantuan Ketua RT dan Babinkamtibmas. Tetapi, Marwa justru dibentak oleh Atalarik.

Ancam Lapor KPAI

"Begitu ketuk-ketuk, bukannya diberi masuk, malah diomel-omel. Apa haknya? Namanya anak hak ibu dan bapaknya. Tidak ada ambil paksa, itu haknya. Karena dalam perlindungan anak selama itu anak di bawah 12 tahun, itu hak asuhnya di Marwa," tegas Hamdan.

Terkait kejadian yang melanda kliennya itu, dalam waktu dekat, Marwa dan tim pengacara berencana melaporkan permasalahan tersebut ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Bantahan Kubu Atalarik

Dream - Terkait beragam tudingan yang disampaikan kubu Marwa, kuasa hukum Atalarik Syah, Junaedi membantah sejumlah pernyataan istri kliennya tersebut. 

Dari informasi yang diperoleh Junaedi, kejadian pada 11 April 2017 tersebut justru terjadi karena kesalahan Marwa. Alasannya, Marwa masuk ke rumah kliennya tanpa seizin Atalarik.

"Pasal 551 menyebut, masuk pekarangan orang saja enggak boleh. Apalagi Marwa mau masuk bawa-bawa apa itu (Babinkamtibnaspol) Dia mau ketemu anaknya, ngomongnya kok malah sama Pak RT?" katanya. 

Menurut Junaedi, Marwa seharusnya menghubunginya jika memang ingin datang ke rumah kliennya. "Kan bisa komunikasi dulu sama saya. Tetapi, nomor saya malah diblok sama dia."

Terkait persoalan hak asuh anak, Junaedi mengaku tak tahu soal kabar tersebut. "Nggak. Kalian (wartawan) tahu dari siapa, saya saja yang kuasa hukumnya enggak tahu. Coba nanti saya tanya lagi," katanya.

Menurut Junaedi dirinya hanya tahu jika sidang mediasi kali ini belum membahas soal anak dan hanya membahas keinginan cerai atau tidak.

"Urusan anak itu urusan pengadilan. Nanti pengadilan menjawab, ada bukti dan membuktikan. Jadi nggak mungkin itu," ujarnya.

Junaedi malah balik menuding jika Marwa telah mengarang cerita dan tak proporsional membahas mengenai hak asuh anak.

"Ibaratnya persidangan ini kayak main bola. Masih belum mulai, wasit masih periksa pemain. Namanya sesuai nggak, laki apa perempuan. Lagi mediasi belum masuk pertandingannya," imbuh Junaedi.