Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Bocah di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilaporkan mengakhiri hidupnya sendiri diduga tidak kuat menghadapi fitnah dari teman bermainnya. Jasad korban ditemukan sang ayah di kamarnya pada Rabu, 8 September 2021 pukul 8 malam.
" Menggunakan tali plastik yang biasanya dipakai untuk menggantung lampu," ujar Kanitreskrim Polsek Sleman, Iptu Eko Haryanto.
Dari keterangan yang dikumpulkan, Eko mengungkapkan korban sempat bermain bersama teman-temannya di kamar sebelum meninggal. Saat maghrib, teman-teman korban pamit pulang.
Selang beberapa menit sebelum ditemukan meninggal, Eko mengatakan korban sempat mengirim pesan kepada salah satu teman perempuannya. Lewat pesan itu, korban mengeluhkan menjadi korban fitnah.
" Di chatnya, 'kenapa kamu? Ya banyak orang yang memfitnah saya. Lha kenapa? Ya karena aku dekat kamu karena kamu cantik'," kata Eko membacakan isi pesan korban.
Korban juga sempat membuat status di WhatsApp yang isinya masih seputar fitnah yang diterima korban.
Eko melanjutkan, sang ayah mengaku tidak pernah mendapat cerita dari korban mengenai kondisinya. Demikian pula dengan kakaknya. Korban selama ini tidak pernah bercerita apapun soal masalah yang dihadapinya.
Lebih lanjut, korban adalah bungsu dari tiga bersaudara. Dia dirawat sendirian oleh ayahnya karena sang ibu sudah meninggal, dikutip dari Merdeka.com.
Untuk Sahabat Dream pahami, bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila kamu, teman, saudara, atau keluarga yang dikenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.
Dream - Dua orang ditetapkan sebagai tersangka kasus pencungkilan mata seorang bocah di Gowa, Sulawesi Selatan. Keduanya adalah kakek dan paman korban.
" Kakek dan paman korban telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolres Gowa," ujar Kabid Humas Polda Sulsel, Komisaris Besar E Zulpan.
Seorang bocah di Gowa mengalami kekerasan berupa pencongkelan bola mata oleh orangtuanya sendiri. Diduga, perbuatan itu dipicu praktik ilmu hitam dan motivasi kekayaan secara instan.
Menurut Zulpan, orangtua korban diduga mengalami halusinasi. Keduanya beranggapan dalam tubuh korban terdapat penyakit yang harus dikeluarkan dengan cara mencungkil bola mata.
Karena diduga mengalami gangguan mental, polisi memutuskan mengirim ayah dan ibu korban ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dadi Makassar. Keduanya menjalani observasi untuk menentukan kondisi kejiwaan orangtua korban.
" Sekarang masih menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan dari RSJ Dadi," kata Zulpan.
Saat ini, korban menjalani perawatan di Rumah Sakit Syekh Yusuf Gowa. Korban juga didampingi secara intensif oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gowa.
" Korban akan dilakukan operasi mata bagian kanan," ucap Zulpan, dikutip dari Merdeka.com.
Dream - Ilmu hitam dan pesugihan masih banyak dipercaya di sejumlah daerah. Yang menyedihkan keyakinan menyimpang dari agama yang dilakukan tersebut seringkali memakan korban orang terdekat seperti suami, istri, bahkan anak-anak mereka.
Salah satunya korban pesugihan itu terjadi di Gowa, Sulawesi Selatan. Seorang anak berinisial AP hampir dicungkil matanya untuk dijadikan tumbal.
Tindakan keji tersebut diduga dilakukan oleh orangtua, kakek, nenek, serta paman AP di rumah korban.
Beruntung kejadian tersebut sempat dipergoki oleh Bayu, paman lain dari korban AP, yang masuk ke rumah ketika mendengar tangisan.
" Saya ini dari melayat dan duduk di depan rumahnya. Tiba-tiba ada tangisan dan ketika masuk ke rumahnya, ternyata anak ini mau dicungkil matanya. Kakek, nenek, dan pamannya ikut memegang," ungkap Bayu dilansir dari Liputan6.com, Sabtu 4 September 2021.
Saat dipergoki, orangtua AP sedang ingin mencungkil mata dan dibantu oleh kakek, nenek, serta pamannya yang memegang tangan serta kaki korban.
Namun, rencana tersebut tidak jadi dilakukan setelah dipergoki Bayu yang telah menduga AP dianiaya dan ingin diambil mata kanannya untuk tumbal.
Dia pun mengetahui bahwa orangtua, kakek, nenek, dan pamannya sedang mendalami ilmu hitam serta pesugihan.
" Betul. Ada halusinasi gaib seperti itu. Keluarga lain mengaku kalau mereka belajar ilmu hitam" .
Setelah dipergoki, AP langsung dibawa ke Rumah Sakit Syech Yusuf Gowa dan menjalani perawatan intensif untuk mengobati luka di mata kanan serta memar di seluruh tubuh.
(Sah, Sumber: Liputan6.com)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN