Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Dream - Gubernur Jawa Barat menetapkan wilayah Bandung Raya dalam status Siaga 1 penyebaran Covid-19. Ini menyusul terjadinya lonjakan pada sejumlah parameter penanganan Covid-19.
" Wilayah Bandung Raya kami nyatakan sedang Siaga 1 Covid-19," ujar Ridwan, dikutip dari Liputan6.com.
Ridwan mengatakan sejumlah parameter mengalami kenaikan dalam beberapa hari belakangan seperti tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupation Rate/BOR) di ruang isolasi yang sudah menyentuh level 84,19 persen di Kota Bandung. Angka ini sudah melampaui ketetapan WHO maksimal 60-70 persen.
" Minggu ini dua wilayah besarnya yaitu KBB dan Kabupaten Bandung zona merah," kata Ridwan.
Untuk menekan agar penyebaran tidak meluas, Ridwan menginstruksikan diterapkannya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro secara ketat. Praktik Work From Home harus dijalankan dengan porsi 75 persen dan 25 persen sisanya hadir di tempat kerja.
" Sekolah tatap muka juga ditunda dulu, ini sesuai instruksi dari Mendagri," kata dia.
Selain itu, Ridwan juga melarang wisatawan masuk ke Bandung Raya untuk sementara waktu. Minimal tujuh hari ke depan hingga terdapat pengumuman selanjutnya.
" Wisatawan yang mayoritas dari Jabodetabek kami minta untuk tidak datang selama tujuh hari ke depan ke Bandung Raya, khususnya pariwisata yang memang selalu ramai ada di KBB dan Kabupaten Bandung. Kami imbau destinasi wisata untuk ditutup sementara," kata dia.
Ridwan juga menyatakan saat ini pihaknya sedang menarik rem darurat untuk mengendalikan situasi. Ini dipicu meningkatnya kasus Covid-19 di Jawa Barat khususnya Bandung Raya usai lebaran 2021.
" Kondisi Siaga 1 ini mohon dipahami secara jelas, kami sedang menarik rem darurat untuk mengendalikan situasi yang memang terbukti oleh mudik libur panjang yang menghasilkan lonjakan kasus," kata dia.
Dream - Kepala Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Bandung, Bambang Suhari, meminta rumah sakit lebih cermat mengidentifikasi jenazah pasien Covid-19. Permintaan ini disampaikan untuk menghindari pemindahan makam, seperti yang terjadi di TPU Cikadut, Bandung, Jawa Barat, karena ternyata jenazah yang dikubur negatif Covid-19.
" Kenapa RS kurang teliti mendatangkan jenazah ke Cikadut? Padahal, dia jelas bukan Covid-19. Mungkin hasil swab-nya baru empat hari kemudian. Pada akhirnya yang diabetes, jantung, dan atau penyebab lainnya dimakamkan dengan protokol Covid-19 di Cikadut," kata Bambang, Senin 14 Juni 2021.
Bambang sangat menyayangkan keterlambatan pihak RS dalam mengidentifikasi jenazah, sehingga banyak ahli waris yang mengajukan pemindahan jenazah.
" Karena ada pasien yang meninggal di RS dikabarkan Covid-19. Tapi, akhirnya ahli waris membawa hasil dari RS yang menyatakan negatif. Kondisi tersebut membuat banyak ahli waris mengajukan permohonan pemindahan jenazah yang sudah dimakamkan di Cikadut," bebernya.
Bambang mengingatkan, proses pemindahan cukup berpengaruh terhadap para petugas di lapangan yang sedianya disiagakan untuk menangani pemakaman jenazah lainnya.
" Belum lagi secara kesehatan juga dikhawatirkan. Karena yang mengajukan pemindahan dalam jarak hitungan bulan. Padahal saat itu menjadi proses pembusukan jenazah. Makanya kita sarankan kalau untuk pemindahan sebaiknya di atas dua tahunan agar lebih aman. Secara psikologis juga kurang baik apabila masih dalam proses pembusukan," bebernya.
Kemudian, apabila ternyata jenazah telah terdeteksi sejak dini atau diyakini besar kemungkinan terpapar Covid-19, Bambang meminta agar RS mengarahkan agar jenazah dimakamkan ke TPU Cikadut. Mengingat Pemkot Bandung telah menetapkan TPU Cikadut sebagai tempat pemakaman jenazah khusus Covid-19.
" Sebaliknya, apabila itu betul-betul Covid-19, RS jangan memberi peluang kepada ahli waris seolah bisa dimakamkan di TPU mana saja. Memang betul dari Permenkes jenazah Covid-19 dapat dimakamkan di TPU. Kota Bandung sudah menunjuk dan menetapkan melalui Kepwal bawah TPU Cikadut sebagai TPU khusus memakamkan jenazah Covid-19," ungkapnya.
Bambang memaparkan, lahan khusus pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Cikadut sebetulnya masih tersedia. Dari 20.000 meter persegi lahan khusus untuk pemakaman jenazah Covid-19, baru terpakai 5.600 meter pesegi. Dari kapasitas 5.000 liang lahat baru terpakai sebanyak 1.400 liang lahat.
Dari jumlah liang lahad yang terpakai, sambung Bambang, hasil verifikasi Dinas Kesehatan menyatakan 361 di antaranya digunakan oleh jenazah terkonfirmasi aktif asal Kota Bandung. Kemudian 306 liang lahat digunakan oleh jenazah terkonfirmasi aktif yang secara data domisili berasal dari luar Kota Bandung.
" Sisanya itu adalah jenazah yang dinyatakan suspek dan probable. Selain itu ya banyak yang sudah dipindahkan," ujarnya.
Dari 1.400 liang lahad yang sudah terpakai, sebanyak 196 di antaranya telah dibongkar dan dipindahkan ke tempat pemakaman lain.
Pemindahan itu atas permintaan ahli waris setelah melengkapi sejumlah persyaratan dari Distaru.
" Sebanyak 71 jenazah itu dipindahkan ke luar Kota Bandung. Sementara sisanya 125 jenazah dipindahkan ke pemakaman keluarga atau TPU milik pemerintah yang tersebar di Kota Bandung," ujarnya.
Bambang mengaku mendapati masih ada sejumlah RS yang tetap membiarkan jenazah dimakamkan ke TPU selain Cikadut padahal sudah terkonfirmasi positif. Menurutnya, hal itu berpotensi menimbulkan konflik sosial apabila ada masyarakat yang kurang berkenan.
" Kasihan kalau ada yang jenazah terkonfirmasi positif dan dibawa ke TPU ternyata masyarakat ada yang kurang menerima. Itu bisa menimbulkan gesekan antar masyarakat," katanya.
Bambang mengingatkan, apabila RS akan memakamkan jenazah ke TPU Cikadut agar berkoordinasi sejak dini bersama pengelola di lapangan.
" Terkadang RS membawa jenazah ke Cikadut tanpa pemberitahuan ke Distaru melalui UPT TPU di Cikadut. Tiba-tiba datang dan harus dimakamkan. Untung petugas kami siap selalu di lapangan memberikan pelayanan," katanya.
Sumber: liputan6.com
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang