Geger SMS Peringatan Dini Gempa Besar dan Tsunami, Ini Kata BMKG

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 27 Mei 2021 13:30
Geger SMS Peringatan Dini Gempa Besar dan Tsunami, Ini Kata BMKG
BMKG segera menggelar investigasi terkait beredarnya SMS berisi peringatan dini gempa bumi diikuti tsunami pada 4 Juni 2020 mendatang.

Dream - Sebuah pesan singkat membuat heboh masyarakat terkait peringatan dini terjadinya tsunami. Pesan itu tersebar melalui fasilitas Short Message Services (SMS) dengan ID KominfoBMKG.

Dalam pesan tersebut tertulis peringatan diri tsunami di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah. Tsunami disebutkan dipicu gempa magnitudo 8,5 pada 4 Juni 2021 pukul 10.14.45 WIB dengan kedalaman 10 Kilometer.

Pesan tersebut tersebar antara pukul 09.00-11.00 WIB. Tetapi beberapa menit setelah pesan itu masuk, terdapat pesan dari ID yang sama, berisi klarifikasi dengan menyatakan terjadinya kesalahan sistem pengiriman test peringatan dini tsunami.

SMS hoaks tsunami

 

1 dari 5 halaman

Hoaks Tsunami

Beredar pula surat tertulis berisi klarifikasi tersebut. Surat itu berkop BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Mataram, ditandatangani Kepala Stasiun BMKG Kelas III Mataram, Ardhianto Septiadhi.

Surat klarifikasi BMKG

Terkait beredarnya pesan yang meresahkan tersebut, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BKMG, Daryono, menyatakan pihaknya segera menggelar investigasi.

Dia menyatakan pesan tersebut kemungkinan tidak berasal dari BMKG.

" Belum tentu di BMKG karena tim BMKG pusat tidak eksekusi warning," ujar Daryono, dikutip dari Merdeka.com.

2 dari 5 halaman

Muncul Cahaya Orange Setelah Gempa Malang, Ini Penjelasan Ahli BMKG

Dream - Cahaya terang berwarna oranye dikabarkan muncul usai gempa bumi melanda Malang, Sabtu 10 April 2021, Kemunculannya ramai jadi perbincangan di media sosial. Banyak dari warganet yang membagikan fenomena langka itu dan membuat berbagai asumsi sesuai pengetahuan bahkan dugaan mereka.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono memastikan kemunculan cahaya oranye di langit Malang itu tidak ada kaitannya dengan gempa bermagnitudo 6,1 lalu.

“ Cahaya yang muncul setelah gempa Malang dipastikan tak ada kaitannya dengan gempa yang terjadi. Tidak ada hubungan antara gempa Malang dengan sinar di langit saat itu,” katanya dikutip dari akun Instagram @daryonobmkg, Senin 12 April 2021.

3 dari 5 halaman

Tak Berkaitan dengan Gempa Malang

Daryono menjelaskan, gempa merupakan dinamika tektonik di dalam bumi yang disebabkan oleh deformasi kerak bumbu. Sehingga tidak ada kaitan sama sekali kemunculan cahaya di awan Malang itu dengan kejadian alam tersebut.

" Jadi tidak perlu dikait-kaitkan karena memang tidak ada hubungannya," jelasnya. 

Dia menjelaskan cahaya berwarna orange tersebut merupakan fenomena atmosferik murni akibat adanya cahaya matahari menerpa penghalang awan pada bagian yang lebih tipis.

 

      View this post on Instagram      

A post shared by DARYONO BMKG (@daryonobmkg)

 

4 dari 5 halaman

Videonya

Seorang warganet dengan akun @AidaGreenbury pada Minggu, 11 April 2021 juga membagikan fenomena langka cahaya oranye di langit Malang tersebut.

Menurut cuitannya, cahaya tersebut merupakan hasil dari pelepasan ion oksigen akibat tekanan tektonik. Namun seperti paparan Daryono sebelumnya, fenoman tersebut tak berkaitan dengan gempa Malang.

 

 

5 dari 5 halaman

Gempa Malang

Diberitakan sebelumnya dilansir dari Liputan6.com, gempa yang mengguncang Malang mengakibatkan 8 orang meninggal, 5 di antaranya warga Kabupaten Lumajang dan tiga di Malang. Kebanyakan dari korban meninggal dunia akibat tertimpa material bangunan. Selain itu, 39 orang mengalami luka-luka dan 642 unit rumah mengalami rusak berat, 845 rumah rusak sedang, 1.361 rusak ringan, serta 179 unit fasum rusak.

BNPB menyebut gempa bermagnitudo 6,1 dengan episenter berada 90 kilometer selatan Kepanjeng, Kabupaten Malang itu, berdampak oada 16 Kota/Kabupaten.

Daerah yang alami kerusakan dan korban jiwa itu adalah Kabupaten Malang, Lumajang, Pasuruan, Blitar Trenggalek, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Kediri, Probolinggo, Ponorogo, Jember, Tulungagung, Kota Batu, Nganjuk, Pacitan dan Bondowoso.

Beri Komentar