Akmal Taher (Foto: Liputan6.com)
Dream - Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19, Akmal Taher, mengundurkan diri. Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengajukan surat pengunduran diri kepada Ketua Satuan Tugas Doni Munardo, Kamis malam, 24 September 2020.
" Iya betul," ujar Doni, dikutip dari Liputan6.com, Jumat 25 September 2020.
Doni menyatakan, meski mundur, Akmal akan tetap membantu Satgas dalam penanganan Covid-19. " Kegiatan di Satgas nonstop, tiada henti, sementara aktifitas di kampus juga masih jalan," ujarnya.
Doni mengatakan, Akmal Taher memilih untuk fokus di pendidikan. Alhasil, Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memutuskan untuk mengajukan surat pengunduran diri pada 24 September 2020.
Sebanyak 4.823 orang pada hari ini, Jumat 25 September 2020, terkonfirmasi positif Corona Covid-19.
Sehingga, total akumulatif ada 266.845 orang sampai saat ini di Indonesia yang dinyatakan positif terinfeksi virus Corona Covid-19.
Informasi tersebut berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19.
Untuk kasus sembuh ada penambahan 4.343 orang pada hari ini. Total akumulatifnya hingga saat ini, ada 196.196 orang sudah dinyatakan sembuh dan negatif Corona Covid-19.
Sumber: Liputan6.com
Dream - Pandemi virus corona masih belum berakhir. Para ahli terus lakukan penelitian terhadap virus corona hingga ditemukannya vaksin yang tepat. Namun dalam perjalanan pencarian vaksin, para ahli menemukan mutasi baru virus corona.
Dilansir laman Daily Star, para ahli mengklaim bahwa virus corona kini lebih kuat dan menular bahkan bisa beradaptasi untuk menerobos hambatan, seperti masker wajah.
Selama masa pandemi, pemerintah, bahkan ahli kesehatan, telah memberi tahu orang-orang untuk mengikuti aturan protokol kesehatan, jarak sosial dan memakai masker. Protokol kesehatan dilakukan sebagai upaya memperlambat penularan virus.
Namun, seorang ahli virus telah mengklaim bahwa virus tersebut dapat beradaptasi untuk menemukan cara untuk 'mengatasi hambatan tersebut'. David Morens, yang bekerja di National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) mengatakan, virus semakin mudah menular.
" Mengenakan masker, mencuci tangan, semua itu adalah penghalang transmisi, atau penularan, tetapi karena virus menjadi lebih menular, virus secara statistik lebih baik untuk mengatasi hambatan itu," ungkapnya.
Penemuan itu terjadi ketika para ahli di Houston, Texas, Amerika Serikat, mengurutkan genom virus sejak dimulainya pandemi di pada Maret lalu. Studi mereka mengklaim salah satu mutasi yang paling dominan di AS, yang disebut D614G, menyumbang 99,9 persen dari semua kasus di wilayah Houston.
Mereka mengklaim mutasi mampu mengubah struktur 'protein lonjakan' yang dapat membantu penyebaran strain itu. Lebih lanjut, para ahli mengatakan ini membantu virus untuk melekat pada sel yang terinfeksi dan pada gilirannya meningkatkan kemampuannya yang bermutasi untuk menginfeksi sel.
Menurut para ahli dari University of Chicago dan University of Texas Austin, strain D614G sekarang lebih unggul daripada pesaingnya. Penelitian mereka, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, menemukan orang yang terinfeksi virus strain itu memiliki viral load yang lebih tinggi di saluran pernapasan mereka yang memungkinkan virus menyebar.
Namun, meski dominan, para ahli mengatakan itu tidak berarti strain ini lebih mematikan. Para ahli menambahkan, jika tingkat keparahan penyakit berkaitan dengan kondisi kesehatan yang mendasari pasien.
Kabar mengkhawatirkan ini datang hanya beberapa jam setelah peneliti di Jepang mengklaim masker wajah plastik (face shield) tidak sepenuhnya melindungi orang dari ancaman virus.
Para ahli dan profesional kesehatan telah merekomendasikan penggunaan pelindung ini bersama dengan masker wajah sebagai perlindungan.
Sebuah simulasi komputer mengungkapkan hampir 100 persen tetesan air di udara yang berukuran lebih kecil dari lima mikrometer dapat keluar melalui pelindung plastik saat berbicara dan bernapas.
Dikhawatirkan, separuh dari tetesan yang lebih besar yang dikeluarkan oleh batuk dan bersin juga dapat keluar ke udara, menimbulkan risiko bagi orang lain dan berpotensi menyebarkan virus. Ini berarti jika seseorang hanya memakai pelindung wajah atau face shield tidak akan menawarkan perlindungan vital dari virus corona.
Sumber : Daily Star
Advertisement
Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Komunitas RAMAH Jadi Simbol Gerakan Anak Muda Aceh

Awas Jangan Salah Gate! 4 Maskapai Penerbangan Sudah Pindah ke Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tegas! Universitas di Korsel Tolak Calon Mahasiswa dengan Catatan Kekerasan di Sekolah

Naik Gunung Anti Capek! Berdiri Santuy di Eskalator, 10 Menit Sampai Puncak


Mengenal Komunitas Bye Bye Plastic Bags, Pendirinya Gadis Bali yang Jadi Moderator Acara PBB
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Dokter Ini Jadi Satu-Satunya Pembicara Indonesia dalam Forum Kecantikan Asia Pasifik di Korsel

Viral Aksi Gercep Polisi Padamkan Motor Terbakar, Hitungan Detik Langsung Padam

Debut Jadi Sutradara, Reza Rahadian Nangis `Pangku` Dinobatkan Sebagai Film Terbaik FFI 2025

7 Masjid di Indonesia dengan Desain Paling Estetik, Ada yang Mirip Taj Mahal

