Bikin Hoaks, Ini Ancaman Hukum bagi Ratna Sarumpaet

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Kamis, 4 Oktober 2018 11:53
Bikin Hoaks, Ini Ancaman Hukum bagi Ratna Sarumpaet
Polisi bisa menggunakan UU Peraturan Hukum Pidana atau UU ITE.

Dream - Kepolisian terus menjalankan penyidikan kasus berita bohong yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet. Polisi kini tengah mengumpulkan barang bukti dan meminta keterangan dari sejumlah saksi.

" Saya ingin memberikan gambaran dulu, proses penyidikan itu seperti mengumpulkan atau memainkan puzzle, potongan-potongan gambar yang dikaitkan dan nanti pada saatnya kalau lengkap maka akan tergambarkan satu gambaran yang utuh," kata Setyo di Jakarta, Kamis 4 September 2018.

Setyo menuturkan setelah puzzle terbentuk akan diketahui peran masing-masing pihak dalam kasus ini. Langkah selanjutnya adalah masuk ke proses hukum berikutnya.

" Nanti kita tahu si A perannya apa, si B perannya apa, si C perannya apa," ucap dia.

Dalam menangani kasus ini, kata Setyo, pihaknya dapat menggunakan Pasal 14 dan 15 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

" Jabarannya kalau dia membuat keonaran atau kegaduhan di masyarakat dengan menyebarkan berita bohong, ancamannya 10 tahun atau kita bisa gunakan dengan UU ITE kalau dia menyebarluaskan dengan teknologi," kata Setyo.

1 dari 3 halaman

Ratna Sarumpaet Berbohong, Prabowo: Beliau Harus Bertanggung Jawab

Dream - Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyatakan telah meminta Ratna Sarumpaet untuk mundur dari Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Langkah ini dijalankan sebagai bentuk intoleransi terhadap berita hoaks.

" Saya ingin tegaskan, pertama, saya telah meninta Ibu Ratna Sarumpaet mengundurkan diri dari badan pemenangan nasional," ujar Prabowo dalam konferensi pers di kediamannya di Jakarta, Rabu malam, 3 Oktober 2018.

Prabowo mempersilakan aparat penegak hukum untuk memproses kasus penyebaran kabar hoaks yang telah dibuat Ratna. " Beliau (Ratna) harus bertanggung jawab," kata dia.

Selama ini, Prabowo menegaskan timnya tidak pernah mentolerir keberadaan berita bohong. Secara tegas, dia pun meminta proses hukum terhadap Ratna segera dijalankan.

" Kami tegas kalau ada tim kami yang berbohong dan meminta aparat untuk melakukan tindakan sesuai hukum," kata dia.

Lebih lanjut, Prabowo meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas insiden ini. Dia juga bersyukur kabar penganiayaan tersebut tidak terjadi.

" Karena kalau terjadi, inilah yang membuat kita sangat-sangat prihatin," ucap Prabowo.(Sah)

2 dari 3 halaman

"Saya Akui Agak Grusa-grusu"

Dream - Prabowo Subianto meminta maaf karena telah percaya begitu saja pada cerita penganiayaan yang dikarang oleh Ratna Sarumpaet. Calon presiden yang diusung Gerindra dan tiga partai lainnya ini merasa telah menyebarkan informasi yang belum valid kebenarannya.

“ Saya di sini atas nama pribadi dan sebagai pimpinan tim, kami meminta maaf kepada publik bahwa saya telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya,” kata Prabowo saat jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Rabu 3 Oktober 2018.

Prabowo mengaku mendapat cerita penganiayaan ini dari Ratna Sarumpaet. Pengakuan itu ditunjang oleh foto-foto Ratna dengan kondisi muka bengap, sehingga Prabowo merasa khawatir. “ Oleh karena itu kami menyampaikan pernyataan.”

Tapi ternyata, hari ini ceritanya lain. Ratna Sarumpaet menelepon tim Prabowo dan meminta maaf karena telah berbohong. Prabowo juga mengaku mendapat surat tertulis berisi permintaan maaf dari Ratna. “ Beliau juga sudah jumpa pers,” ujar Prabowo.

Atas peristiwa ini, calon presiden yang berpasangan dengan Sandiaga Uno ini meminta maaf kepada rakyat Indonesia. Meski demikian, dia menegaskan bahwa dirinya tidak bersalah dalam kasus ini. “ Tapi saya akui agak grusa-grusu,” tutur Prabowo

3 dari 3 halaman

Prabowo: Ada Indikasi Ratna Sarumpaet Alami Tekanan Kejiwaan

Dream - Prabowo Subianto mengaku sempat terusik begitu mendengar kabar Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan. Meskipun belakangan kabar tersebut diklarifikasi oleh Ratna Sarumpaet sebagai pengakuan bohong.

" Beliau mengaku dianiaya, saya sangat sedih dan terusik dan kami semua sangat khawatir. Alhamdulillah tidak terjadi," kata Prabowo di kediamannya, Jakarta, Rabu 3 Oktober 2018.

Prabowo mengaku mendapat informasi Ratna memiliki agenda yang padat dari keluarganya. Dia menduga hal itu menimbulkan tekanan kejiwaan bagi Ratna.

" Beliau 70 tahun, saya dapat informasi dari keluarga. Beliau (Ratna) di bawah tekanan kejiwaan dan depresi. Ada indikasi beliau tekanan jiwa," ucap dia.

Tetapi, Prabowo enggan memberikan keterangan terkait tingkat depresi yang dialami Ratna. Dia menilai hal itu merupakan persoalan pribadi Ratna dan keluarganya.

" Saya tidak tahu. Setiap orang kan bisa saja mengalami. Itu urusan privasi. Saya bagaimanapun empati," ujar dia.

Beri Komentar