Kisah Khalifah Umar bin Khattab dan Baju dengan 12 Tambalan

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Selasa, 28 April 2020 11:01
Kisah Khalifah Umar bin Khattab dan Baju dengan 12 Tambalan
Jabatan Khalifah atau setara presiden tak membuat Umar lupa diri.

Dream - Utusan itu memacu kudanya secepat kilat dari Qadasiyah menuju Madinah. Misinya hanya satu, memberikan kabar gembira kepada Khalifah Umar Bin Khattab Radliyallahu 'Anhu tentang kemenangan Pasukan Muslim melawan Persia dalam perang empat hari.

Mendekati Madinah, seorang tua berbaju bertambal menghentikannya. Dia bertanya dengan antusias, " Engkau dari Qadisiyah? Bagaimana beritanya?"

Si pembawa pesan menolak berhenti. Dia terus maju, sementara orangtua tadi mengejarnya sambil terus bertanya.

Ketika sampai di gerbang kota, orang-orang berkerumun menghalanginya. Utusan itu berteriak.

" Minggir, saya harus bertemu Khalifah Umar bin Khattab! Di mana Khalifah?" katanya.

 

1 dari 3 halaman

Umar Yang Sederhana

Orang-orang yang melihat tertawa terbahak-bahak. " Itu, tepat di belakangmu," kata mereka.

Demikian ditulis Sejarawan Tamim Ansyari dalam buku Dari Puncak Baghdad yang diterbitkan Penerbit Serambi.

Saat menjabat sebagai Amirul Mukminin, Umar memgendalikan kekuasaan yang sangat luas meliputi seluruh Jazirah Arab ditambah sebagian Afrika.

Tetapi begitulah Khalifah Umar. Penampilannya yang sangat sederhana sampai membuat banyak orang mengenalinya.

 

2 dari 3 halaman

Empat Tambalan di Bahu Umar

Jangan bayangkan pemimpin besar itu selalu tampil dengan jubah sutera dan mahkota bertabur berlian. Sahabat Anas bin Malik RA menceritakan Khalifah Umar mengenakan pakaian dengan 12 tambalan.

" Di antara kedua bahu baju Umar terdapat empat buah tambalan, dan di antaranya ada yang ditambahkan dengan kulit. Umar pernah berkhotbah di atas mimbar dengan mengenakan kain yang memiliki dua belas tambalan," begitulah kesaksikan Anas bin Malik.

Sosok Umar tak pernah hidup dalam kemegahan. Tak jauh berbeda dengan orang miskin di Madinah.

 

3 dari 3 halaman

Tegas Dalam Memerintah, Lembut pada Kaum Dhuafa

Penampilannya sangat sederhana, tapi hatinya mulia. Keras pada pelanggar hukum, lembut pada mereka yang lemah.

Di siang hari, Umar akan sibuk mengurusi pemerintahan. Di malam hari dia akan menyusuri lorong-lorong tempat tinggal orang miskin.

Digotongnya sendiri gandum dari baitul mal untuk diberikan pada mereka yang membutuhkan.

Tak perlu tampil mewah untuk menjadi seorang pemimpin yang disegani sekaligus dicintai rakyat. Umar bin Khattab adalah contohnya.

(Sumber: Merdeka.com)

Beri Komentar