Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Akhir Pandemi Covid-19, Berakhirnya Darurat Global Covid-19

Akhir Pandemi Covid-19, Berakhirnya Darurat Global Covid-19 Petugas Kesehatan Tengah Memberi Makan Pasien Covid-19 Di China (CNBC)

Dream – Awal Maret 2020 merupakan hari-hari terberat bagi Saraswati, 47 tahun, panggil saja begitu, seorang wanita penderita kanker payudara stadium 3 B yang menetap di Jakarta.

Pada 2 Maret 2020, Presiden Jokowi baru saja mengumumkan kasus pertama penularan virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Pasien itu tinggal di Depok, tetangga Jakarta. Pengumuman itu tak pelak menimbulkan histeria publik: penyakit mematikan itu telah tiba di tanah air!

Saraswati lalu menyuruh suaminya membeli masker di apotik. Sebab sudah hampir dua tahun terakhir dia memang selalu memakai masker setiap keluar rumah. Bahkan sebelum Covid-19 menjadi pandemi, dia sudah mengenakan masker sehari-hari karena dia amat rentan tertular penyakit karena dia memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Namun sial. Persediaan stok masker kosong melompong. Suaminya sudah mencoba pergi ke semua apotik di sekitar rumahnya. Tapi hasilnya nihil. Kalaupun ada --seperti di Pasar Pramuka-- harganya selangit. Memang sudah gila spekulan dan pedagang di negeri ini! Tega ambil untung di   tengah kemelut wabah...

Pengumuman masker habis di apotik di  awal pandemi di Indonesia

(Pengumuman masker habis di apotik di  awal pandemi di Indonesia/Liputan6)

Harga masker merek Sensi yang dulu dia beli seharga Rp 25.000 untuk satu kotak berisi 50 lembar, dijual di Pasar Pramuka seharga Rp 400.000. Atau naik 1.600 persen! Harga yang gila-gilaan! Praktis dia tak bisa berbuat banyak. Selain mengurung diri dalam rumah.

Ironisnya, menurut data Badan Pusat Statistik atau BPS, ada peningkatan ekspor masker keluar Indonesia di bulan Februari 2020 kemarin hingga U$ 76 juta alias Rp 1 triliun atau Rp 1.000 miliar.

Jika harga satu boks masker merek Sensi isi 50 buah yang biasa dibeli dulu Rp 25 ribu per boks, coba bayangkan berapa juta masker yang keluar Indonesia bulan lalu? Data dari BPS ini jelas tak menipu.

Teori Charles Darwin berangkali benar di sini. Bahwa hanya yang kuat yang mampu bertahan dalam gejolak wabah Corona. Yang kuat di sini adalah yang kuat secara ekonomi, sehingga mampu membekali diri dan keluarganya dengan masker yang gila-gilaan mahalnya.

Pengumuman masker kosong ditempel di semua apotik di Jakarta dan daerah laiin

(Pengumuman masker kosong ditempel di semua apotik di Jakarta dan daerah laiin/Liputan6)

Akhirnya situasi krisis masker itu sedikit mereda ketika orang mulai ramai-ramai memperoduksi masker kain untuk mengantisipasi kekosongan maker medis. Produsen kain PT Sritex di Solo sampai menutup order pembuatan masker kain karena lonjakan permintaan masyarakat yang tinggi.

Untunglah Saraswati berhasil melewati tiga tahun pandemi tanpa tertular. Ia adalah salah satu orang yang selamat dari pandemi Covid-19 yang mengerikan tiga tahun terakhir.

***

Tedros Adhanom Ghebreyesus duduk di meja dengan mikrofon dan berbicara selama konferensi pers, Jumat 5 Mei 2023, di markas WHO di Jenewa.

"Organisasi Kesehatan Dunia" ditulis dengan huruf biru besar di belakangnya, di samping tulisan W.H.O. logo yang menunjukkan seekor ular melingkari tongkat dengan bola dunia dan karangan bunga laurel.

Selaku Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Terdros dalam jumpa pers itu menyatakan bahwa Covid-19 bukan lagi "darurat kesehatan global".

Pernyataan itu merupakan langkah besar untuk mengakhiri pandemi, dan diungkapkan WHO tiga tahun setelah pertama kali menyatakan tingkat kewaspadaan tertinggi terhadap virus tersebut.

Para pejabat WHO mengatakan tingkat kematian akibat virus telah turun dari puncaknya yaitu lebih dari 100.000 orang per minggu pada Januari 2021, menjadi sekitar 3.500 pada 24 April 2023.

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesu

(Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesu/New York Times)

Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan setidaknya tujuh juta orang telah meninggal dunia dalam pandemi Covid-19.

Namun dia mengatakan bahwa angka sebenarnya "kemungkinan" mendekati 20 juta kematian -hampir tiga kali lipat dari angka resmi- dan ia memperingatkan bahwa virus Covid-19 tetap menjadi ancaman yang signifikan.

"Kemarin, Komite Darurat bertemu untuk ke-15 kalinya dan merekomendasikan kepada saya agar saya menyatakan berakhirnya situasi darurat kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Saya menerima saran itu. Oleh karena itu dengan harapan besar saya menyatakan bahwa Covid-19 telah berakhir sebagai darurat kesehatan global," kata Dr Tedros.

Dia menambahkan bahwa keputusan itu telah dipertimbangkan dengan hati-hati selama beberapa waktu dan dibuat berdasarkan analisis data yang cermat.

Namun dia memperingatkan bahwa penghapusan tingkat siaga tertinggi tidak berarti bahaya sudah berakhir dan mengatakan status darurat dapat dipulihkan jika situasinya berubah.

"Hal terburuk yang dapat dilakukan negara mana pun sekarang ialah menggunakan berita ini sebagai alasan untuk menurunkan kewaspadaan, untuk membongkar sistem yang telah dibangun, atau mengirim pesan kepada rakyatnya bahwa Covid-19 tidak perlu dikhawatirkan," katanya.

WHO menyatakan Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (PHEIC) pada Januari 2020.

WHO menyatakan Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (PHEIC) pada Januari 2020 saat Covid-19 meledak di Wuhan, China

(WHO menyatakan Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (PHEIC) pada Januari 2020 saat Covid-19 meledak di Wuhan, China/FHCC)

Pernyataan ini menandakan perlunya tindakan global yang terkoordinasi untuk melindungi masyarakat dari virus baru tersebut.

Sekarang, masing-masing negara dipersilakan untuk terus mengelola Covid dengan cara yang menurut mereka terbaik.

Vaksin adalah salah satu titik balik utama dalam pandemi. Menurut WHO, 13 miliar dosis telah diberikan, memungkinkan banyak orang terlindungi dari penyakit serius dan kematian.

Tetapi di banyak negara vaksin belum mencapai sebagian besar dari mereka yang membutuhkan.

Lebih dari 765 juta infeksi Covid yang dikonfirmasi telah tercatat di seluruh dunia.

AS dan Inggris, seperti banyak negara lain, telah berbicara tentang "hidup berdampingan dengan virus" dan mengakhiri banyak tes dan aturan pembatasan sosial.

Dr Mike Ryan, dari program darurat kesehatan WHO, mengatakan keadaan darurat mungkin telah berakhir, tetapi ancamannya masih ada.

"Kami memperkirakan virus ini akan terus menular dan ini adalah sejarah pandemi," katanya.

"Butuh beberapa dekade untuk gelombang terakhir virus pandemi tahun 1918 menghilang.

"Dalam kebanyakan kasus, pandemi benar-benar berakhir ketika pandemi berikutnya dimulai."

Meskipun COVID-19 mungkin tidak lagi menjadi darurat kesehatan masyarakat global, negara-negara memang harus tetap memperkuat tanggapan terhadap penyakit ini dan bersiap menghadapi pandemi di masa depan dan ancaman lainnya.

Hal itu kembali disampaikan kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin 22 Mei 2023  saat menyampaikan laporannya kepada Majelis Kesehatan Dunia ke-76, badan pembuat keputusan badan PBB, yang bertemu minggu ini.

“Berakhirnya COVID-19 sebagai darurat kesehatan global bukanlah akhir dari COVID-19 sebagai ancaman kesehatan global,” kata Tedros kepada Negara Anggota.

Pria melepas maskernya setelah WHO menyatakan Covid-19 bukan lagi darurat global

(Pria melepas maskernya setelah WHO menyatakan Covid-19 bukan lagi darurat global/US News)

“Ancaman varian lain yang muncul yang menyebabkan gelombang baru penyakit dan kematian tetap ada, dan ancaman patogen lain yang muncul dengan potensi yang lebih mematikan tetap ada.”

Selain itu, dalam menghadapi krisis yang tumpang tindih dan menyatu, “pandemi bukanlah satu-satunya ancaman yang kita hadapi”, tambahnya, menggarisbawahi perlunya mekanisme global yang efektif yang menangani dan menanggapi segala jenis keadaan darurat.

“Ketika pandemi berikutnya datang mengetuk – dan itu akan terjadi – kita harus siap menjawab secara tegas, kolektif, dan adil,” sarannya.

COVID-19 juga menunjukkan bahwa delapan miliar orang – pada dasarnya setiap orang di planet ini – perlu perlindungan yang lebih baik dalam keadaan darurat.

“Pandemi telah menghancurkan kita, tetapi itu telah menunjukkan kepada kita mengapa pembanguan berkelanjutan atau SDG harus tetap menjadi bintang utara kita, dan mengapa kita harus mengejarnya dengan urgensi dan tekad yang sama dengan yang kita gunakan untuk melawan pandemi,” katanya.

***

Tiga tahun lalu, pada 11 Maret 2020, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pertama kali secara resmi menggambarkan COVID-19 sebagai pandemi.

Dampak pandemi pada semua aspek masyarakat sangat besar, tetapi kita telah menempuh perjalanan jauh sejak Maret 2020. Jumlah korban virus corona baru ini telah berkurang berkat respons lintas sains, perawatan kesehatan, dan kesehatan masyarakat.

Pada titik ini, tidak masuk akal untuk bertanya-tanya kapan pandemi akan berakhir. Tetapi WHO terus menganggap COVID sebagai pandemi.

Istilah "pandemi" dapat memiliki definisi yang sedikit berbeda tergantung di mana Anda melihat. Namun, mungkin penggunaan istilah yang paling umum berlaku untuk ancaman baru yang menyebar ke berbagai negara: “epidemi yang terjadi di seluruh dunia”.

Pada dasarnya, pandemi berada satu tingkat di atas kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC). WHO menyatakan COVID sebagai PHEIC pada 30 Januari 2020.

Pasien meninggal akibat Covid-19 nyaris tujuh juta orang, meski WHO menyatakan angka riilnya bisa mencapai 15-20 juta orang yang tidak dilaporkan

(Pasien meninggal akibat Covid-19 nyaris tujuh juta orang, meski WHO menyatakan angka riilnya bisa mencapai 15-20 juta orang yang tidak dilaporkan/CNBC)

PHEIC, sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan Kesehatan Internasional, adalah “peristiwa luar biasa” di mana terdapat risiko penyebaran penyakit internasional, dan mungkin memerlukan tanggapan internasional yang terkoordinasi. Contoh sebelumnya termasuk wabah Ebola Afrika Barat tahun 2014, munculnya virus Zika tahun 2016, dan wabah mpox (monkeypox) tahun 2022.

