Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game

Reporter : Okti Nur Alifia
Sabtu, 6 September 2025 09:06
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Psikolog dan Konselor Sekolah Cikal Lebak Bulus, Rahma Dianti, mengatakan orang tua tetap harus memberikan pendampingan anak secara atentif saat bermain game.

DREAM.CO.ID - Era modern saat ini mengubah sebagian kebiasaan permainan anak, yang dulunya tradisional kini terpaku dengan bermain game melalui handphone. Meskipun terlihat sederhana, namun orang tua tetap harus melakukan pengawasan.

Psikolog dan Konselor Sekolah Cikal Lebak Bulus, Rahma Dianti, mengatakan orang tua tetap harus memberikan pendampingan anak secara atentif saat bermain game.

Rahma menjelaskan, anak yang masih berada di jenjang usia dini dari PAUD, TK, hingga SD, masih dalam tahap perkembangan diri. Kemampuan otak mereka belum cukup berkembang untuk bisa melakukan penalaran yang kritis akan hal yang yang boleh dan tidak boleh, hal-hal yang benar dan salah.

Oleh karena itu, pendampingan orang tua secara atentif harus tetap diterapkan
secara berkelanjutan bila anak bermain game.

1 dari 2 halaman

Membangun Fondasi Kuat: 7 Cara Efektif Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Sejak Dini

“ Bagian otak yang bertanggung jawab terhadap fungsi kognitif yang lebih tinggi seperti kendali dorongan, fleksibilitas berpikir, penyelesaian masalah, penalaran, pemikiran abstrak dan kritis, dan lain-lainnya, mulai berkembang secara efektif dan efisien ketika anak-anak memasuki masa remaja, hingga usia dewasa awal,” ujarnya dalam siaran pers, dikutip Sabtu, 6 September 2025.

Dengan masih berkembangnya penalaran kritis, maka pendampingan akan diperlukan guna dapat melindungi diri anak dari risiko dari game, seperti isi konten, pola perilaku, dan media yang digunakan oleh anak.

2 dari 2 halaman

 

5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI

Rahma menambahkan, anak usia dini masih kesulitan membedakan perilaku yang tepat dilakukan di dunia nyata dengan di dunia virtual, terutama jika mereka terpapar oleh media yang menampilkan perilaku kekerasan atau perilaku lainnya yang belum sesuai dengan usia mereka.

" Oleh karena itu, anak-anak yang masih di jenjang SD harus tetap mendapatkan pengawasan, refleksi, dan komunikasi yang aktif dengan orang tua ketika mereka bermain game di platform digital atau mengakses gadget,” imbuhnya.

Beri Komentar