Dream - Tidak banyak yang tahu jika di bawah permukaan tanah Arab Saudi tersembunyi banyak peninggalan bersejarah. Bahkan berusia ribuan tahun yang lalu.
Baru-baru ini para arkeolog Arab Saudi dan asing mengungkap rahasia jejak kuno yang merupakan jalur yang membentang lebih dari 1.600 kilometer.
Dikenal sebagai Jalur Zubaida, jalan itu merupakan jalur perdagangan kuno yang berawal dari Kufah di Irak hingga ke Mekah, Arab Saudi.
Jalan yang juga dikenal sebagai Jalur Kufi itu dulu merupakan rute perdagangan para kabilah pada era pra-Islam sebelum digunakan jemaah haji setelah masa Islam.
Di sepanjang Jalur Zubaida terdapat 27 pos yang saat ini sedang diteliti oleh para arkeolog. Beberapa pos di sepanjang Jalur Zubaida itu melintasi beberapa provinsi di Arab Saudi seperti Perbatasan Utara, Hail, Qassim, Madinah dan Mekah.
Jalur Zubaida menjadi salah satu jalur ziarah dan komersial terpenting selama Era Abbasiyah antara tahun 750 dan 1258.
Saat itu, jalur ini menjadi penghubung antara Baghdad, Dua Masjid Suci, dan wilayah Arab lainnya.
Nama rute perdagangan ini diambil dari Zubaida Binti Jaafar, istri Khalifah Abbasiyah Harun Al Rashid, yang berkontribusi dalam pembangunannya.
Jalur ini memiliki 27 pos, yang masing-masing berjarak 50 kilometer. Selain itu, ada beberapa pos sekunder yang berfungsi sebagai rest area. Seiring perjalanannya waktu, rumah dan fasilitas lainnya dibangun di sepanjang jalan setapak tersebut.
Sebagai penanda jalan, dibangun pula beberapa kolam di sebagian pos untuk memastikan jemaah haji mendapatkan suplai air yang cukup di sepanjang perjalanannya.
Beberapa sumur dan kolam terpenting di jalur ini antara lain kolam Al-Dhafiri, Al-Amya, Al-Thulaimiya, Al-Jumaimiyah, Zabala, Umm Al-Asafir, Hamad, dan Al-Ashar.
Kini Kementerian Pariwisata Saudi bekerja sama dengan para arkeolog dari Universitas Hail dan ahli asing, memulai eksplorasi dan penggalian pos di Fayd dan Al-Bayyaith.
" Banyak kota kuno dan situs arkeologi Islam di Jalur Zubaida di Hail belum dieksplorasi dan digali. Ada banyak sekali informasi dan peninggalan arkeologi yang tersembunyi di bawah kawasan tersebut," kata Al-Ibrahim.
Sementara ini para arkeolog sudah berhasil mengungkap berbagai situs arkeologi, termasuk kota-kota warisan, dari masa lalu. Selain itu ada juga ukiran batu berusia 10.000 tahun, pemakaman kuno, sumur, patung batu, tembikar, kaca, mineral, dan mata uang.
Hail memiliki situs arkeologi penting yang berasal dari berbagai periode sejarah, termasuk zaman pra-Islam, dengan penemuan alat-alat kuno, struktur bangunan, dan ukiran yang berasal dari peradaban Thamud.
" Saya tidak berlebihan ketika mengatakan bahwa arkeologi Hail lebih unik dan berbeda daripada yang ditemukan di daerah lain di kerajaan, terutama ukiran batu, yang melimpah di Hail. Ini mirip dengan museum yang memberi Anda wawasan tentang sejarah kuno," tambah Al-Ibrahim.
Departemen arkeologi Universitas Hail telah melakukan penggalian pada ukiran batu di daerah tersebut, dan menemukan artefak yang berasal dari Zaman Perunggu. Penemuan ini diyakini sebagai yang pertama kali ditemukan di Semenanjung Arab.