Menariknya, berbeda dengan PHEIC, WHO tidak memiliki kekuatan untuk secara resmi menyatakan awal atau akhir pandemi. Ini karena istilah tersebut bukan kategori dalam Peraturan Kesehatan Internasional, instrumen hukum yang penting. Namun, pelabelan COVID oleh WHO sebagai pandemi sangat berpengaruh dan telah dianggap luas.

Komite darurat dapat memutuskan apa yang dimaksud dengan pandemi versus PHEIC berdasarkan faktor-faktor termasuk tingkat keparahan penyakit, cara penularannya, dan dampaknya terhadap negara.

Ada akhir yang dinyatakan dan pasti untuk pandemi flu babi 2009-2010. Ini sedikit lebih mudah karena pola influenza musiman, sesuatu yang tidak kita lihat pada COVID.

Meskipun pengawasan real-time terbatas, ada juga akhir yang relatif jelas dari pandemi influenza tahun 1918–1919 dan 1957–1958.

Akhir yang tepat untuk pandemi lebih jauh dalam sejarah seperti Kematian Hitam di abad ke-14 dan wabah cacar skala besar di abad ke-16 tidak jelas, tetapi pada akhirnya ditentukan dari pelaporan retrospektif dalam buku-buku sejarah, bukan komite ilmiah.

Agak lebih mudah untuk mendeklarasikan PHEIC baru atau menentukan awal pandemi, dibandingkan dengan akhirnya. Jika wabah tidak berakhir, maka menyatakan titik waktu di mana "selesai" bisa dimengerti rumit.

Seperti yang ditunjukkan WHO dalam pernyataan mereka baru-baru ini, perlu ada fokus berkelanjutan pada COVID di luar akhir darurat kesehatan masyarakat yang ditentukan. Fokus ini harus tetap ada bahkan ketika negara-negara mempertimbangkan bagaimana mengarusutamakan pengendalian penyakit mereka ke dalam infrastruktur layanan kesehatan dan kesehatan masyarakat yang lebih rutin.

Pandemi COVID mungkin tidak akan pernah berakhir. Namun, ancaman kesehatan masyarakat dari virus ini harus terus menurun. Kebutuhan untuk belajar dari pandemi ini sebelum waktu berikutnya yang tak terelakkan sangatlah penting.

Pandemi Covid-19 tidak akan pernah berakhir

(Pandemi Covid-19 tidak akan pernah berakhir/Economic Times)

Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa penyakit menular memiliki kemampuan untuk berevolusi dan muncul secara tak terduga. Pandemi berikutnya mungkin sudah dekat – dan kita tidak tahu sudut mana.

***

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia langsung menyambut baik keputusan Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencabut status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk COVID-19 pada Jumat 5 Mei 2023

Indonesia sendiri sebelumnya sudah bersiap bertransisi dari pandemi ke endemi dengan berkonsultasi dengan WHO. WHO menyampaikan bahwa persiapan Indonesia dipandang baik dalam menghadapi transisi pandemi ke endemi.

“Kami mengucapkan terima kasih untuk seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang telah berjuang bersama sehingga penularan Covid-19 Indonesia dapat terkendali, dan saat ini kita bersama-sama menuju pengakhiran kondisi kedaruratan,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr.Mohammad Syahril, seperti dilansit situs Kemenkes.

“Kami telah berkonsultasi dengan Dirjen WHO dan tim WHO baik di Jenewa dan Jakarta untuk Indonesia mempersiapkan transisi pandemi beberapa waktu lalu sebelum pencabutan status PHIEC diumumkan WHO,” tambahnya.

Perawat tengah merawat pasien Covid

(Perawat tengah merawat pasien Covid/Sky News)

Kendati status kegawatdaruratan pandemi sudah dicabut, pemerintah tetap mengedepankan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. WHO juga menegaskan perlunya masa transisi untuk penanganan Covid-19 jangka panjang.


Di antaranya dengan surveilans kesehatan di masyarakat, dan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dan obat-obatan, serta mempersiapkan kebijakan kesehatan lainnya, sebagai upaya ketahanan kesehatan nasional dan kesiapsiagaan atas kemungkinan adanya pandemi di masa yang akan datang.

Masyarakat juga dihimbau agar tetap memperhatikan dan menjalankan protokol kesehatan. Upaya vaksinasi juga terus dijalankan terutama untuk meningkatkan perlindungan bagi kelompok masyarakat yang paling berisiko

Pemerintah terus mempersiapkan langkah langkah pencabutan status pandemi sesuai dengan Strategi Kesiapsiagaan dan Respon COVID-19 2023-2025 yang telah disiapkan oleh WHO sebagai pedoman negara-negara. Dirjen WHO menyampaikan persiapan Indonesia dipandang baik dalam menghadapi transisi pandemi ke endemi.

“Virus COVID-19 masih ada di sekitar kita, sehingga masyarakat harus tetap waspada. Kelompok lansia dan pasien dengan penyakit penyerta masih memiliki resiko paling tinggi, sehingga vaksinasi harus tetap dilakukan.” jelas dr. Syahril.

Hingga Rabu 24 Mei 2023, kasus terkonfirmasi positif mulai menuurun dengan jumlah kasus baru 786 kasus, jumlah kasus sembuh 751, meninggal 14 orang, kasus aktif sebanyak 13.782.

Sampai tanggal itu jumlah kematian akibat Covid di Indonesia mencapai 161.175 jiwa, dengan seluruh total kasus positif selama tiga terakhir mencapai 6.840.290.

Jumlah kematian akibat Covid di Indonesia mencapai 161.175 jiwa

(Jumlah kematian akibat Covid di Indonesia mencapai 161.175 jiwa/Wall Street Journal)

Ada pun data vaksinasi  hingga 24 mei pada vaksinasi pertama mencapai 203.843.732, vaksinasi kedua 174.890.654, vaksinasi ketiga 68.842.916, dan vaksinasi keempat 3.180.784.

Padahal sempat terjadi kenaikan kasus COVID Indonesia selepas Lebaran Idul Fitri 2023, bahkan dalam beberapa hari terakhir angka harian sempat menembus 2.000 kasus. Pada Rabu 3 Mei 2023 tercatat, sebanyak 2.647 kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia dengan 25 kasus kematian.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, kasus COVID-19 terlihat melejit tepat pada 12 hari pasca Lebaran, yakni tanggal 3 Mei 2023. Kemungkinan kasus COVID juga masih akan terus bertambah.

Hal ini sebagaimana prediksi puncak kasus COVID-19 seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya, bahwa dapat terjadi setelah 14 hari pasca Lebaran. Perhitungan ini berdasarkan epidemiologis.

“Pada tahun ini, baru 12 hari pasca Lebaran, kasus positif harian sudah meningkat lebih 3 kali lipat sejak hari H Lebaran,” jelas Wiku saat dihubungi Health Liputan6 melalui pesan singkat pada Kamis, 4 Mei 2023.

“Dan masih mungkin terus bertambah, karena secara epidemiologis, prediksi puncak kasus akan terjadi setelah 14 hari usai Lebaran.”

Walaupun ada kenaikan kasus positif COVID-19 selepas Lebaran 2023, angka rata-rata kematian (fatality rate) lebih rendah ketimbang tahun 2021 dan 2022.

“Kemudian, meskipun kenaikan kasus tahun ini lebih tinggi, namun jika melihat fatality rate masih lebih rendah dibanding tahun 2021 dan 2022,” terang Wiku.

Merujuk Laporan Harian COVID-19 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 4 Mei 2023, tren kematian dalam dua minggu terakhir mengalami penurunan, dari 2,384 persen menjadi 2,381 persen.

