Ahli Filologi Unair Menachem Ali
Dream – Pandemi tidak kunjung usai mengarahkan situasi pada krisis ekonomi dan kesehatan. Banyak orang kehilangan pekerjaan, harta, bahkan keluarganya akibat meninggal karena Covid-19.
Saat ini, ketabahan sedang diuji. Kegelisahan tentu menyelimuti hati dari setiap orang.
Ahli Filologi Universitas Airlangga, Menachem Ali, mengatakan berada dalam kondisi seperti ini, masyarakat perlu meneladani Nabi Ibrahim AS. Kesabaran dan ketabahan Nabi Ibrahim sungguh luar biasa, bahkan ketika mendapat ujian yang berat
" Nabi Ibrahim saja sabar dan rela untuk menyembelih anak kandungnya sendiri, yang bernama Ismail," ujar Menachem dalam webinar bertema " Meneladani Kesabaran Nabi Ibrahim AS Dan Nabi Ismail AS Di Era Pandemi" , Jumat, 30 Juli 2021.
Dalam webinar yang juga dihadiri Ketua Yayasan Indonesia Damai Mengaji, Komjen Pol (Purn) Syafruddin itu, Menachem menggambarkan betapa ikhlas dan ridhanya Nabi Ibrahim saat mendapat ilham dari Allah melalui mimpi untuk menyembelih putra kesayangannya.
Meski sempat dilanda kebimbangan, Nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah Allah karena yakin tidak ada suatu kehendak yang tidak ada balasan, dan manfaatnya.
Nabi Ibrahim pun memasrahkan diri kepada Allah. Sebab Bapak Para Nabi ini percaya semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah, dan akan kembali kepada Allah.
Menachem mengingatkan tidak ada yang abadi di dunia ini. Jika harta benda diambil, maka tak perlu bersedih.
Dia menegaskan itu semua merupakan cobaan yang Allah berikan kepada hambanya. Agar hambanya menjadi lebih tabah, dan kuat di masa mendatang.
" Tidak ada ujian yang tidak bisa dilewati, intinya kita harus sabar, dan tabah menjalani," pesan Menachem.
Sementara itu Syajrfuddin memamparkan webinar ini digelar dengan tujuan untuk memetik pelajaran tentang kondisi umat manusia di seluruh dunia yang saat ini sedang dilanda berbagai macam cobaan terutama adalah permasalahan kesehatan
" Pandemi Covid-19 ini tidak ada satu jengkal tanahpun, tidak ada satu kelompok manapun yang tidak tersentuh dan tidak terpengaruh oleh pandemi ini," ujarnyanya.
Menurut Syafruddin, kondisi sata ini adalah sebuah cobaan besar atau ujian besar dari aAllah SWT kepada umat manusia. Cobaan ini, lanjutnya, mungkin kesekian kalinya diberikan Allah SWT semenjak menciptakan alam semester ini.
" Kita pernah mendengar atau membaca baik dalam sejarah maupun teologi Ilmu pengetahuan dan agama bagaimana banjir besar di zaman Nabi Nuh, dan beberapa zona yang diberikan cobaan atau azab dari Allah SWT," jelasnya.
Dengan membahas pelajaran hidup dari kesabaran hamba-hamba allah, terutama para nabi Allah dan Rasul, diharapkan manusia saat ini bisa memetik hikmah berharga.
Syafruddin juga berharap pembahasan kali ini bisa memberikan pandangan dan wawasan kepada generasi muda, khususnya, tentang sejarah peradaban manusia. Kaum muda, menurutnya, perlu diberikan wawasan yang komprehensif supaya ada benang merah antara pengetahuan yang sudah didapatkan ataupun dikaji oleh para pemuda, perlu dilengkapi dengan menu sejarah peradaban manusia.
(Laporan : Delfina Rahmadhani)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib