Berkat kecerdasan buatan, kita akhirnya berhasil menguraikan sepenuhnya dialek misterius dari nenek moyang kita.
Berkat kecerdasan buatan, kita akhirnya berhasil menguraikan sepenuhnya dialek misterius dari nenek moyang kita.
Para ahli memperkirakan masih ada sekitar 1 juta tablet berhuruf paku di seluruh dunia, namun tulisan-tulisan kuno orang Mesopotamia ini telah membutuhkan upaya besar dari para arkeolog untuk diterjemahkan dan dikatalogkan.
Mengungkap rincian baru kehidupan kuno, tablet ini menyimpan informasi dari pembangunan kuil hingga keluhan layanan pelanggan.
Bahasa ini digunakan di Mesopotamia sekitar 5.000 tahun yang lalu hingga awal era Kristen. Wilayah tersebut meliputi Irak, Iran, Kuwait, Suriah, dan Turki.
Lempengan dengan tulisan paku yang telah ditinggalkan tidak hanya menggunakan beberapa bahasa, tetapi juga memiliki usia ribuan tahun.
Aksara paku yang berbentuk baji, menjadi dasar bahasa tertulis di Mesopotamia kuno, diukir ke dalam tablet tanah liat sehingga bersifat tiga dimensi.
Ditambah dengan fakta bahwa aksara kuno mengalami kerusakan akibat waktu dan penanganan, kondisinya bisa membuat pemindaian menjadi sulit untuk keperluan penelitian oleh sejarawan dan arkeolog.
Saat ini, dengan memanfaatkan model 3D dari sekitar 2.000 tablet, mereka telah melatih program komputer untuk melakukan pemindaian teks dan mentranskripsinya, mirip dengan menggunakan kamera ponsel untuk mengubah catatan tulisan tangan menjadi dokumen teks.
Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menerjemahkan konten tablet, tetapi untuk mempermudah peneliti lain dalam melakukan tugas tersebut.
Sistem baru ini tidak hanya membantu dalam mendeskripsikan isi tablet paku, tetapi juga memungkinkan pembuatan perpustakaan teks kuno yang dapat dicari.
Kandungan pada lempengan ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam bagi peneliti ilmu humaniora mengenai kehidupan di Mesopotamia kuno.
" Semuanya bisa ditemukan di sana, dari daftar belanja hingga putusan pengadilan. Tablet ini memberikan pandangan ke masa lalu manusia beberapa ribu tahun yang lalu. Namun, lapisan-lapisan tersebut sudah sangat lapuk dan sulit untuk diterjemahkan bahkan bagi mata yang terlatih," ucap Mara.
Tim peneliti memberikan program 21.000 tanda dan 4.700 irisan, menciptakan dataset baru yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain yang ingin memahami tulisan paku.
Setelah dilatih, kecerdasan buatan diuji pada lempengan lain untuk mengukur keandalannya. Hasilnya menunjukkan bahwa program ini mampu mendeteksi baji dan tanda paku dengan akurasi sekitar 76 persen, bahkan ketika menggunakan pemindaian 3D berkualitas tinggi.
Stötzner dan Mara berkolaborasi untuk menggunakan sampel tablet yang lebih besar guna melatih kecerdasan buatan mereka dan mencapai pembacaan yang lebih tepat. Mereka berasumsi bahwa keterbatasan jumlah lempengan relatif kecil dapat mempengaruhi tingkat akurasi.
Sumber: Daily Mail
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN