Gunung Anak Krakatau (Foto: Shutterstock)
Dream - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, erupsi Gunung Anak Krakatau menjadi penyebab terjadinya tsunami di Selat Sunda pada Sabtu malam, 22 Desember 2018 sekitar pukul 21.03 WIB.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tsunami dipicu karena adaya longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.
Pada Sabtu malam, Badan Geologi mendeteksi Gunung Alat Krakatau erupsi yang menyebabkan beberapa alat seismograf rusak.
Seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus (tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan).
" Kemungkinan material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor sehingga memicu tsunami," ujar Sutopo dikutip dari laman Liputan6.com, Minggu 23 Desember 2018.
Laporan Muhammad Ali/ Sumber: Liputan6.com
Kondisi erupsi Gunung Anak Krakatau juga sempat diunggah di akun Instagram oleh @pryjr_. Dalam unggahan itu terlihat lahar api berwarna merah menyumbul ke udara dibarengi dengan asap hitam.
Selain itu, terdengar juga suara dari Gunung Anak Krakatau yang tengah mengeluarkan isi perutnya.
" Gunung krakatau meletus sebanyak 4x tadi malam. Menyebabkan gelombang tinggi di sekitar anyer dan lampung," tulis @pryjr_
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