Memang pencabutan status darurat global Covid-19 oleh WHO, tidak berarti merupakan akhir pandemi. Tapi melihat perkembangan global dan di Indonesia, ada tanda-tanda mengembirakan. Jumlah kasus terus menurun begitu juga jumlah kematian. Ini mungkin merupakan transisi ke endemi, meski Covid-19 tetap ada dan berbahaya, manusia di permukaan bumi agaknya harus hidup berdampingan dengan Covid-19. Sebuah pertanda pandemi akan berakhir? (eha)

Sumber: BBC, New York Times, BBC, The Conversation, Kemenkes RI, Liputan6

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Doa Agar Pintar dalam Semua Pelajaran, Orang Tua dan Siswa Wajib Tahu!

Doa Agar Pintar dalam Semua Pelajaran, Orang Tua dan Siswa Wajib Tahu!

Memiliki anak yang cerdas dan berakhlak mulia merupakan dambaan setiap orang tua

Baca Selengkapnya icon-hand
Fakta-Fakta Video Viral Siswa SMP di Cilacap: Tantangan Duel Berakhir Perundungan

Fakta-Fakta Video Viral Siswa SMP di Cilacap: Tantangan Duel Berakhir Perundungan

Fakta-fakta perundungan siswa SMP di Cimanggu, Cilacap, kondisi korban rawat jalan.

Baca Selengkapnya icon-hand
Dikejar Polisi karena Tak Pakai Helm, Pria Ini Kabur Masuk Gang Sempit Ternyata Jalan Buntu, Endingnya...

Dikejar Polisi karena Tak Pakai Helm, Pria Ini Kabur Masuk Gang Sempit Ternyata Jalan Buntu, Endingnya...

Pengendara ini apes tertangkap polisi usai hindari razia.

Baca Selengkapnya icon-hand
Semangat Rekam Konser, Penampakan Layar Ponsel Wanita Ini Bikin Terenyuh

Semangat Rekam Konser, Penampakan Layar Ponsel Wanita Ini Bikin Terenyuh

Momen haru wanita tak malu rekam konser pakai handphone yang sudah terlihat rusak.

Baca Selengkapnya icon-hand
Potret Rumah Ganjar Pranowo di Kampung Halaman, Ternyata Simpan Benda Bersejarah Ini

Potret Rumah Ganjar Pranowo di Kampung Halaman, Ternyata Simpan Benda Bersejarah Ini

Terlepas dari sosoknya saat ini, Ganjar muda dikenal sebagai anak rumahan yang pendiam di kampung halamannya, Kutoarjo.

Baca Selengkapnya icon-hand
Ngeri! Ilmuwan Ungkap Kapan Umat Manusia Punah dan Penyebabnya, Sebuah Peringatan Serius Telah Disampaikan

Ngeri! Ilmuwan Ungkap Kapan Umat Manusia Punah dan Penyebabnya, Sebuah Peringatan Serius Telah Disampaikan

Saat itu, seluruh benua di dunia berkumpul untuk membentuk satu superbenua panas, kering, dan sebagian besar tidak dapat ditinggali.

Baca Selengkapnya icon-hand
Detik-Detik Warga Tangkap Maling Motor, Temannya Setia Kawan Nggak Ninggalin

Detik-Detik Warga Tangkap Maling Motor, Temannya Setia Kawan Nggak Ninggalin

Diduga dalam aksinya, kedua pelaku membawa senjata api meskipun belum diketahui keasliannya.

Baca Selengkapnya icon-hand
Cerita Mantan Guru Les Privat Jadi Pembantu di Panti Jompo Belanda: Sekarang Bergaji Euro dan Alami Gegar Budaya

Cerita Mantan Guru Les Privat Jadi Pembantu di Panti Jompo Belanda: Sekarang Bergaji Euro dan Alami Gegar Budaya

Cerita mantan guru les jadi pembantu di Belanda alami gegar budaya yang justru membuatnya nyaman di sana.

