Sebelum Meninggal, Bondan 'Maknyus' Sempat Merindukan Sesuatu

Reporter : Puri Yuanita
Jumat, 29 November 2013 13:21
Sebelum Meninggal, Bondan 'Maknyus' Sempat Merindukan Sesuatu
Sebelum menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit, ternyata almarhum Bondan Winarno sempat merindukan sesuatu.

Dream - Dunia kuliner tanah air tengah berduka atas berpulangnya Bondan Winarno. Presenter kuliner yang terkenal dengan jargon 'Maknyus' itu meninggal dunia pada usia 67 tahun di RS Harapan Kita Jakarta pada Rabu, 29 November pukul 09.05 WIB.

Sebelum menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit, ternyata almarhum Bondan Winarno sempat merindukan sesuatu.

Hal itu terungkap dari foto yang ia unggah di akun Instagramnya, @maknyusbw. Dalam foto itu terlihat pemandangan senja di sebuah tempat.

bondan

" Missing this sunset view from our rooftop," tulis Bondan sebagai keterangan fotonya.

 

 

1 dari 3 halaman

Unggahan Terakhir Itu...

Unggahan Terakhir Itu... © Dream

Usai Pak Bondan dikabarkan meninggal dunia, unggahan terakhirnya itu pun langsung dibanjiri komentar dari para netizen. Ucapan selamat jalan dan doa memenuhi kolam komentar.

" RIP pak Bondan ..smg diberikan tmpt yg terbaik di sisi-Nya .. amin," kata akun arhynna_.

" Selamat jalan Pak, semoga segala perbuatan baik dapat mengantar bapak meuju sang pencipta… Amin," tulis akun iangun182.

" Selamat jalan Pak Bondan.. you’ll be missed. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, semoga husnul khotimah," ucap akun rabbit.inthekitchen.

2 dari 3 halaman

Penyebab Wafat

Penyebab Wafat © Dream

Dream - Kabar duka datang dari legenda kuliner Bondan Haryo Winarno. Presenter senior yang terkenal dengan slogan 'Maknyus' ini meninggal dunia di usianya 67 tahun, Rabu 29 November 2017.

Kabar ini disampaikan oleh pemerhati kuliner Nusantara, Arie Parikesit. Dia mengunggah kabar tersebut di akun Twitternya, @KelanaRasa.

" Mendapat berita duka cita yang bikin lemes mendadak, guru dan teman kita semua Pak Bondan Haryo Winarno meninggal dunia tadi pagi jam 9.05 WIB di RS Harapan Kita Jakarta, jenazah akan dibawa ke rumah duka Jl. Bangsawan Raya Sentul City siang ini, mohon doauntuk beliau dan keluarga,"  tulis Arie, diakses pada Rabu, 29 November 2017.

#KelanaRasa@arieparikesit

Pak Bondan ðŸ˜¢
Thanks for everything pak

  #KelanaRasa@arieparikesit  

Mendapat berita duka cita yang bikin lemes mendadak, guru dan teman kita semua Pak Bondan Haryo Winarno meninggal dunia tadi pagi jam 9.05 WIB di RS Harapan Kita Jakarta, jenazah akan dibawa ke rumah duka JL Bangsawan Raya Sentul City siang ini,.ohon doa untuk beliau dan keluarga

 

Twitter Ads info and privacy  

Kabar ini dibenarkan oleh salah satu sahabat Bondan yang juga pegiat LSM Migrant Care, Wahyu Susilo. " Ya, benar," ujar Wahyu kepada Dream.

Wahyu mengaku tidak tahu pasti penyakit apa yang diderita Bondan. Tetapi, dia mengatakan Bondan dalam beberapa bulan terakhir menjalani perawatan.

" Saya tidak tahu pastinya. Tapi sejak dua bulan Bondan dirawat di rumah sakit," tutur Wahyu.

Menurut adik kandung Bondan Winarno, Inong Kresno Wiyoso, almarhum meninggal karena penyakit jantung dan komplikasi. “ Jenazah siang ini akan dibawa ke rumah duka di Sentul City, Jl. Bangsawan Raya" .

3 dari 3 halaman

Ungkap Skandal Hingga Cinta Kuliner

Ungkap Skandal Hingga Cinta Kuliner © Dream

Dream - Penikmat kuliner Bondan Haryo Winarno meninggal dunia dalam usia ke-67, Rabu 29 November 2017. Kabar itu mengejutkan banyak pecinta kuliner yang karib dengan slogan 'maknyus' tersebut.

Meski dikenal khalayak sebagai penikmat kuliner, Bondan meniti kariernya sebagai jurnalis dan penulis lepas di berbagai media antara lain Kompas, Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Tempo, dan lain-lain.

Sejak 1984 hingga 1987, pria kelahiran Surabaya 29 April 1950 itu menjadi redaktur kepalamajalah ekonomi SWA.

Lepas dari dunia jurnalistik, Bondan beralih menjadi pengusaha dan menjabat sebagai Presiden Ocean Beauty International, perusahaan makanan laut yang berbasis di Seattle, Washington, Amerika Serikat.

Pada 1998-1999, Bondan ditunjuk menjadi konsultan Bank Dunia di Jakarta. Dia kembali di dunia jurnalistik pada 2001. Saat itu dia ditunjuk sebagai pemimpin redaksi harian Suara Pembaruan.

Karya jurnalistik Pak Bondan, sapaannya, yang paling banyak dipuji ialah Bre X: Sebungkah Emas di Kaki Pelangi.

Liputan jurnalistik yang dijadikan buku tersebut mengungkap skandal tambang emas Busang, Kalimantan Timur. Bondan menelusuri kematian skema penipuan para geolog hingga kongkalikong perusahaan tambang asal Kanada, Bre X dengan Keluarga Cendana.

Laporan jurnalistik ini disebut-sebut menjadi salah satu laporan investigasi terbaik di Indonesia.

Selain menawan dalam bidang investigasi, Bondan juga aktif menulis jejak kuliner Nusantara. Sebuah buku berjudul 100 Mak Nyus Makanan Tradisional Indonesia pada 2013.

Beri Komentar