Akmal Taher Mundur dari Satgas Covid-19

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Sabtu, 26 September 2020 10:52
Akmal Taher Mundur dari Satgas Covid-19
Akmal Taher memilih untuk fokus di pendidikan.

Dream - Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19, Akmal Taher, mengundurkan diri. Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengajukan surat pengunduran diri kepada Ketua Satuan Tugas Doni Munardo, Kamis malam, 24 September 2020.

" Iya betul," ujar Doni, dikutip dari Liputan6.com, Jumat 25 September 2020.

Doni menyatakan, meski mundur, Akmal akan tetap membantu Satgas dalam penanganan Covid-19. " Kegiatan di Satgas nonstop, tiada henti, sementara aktifitas di kampus juga masih jalan," ujarnya.

Doni mengatakan, Akmal Taher memilih untuk fokus di pendidikan. Alhasil, Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memutuskan untuk mengajukan surat pengunduran diri pada 24 September 2020.

1 dari 6 halaman

Peningkatan Signifikan

Sebanyak 4.823 orang pada hari ini, Jumat 25 September 2020, terkonfirmasi positif Corona Covid-19.

Sehingga, total akumulatif ada 266.845 orang sampai saat ini di Indonesia yang dinyatakan positif terinfeksi virus Corona Covid-19.

Informasi tersebut berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19.

Untuk kasus sembuh ada penambahan 4.343 orang pada hari ini. Total akumulatifnya hingga saat ini, ada 196.196 orang sudah dinyatakan sembuh dan negatif Corona Covid-19.

Sumber: Liputan6.com

2 dari 6 halaman

Peneliti Temukan Mutasi Baru Covid-19, Lebih Menular dan Tembus Masker

Dream - Pandemi virus corona masih belum berakhir. Para ahli terus lakukan penelitian terhadap virus corona hingga ditemukannya vaksin yang tepat. Namun dalam perjalanan pencarian vaksin, para ahli menemukan mutasi baru virus corona.

Dilansir laman Daily Star, para ahli mengklaim bahwa virus corona kini lebih kuat dan menular bahkan bisa beradaptasi untuk menerobos hambatan, seperti masker wajah.

3 dari 6 halaman

Virus Semakin Mudah Menular

Selama masa pandemi, pemerintah, bahkan ahli kesehatan, telah memberi tahu orang-orang untuk mengikuti aturan protokol kesehatan, jarak sosial dan memakai masker. Protokol kesehatan dilakukan sebagai upaya memperlambat penularan virus.

Namun, seorang ahli virus telah mengklaim bahwa virus tersebut dapat beradaptasi untuk menemukan cara untuk 'mengatasi hambatan tersebut'. David Morens, yang bekerja di National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) mengatakan, virus semakin mudah menular.

" Mengenakan masker, mencuci tangan, semua itu adalah penghalang transmisi, atau penularan, tetapi karena virus menjadi lebih menular, virus secara statistik lebih baik untuk mengatasi hambatan itu," ungkapnya.

4 dari 6 halaman

Kemampuan Virus Meningkat

Penemuan itu terjadi ketika para ahli di Houston, Texas, Amerika Serikat, mengurutkan genom virus sejak dimulainya pandemi di pada Maret lalu. Studi mereka mengklaim salah satu mutasi yang paling dominan di AS, yang disebut D614G, menyumbang 99,9 persen dari semua kasus di wilayah Houston.

Mereka mengklaim mutasi mampu mengubah struktur 'protein lonjakan' yang dapat membantu penyebaran strain itu. Lebih lanjut, para ahli mengatakan ini membantu virus untuk melekat pada sel yang terinfeksi dan pada gilirannya meningkatkan kemampuannya yang bermutasi untuk menginfeksi sel.

 

5 dari 6 halaman

Tidak Berati Lebih Mematikan

Menurut para ahli dari University of Chicago dan University of Texas Austin, strain D614G sekarang lebih unggul daripada pesaingnya. Penelitian mereka, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, menemukan orang yang terinfeksi virus strain itu memiliki viral load yang lebih tinggi di saluran pernapasan mereka yang memungkinkan virus menyebar.

Namun, meski dominan, para ahli mengatakan itu tidak berarti strain ini lebih mematikan. Para ahli menambahkan, jika tingkat keparahan penyakit berkaitan dengan kondisi kesehatan yang mendasari pasien.

 

6 dari 6 halaman

Memadukan Face Shield dan Masker

Kabar mengkhawatirkan ini datang hanya beberapa jam setelah peneliti di Jepang mengklaim masker wajah plastik (face shield) tidak sepenuhnya melindungi orang dari ancaman virus.

Para ahli dan profesional kesehatan telah merekomendasikan penggunaan pelindung ini bersama dengan masker wajah sebagai perlindungan.

Sebuah simulasi komputer mengungkapkan hampir 100 persen tetesan air di udara yang berukuran lebih kecil dari lima mikrometer dapat keluar melalui pelindung plastik saat berbicara dan bernapas.

Dikhawatirkan, separuh dari tetesan yang lebih besar yang dikeluarkan oleh batuk dan bersin juga dapat keluar ke udara, menimbulkan risiko bagi orang lain dan berpotensi menyebarkan virus. Ini berarti jika seseorang hanya memakai pelindung wajah atau face shield tidak akan menawarkan perlindungan vital dari virus corona.

 Sumber : Daily Star

Beri Komentar