Baca Selengkapnya icon-hand
Anak Perwira TNI AU Tulis Wasiat di Akun Roblox Sebelum Tewas Terbakar di Lanud Halim, Isinya Mengejutkan

Anak Perwira TNI AU Tulis Wasiat di Akun Roblox Sebelum Tewas Terbakar di Lanud Halim, Isinya Mengejutkan

Polres Metro Jakarta Timur menemukan sebuah pesan 'kematian' di akun Roblox milik korban.

Baca Selengkapnya icon-hand
Menteri ini Ternyata Masih Punya Vespa Warisan Istri Soekarno

Menteri ini Ternyata Masih Punya Vespa Warisan Istri Soekarno

“Saya punya (Vespa manual) yang punyanya bu Fatmawati"

Baca Selengkapnya icon-hand
Potret Menpora Dito Ariotedjo Dulu Vs Sekarang, Menteri Termuda yang Disebut Terima Rp27 Miliar di Kasus Korupsi BTS

Potret Menpora Dito Ariotedjo Dulu Vs Sekarang, Menteri Termuda yang Disebut Terima Rp27 Miliar di Kasus Korupsi BTS

Irwan menyebutkan nama yang berperan sebagai makelar kasus, salah satunya Dito Ariotedjo. Irwan mengakui dirinya memberikan uang Rp27 miliar ke Dito Ariotedjo

Baca Selengkapnya icon-hand
70 Kata Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW, Penuh Makna dan Pengingat Keteladanan Beliau

70 Kata Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW, Penuh Makna dan Pengingat Keteladanan Beliau

Peringatan Maulid Nabi sebagai pengingat umat Islam untuk meneladani akhlak mulia Sang Rasul.

Baca Selengkapnya icon-hand
Penampilan Mencengangkan 3 Pria Obesitas yang Kini Sehat dan Bugar, Ada Arya Permana

Penampilan Mencengangkan 3 Pria Obesitas yang Kini Sehat dan Bugar, Ada Arya Permana

Beberapa orang ini berhasil membuktikan bisa menurunkan berat badan secara signifikan. Kini mereka bisa tampil percaya diri dan juga hidup lebih sehat.

Baca Selengkapnya icon-hand
Bank Indonesia Kembali Gelar ISEF 2023, Dukung Indonesia World Halal Center 2024

Bank Indonesia Kembali Gelar ISEF 2023, Dukung Indonesia World Halal Center 2024

Melalui Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2023 ke-10, Bank Indonesia membuka peluang bagi pelaku usaha untuk mengembangkan produk-produk mereka.

Baca Selengkapnya icon-hand
Viral! Pria Borong Ikan Hidup di Swalayan Senilai Rp4,5 Juta, Lalu Dilepaskan Begitu Saja di Sungai: Diduga Sedang Menjalankan Ritual

Viral! Pria Borong Ikan Hidup di Swalayan Senilai Rp4,5 Juta, Lalu Dilepaskan Begitu Saja di Sungai: Diduga Sedang Menjalankan Ritual

Viral aksi pria lepas ikan senilai Rp4,5 juta di sungai, diduga sedang menjalankan ritual.

Baca Selengkapnya icon-hand
Teka-teki Anak Perwira TNI AU Ditemukan Tewas Terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma

Teka-teki Anak Perwira TNI AU Ditemukan Tewas Terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma

Ditemukan mayat dalam kondisi terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma.

Baca Selengkapnya icon-hand
Bule AS Bunuh Mertua di Banjar Ternyata Punya Catatan Kriminal, Pernah Bacok 2 Lansia di San Francisco

Bule AS Bunuh Mertua di Banjar Ternyata Punya Catatan Kriminal, Pernah Bacok 2 Lansia di San Francisco

Pada 2015 silam, Arthur dikabarkan menyerang pasangan suami istri paruh baya di Silver Terrace San Fransisco, California, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya icon-hand